Zetizen-Pesawat terbang sudah menjadi teknologi yang sangat membantu kehidupan manusia. Pernah bertanya-tanya bagaimana pembuatan pesawat? Pembuatan pesawat tentu sangat kompleks dan tidak terlepas dari peran seorang aerospace engineer. Bagaimana keseharian seorang aerospace engineer? Yuk, kita simak!
Aerospace engineer pada dasarnya adalah mempelajari berbagai aspek dari pesawat. Mulai merancang, membuat, hingga mengoperasikan pesawat terbang. Semua bisa dilakukan seorang aerospace engineer.
Meski di Indonesia masih terbilang cukup jarang, aerospace engineer punya peran yang sangat penting calam mencapai kemandirian dirgantara nasional, lho! Dunia penerbangan merupakan teknologi yang paling maju. Hal itulah yang membuat komponen mesin dalam pesawat sangat kompleks. "Singkatnya, pesawat itu kan besar dan membawa penumpang, jadi harus kuat, tetapi ringan; aerodinamis, tapi gampang diproduksi; dan pastinya harus sangat aman. Menurutku, aerospace engineer ini pekerjaan yang keren banget sih," tutur Patricia Lim, insinyur kontrol sistem drone di PT Iter Aero Industry.
Karena teknologi dunia penerbangan itu sangat advanced, aerospace engineer punya peran dan jobdesc bergantung keahliannya. Ada yang menjadi ahli struktur, aerodinamika, kenali, avionic (elektrik), dan masih banyak lagi. Sekarang perusahaan UAV atau unmanned aerial vehicle itu tengah naik daun di dunia penerbangan. Jobdesc-nya pun dari kontrol, pilot, mapping, manufaktur, hingga sertifikasi.
Nggak hanya itu, ada juga pekerjaan yang tidak terlalu "teknis" seperti sales engineering yang harus mengerti tentang pesawat sebelum menjualnya. Ada juga orang yang bekerja di airport dalam mengurus operasional dan pengaturan pesawat, serta bekerja di airlines untuk menghitung cost dan memastikan rute pesawat bisa menghasilkan keuntungan.
Patricia Lim, insinyur kontrol simtem drone
di PT Iter Aero Industry
"Kalau bilang susah, setiap bidang pasti ada kesulitannya sendiri-sendiri. Sewaktu kuliah, aku selalu mengatasi kesusahan itu dengan ikut kegiatan dan tomba yang berhubungan dengan jurusanku. Berlatih dan secara rutin juga membantuku untuk lebih memahami materi yang dipelajari di kelas," tuturnya.
Pekerjaan aerospace engineer memang memerlukan gelar engineering, tapi ada banyak posisi di dunia kedirgantaraan yang tidak memerlukan gelar aerospace engineer, lho. Misalnya, ATC (air traffic controller), mechanics, dan repairman yang memerlukan lisensi tertentu.
Aerospace engineer punya prospek yang besar ke depan karena banyak hal yang selalu bisa ditingkatkan di dunia mesin pesawat. Seorang aerospace engineer juga bisa bekerja di bidang field lain. Misalnya, jika kamu seorang spesialis di ahli struktur, kamu bisa berkesempatan untuk ditempatkan sebagai ahli struktur di MRT. Ahli aerodinamika dan dinamika fluida bisa mengurus piping di oil dan gas serta ahli kontrol bisa bekerja di segala bidang automasi.
Meski bidang teknik selalu identik dengan peran "laki-laki”, hal itu tidak membuat perempuan mundur, lho! "Kalau mengalami perlakuan yang berbeda secara signifikan sih, tidak pernah ya, cuma sering dengar istilah 'perempuan mana bisa jadi pilot UAV, responsnya tidak sebagus laki-laki' atau 'perempuan tidak bisa memimpin'. Semua itu salah kok! Aku sendiri pernah pegang tanggung jawab yang umumnya dilihat nggak bisa dipegang seorang perempuan', intinya diri saja," ungkap aerospace engineer asal Bandung tersebut.
Menurut Patricia, banyak perempuan yang jadi nggak percaya diri karena merasa kapabilitas mereka kurang dari laki-laki. Padahal, sayang kalau banyak talenta perempuan yang terbuang hanya karena stereotip itu. Gender tidak menjadi penentu kesuksesan kita. Selama bisa membawakan value dan apa yang dibutuhkan masyarakat, orang tidak akan memandang gender pastinya.
Do what you like and work hard for it. Perempuan bebas memilih apa pun yang disukai, termasuk menekuni bidang yang memang menjadi passion-nya. "Jangan takut dan nggak percaya diri. Kalau memang suka, belajar dan cari pengalaman sebanyak mungkin. Sering-sering tanya sama yang sudah berpengalaman, cari mentor, ikut lomba, dan yang paling penting adalah girls support girls," pesan Patricia. Happy International Women's Day! (elv/c12mel)