zetizen

Padukan Style Modern dengan Balutan Kain Tradisional

Trend

Semarak dengan Ragam Pilihan Corak

Zetizen-Tren fashion kini, tampaknya, tidak hanya dipengaruhi mode dari Barat yang erat kaitannya dengan aesthetic atau mode fashion high-end yang mewah dan nyentrik. Lambat laun, tren fashion kerap memadukan unsur tradisional dalam negeri yang awalnya hanya bisa dikenakan di acara formal, kini bisa dikenakan sebagai pakaian untuk gaya sehari-hari. Hal tersebut dibuktikan dengan tren Berkain Bersama yang sempat mewarnai timeline media sosial yang menunjukkan anak-anak muda memadukan fashion dengan menggunakan kain tradisional.

Tidak ada yang tahu pasti siapa yang kali pertama memperkenalkan tren ini hingga dapat menarik perhatian banyak anak muda Indonesia untuk turut mengkreasikan pakaian sehari- hari dengan sentuhan kain tradisional. Namun, tren ini mulai marak dikenakan anak-anak muda pada awal 2021. Mulai kreasi yang ditunjukkan melalui aplikasi TikTok, inspirasi OOTD yang diunggah di Instagram, hingga sederet anak muda yang tampak serasi memenuhi objek-objek wisata dengan mengenakan kain sebagai aksesori untuk mempercantik penampilan mereka.

Hadirnya influencer lokal anak muda seperti Arawinda yang telah lama mengenakan kain sebagai pakaian sehari-harinya menjadikan tren ini semakin menarik dan menepis stigma bahwa kain tradisional hanya bisa dikenakan untuk acara-acara formal. "Aku sendiri tertarik untuk ikut dalam tren Berkain Bersama ini karena melihat banyak orang yang mulai PD memakai kain sebagai pakaian sehari-hari. Awalnya ragu buat ikutan karena takut dibilang norak, padahal sudah lama barget pengin nyoba pakai kain, tapi akhirnya punya keberanian juga semenjak tren ini muncul," ungkap Novia Azizah, siswi SMAN 15 Surabaya yang tertarik mengenakan kain sejak tren Berkain Bersama mewarnai media sosial.

 

Kain sebagai salah satu pakaian sehari-hari juga tidak terbatas dikenakan perempuan karena sering kali penggunaan kain diasosiasikan dengan perempuan. Laki-laki juga bisa mengenakan kain sebagai salah satu aksesori fashion seperti yang ditunjukkan Muhammad Rafi Syahrir bersama temannya yang tampil trendi dalam balutan kain yang dililit sebagai bawahan. Style berkain ini juga sangat cocok dikenakan untuk kamu perempuan berhijab. Sebagaimana yang dikenakan Nanda Mabela yang tampak modis dengan style bold hijab yang dia usung melalui outfit-nya. Semoga dengan adanya tren berkain ini bisa menjadi salah satu bentuk untuk meningkatkan minat anak muda menjaga kelestarian seni dalam negeri yang hadir dalam bentuk kain dan bisa bertahan lama untuk menormalisasi penggunaan kain sebagai pakaian sehari-hari. Mari berkain! (c12/mel)

Zetizen-Salah satu pertimbangan ketika memilih kain adalah corak yang ditonjolkan. Setiap kain memiliki corak tersendiri, bergantung dari jenis atau nilai tradisi yang hendak dibawakan. Pilihan corak khas dari kain berikut ini bisa menjadi inspirasi untuk memilih kain yang tepat sesuai dengan selera. Yuk, intip setiap coraknya! (c12/mel)

 BATIK LASEM

Kain batik lasem memiliki corak yang unik karena datang dari percampuran asimilasi budaya warga pesisir dengan pedagang Tionghoa yang datang ke Nusantara. Hal ini menjadikan motif dari batik lasem berkaitan dengan alam seperti motif burung hong, motif liong atau naga, motif gunung ringgit, dan motif kricak (watu pecah).

 

 

 

 KAIN TENUN LURIK

Kain yang satu ini memiliki ciri khas motif dasar lajuran atau corak garis-garis panjang yang searah dengan helai kain. Motifnya yang simpel menjadikan kain ini banyak diadaptasi dengan model pakaian modern seperti blus dan celana kulot.

 

 

 

 

 

 MOTIF JUMPUTAN

Kain batik jumputan dikenal sebagai kain batik yang dibuat melalui proses jumputan atau ikat celup. Motif yang satu ini kita kenal dengan motif tie-dye. Teknik jumputan dikenalkan para pedagang India yang tiba di Nusantara dan dipengaruhi budaya Tiongkok. Tidak hanya hadir dalam style baju modern, kain jumputan tradisional tidak kalah apik untuk dijadikan aksesori pakaian sehari-harimu.