Are You a Zetizen?
Show Menu

Siapa Yang Harus Bayar?

Ratih Mg Ratih Mg 15 Dec 2022
Siapa Yang Harus Bayar?

Di Balik Budaya Split Bill

Zetizen-Bagi sebagian orang Indonesia, split bill mungkin masih dianggap budaya baru dan nggak lumrah untuk dilakukan saat nge-date sama pasangan. Ternyata, istilah split bill
ini jadi tren di Amerika Serikat sejak 1960-an. Pada era feminisme gelombang kedua, perempuan di masa itu menuntut kesetaraan peran dan beralih jadi membayari laki-laki. Sementara itu, para laki-laki yang berinisiatif mentraktir malah terkesan nggak sopan.

Split bill juga dikenal dengan sebutuan ”going dutch’’. Artinya sama kok, yakni bayar sendiri-sendiri. Apa hubungannya dengan Dutch, orang-orang Belanda? Eits, bukan itu! Pada saat itu di Eropa, High Dutch adalah sebutan bagi mereka yang tinggal di beberapa daerah bagian Jerman. Mereka berimigrasi ke Pennsylvania pada abad ke-17 dan dikenal sebagai Pensylvania Dutch. Kelompok tersebut berbangga diri atas kebiasaannya yang nggak suka berutang dan membayar sendiri saat pergi makan ramai-ramai.

Setiap negara ternyata punya istilah sendiri loh buat split bill. Di Surabaya, kita mungkin lebih familier dengan sebutan BDD alias bayar dewe-dewe. Sementara itu, menurut Reader’s Digest, orang Mesir menyebutnya englizy atau English-style. Nah, kalau di Pakistan, orang menyebutnya the American system. Gimana kalau di daerahmu?

Tenang, split bill nggak memengaruhi apa pun dalam hubungan percintaan kok. Orang yang lebih suka ditraktir nggak berarti matre. Begitu juga dengan yang selalu bayar sendiri, belum tentu egois dan paling superior. Buat kencan pertama sih sebaiknya selalu siap bayar sendiri-sendiri ya karena kita nggak tahu pasangan kita lebih suka yang mana. Nah, untuk kencan berikutnya, bikin kesepakatan deh. Nggak usah takut! (sak/c13/rat)

Tanggapan Zetizen tentang Aturan Split Bill saat Nge-Date

”Jalan, yuk! Tapi, bayar sendiri-sendiri ya.’’– Si Pacar

KALAU keluar sama pacar, siapa sih yang bayar makannya? Cowokmu atau split bill? Saat akun TikTok @yenny.cunarto bikin video tentang dirinya yang nggak mau split bill, netizen langsung heboh! Nah, gimana tanggapan Zetizen? Apalagi, tanpa kita sadari, dibayarin cowok saat makan di luar itu lumrah. Yuk, disimak! (sak/c13/rat)

 Paling Aman Ya Dibagi Dua

Kita kan pacaran, bukan organisasi yang ada bagian keuangannya. Jadi, nggak mungkin hanya satu orang yang bertanggung jawab dalam urusan uang. Kita sebagai cewek juga nggak pernah menuntut untuk selalu ditraktir kok. Soalnya, masing-masing dari kita kan punya value dan keadaan finansial yang beda. Cara yang paling aman ya dibagi dua.

Selama pacaran itu masih dijalani dua orang, cewek juga harus effort dong! Karena sama-sama belum berpenghasilan, biasanya aku nabung. Sebisa-bisanya tetap tertib dengan apa yang jadi kebutuhanku sendiri. Senin sampai Kamis nabung buat keperluan pribadi, lalu Jumat sampai Minggu nabung   buat dating. Supaya pengeluaran kita juga tetap teratur. Aku sih, yes!’’

Putri Amanda,
Universitas Paramadina Jakarta

 Daripada Gengsi, Mending Sendiri-Sendiri

Sejujurnya, aku merasa nggak enak banget kalau dibayarin. Kayak punya utang gitu. Berusaha sadar diri aja sih karena kalau masih sekolah kayak aku pasti uang jajannya sama-sama minta ke orang tua. Jadi, kalau putus nggak akan ada beban, apalagi sampai diungkit-ungkit. Lagi pula, kalau masih pacaran gini belum ada kewajiban siapa bayarin siapa kan?

Lebih baik gantian. Misalnya, kalau dia udah beli tiket nonton, aku yang beli makan. Bisa juga dijadwalin, kalau hari ini dia yang keluarin uang, berarti minggu depan aku. Sesimpel itu. Anehnya, cowok itu kadang merasa gengsi kalau dibayarin. Jadi, daripada berantem, mendingan bayar sendiri-sendiri.’’

Nandina Metafani,
SMAN 17 Surabaya

 Cewek Itu Realistis

Kita sebagai cewek itu secara naluri pasti nggak bilang, ’Bayarin ya!’ Walau sebenarnya bayar-membayar itu tugas cowok. Ya nggak? Jadi, hitung-hitung mereka latihan
menafkahi keluarga suatu hari nanti. Sebagai cewek, kita pasti juga berusaha terlihat baik di mata orang dengan merawat dan mengembangkan diri secara fisik maupun cara berpikir. 

Aku sih nggak setuju kalau cewek selalu disebut matre. Selain buat diri sendiri, pengeluaran kita kayak treatment dan skincare itu kadang juga buat orang lain, salah satunya pacar. Itu kenapa cewek-cewek wanna be treated like a princess. Sekarang mungkin udah nggak akan ada yang munafik kalau cewek memandang cowok dari
hartanya juga, sebagai cerminan diri gitu. So, menurutku split bill masih kurang masuk akal sih.’’

Anisyah Febriyana,
STIESIA

RELATED ARTICLES

Please read the following article