Are You a Zetizen?
Show Menu

Tren di Tengah Pandemi

Abiyoso Mg Abiyoso Mg 15 Dec 2022
Tren di Tengah Pandemi

Zetizen-Merebaknya virus korona di seluruh dunia menjadikan virus tersebut ditetapkan sebagai pandemi. Alhasil, orang berbondong-bondong berbelanja berbagai kebutuhan untuk membentengi diri dari virus. Beberapa item yang dikenakan untuk melindungi diri dari virus kini malah menghiasi tren mode fashion. Mulai masker, sarung tangan, hingga make-up. Tiga tren itu cukup kontroversial dengan menempatkan diri sebagai tren fashion di tengah pandemi korona. (c12/mel)

Mask – Cover You in Trendy Way

Kini berbagai inovasi model masker dengan berbagai pattern mulai dikembangkan desainer atau brand fashion untuk membuatnya lebih trendi. Sebut saja desainer asal Jordania, Samia Alzakleh. Dia membuat desain masker dengan hiasan rhinestone imitasi untuk meng-encourage orang-orang agar menggunakan masker, tapi tetap terlihat stylish. Hal tersebut juga dilakukan brand Marine Serre asal Prancis yang memperlihatkan sederet koleksi face mask terbarunya dalam Paris fashion Week.

Gloves – A Touch of Fierce

Ini bukan sarung tangan medis yang biasa digunakan untuk melakukan operasi, melainkan sarung tangan buatan para desainer internasional dengan desain yang unik dan menawan. Salah satu jenis sarung tangan yang cukup menarik perhatian adalah opera gloves, yang pernah dikenakan Margot Robbie saat peluncuran film Birds of Prey. Desainer Marco de Vicenzo juga merancang sarung tangan transparan dengan detail kristal pada pergelangan tangan. Disusul Moschino yang yang membawakan sarung tangan dengan tema floral pada koleksi Summer 2020

Make-Up – Coronavirus Inspired Look

Selain outfit, make-up terkena cipratan tren di tengah pandemi ini. Trennya pun terbilang cukup kontroversial. Sebut saja Ayanna Sabrina. Dalam channel YouTube[1]nya, dia mengunggah Corona Virus Inspired Make-Up Look. Ada juga beauty influencer asal Iraq, Fatima Aldewan, yang memberikan tip tutorial make-up ketika menggunakan masker. Hal itu cukup kontroversial karena dianggap tidak respect terhadap korban yang terkena virus korona. Kalau menurut kalian, gimana?

Zetizen-Sepertinya bukan hanya industri lain yang terkena dampak dari persebaran virus korona, industri fashion dunia sedikit banyak juga mendapatkan pengaruh akibat wabah itu. Banyak banget acara fashion, termasuk peragaan busana, yang terpaksa dibatalkan untuk mengurangi persebaran virus Covid-19. Tren fashion yang terus berubah mengikuti zaman ternyata juga berlaku bagi situasi saat ini, loh. Terbukti, masker dan make-up jadi salah satu tren fashion terbaru yang hadir di tengah-tengah pandemi ini.

Dilansir dari Global Cosmetics, Alibaba justru mengalami lonjakan pembelanjaan kosmetik sebesar 150 persen pada produk eye shadow dan lipstik. Sebab, selama masa karantina, orang-orang cenderung memiliki waktu luang yang ternyata membuat mereka ingin mengasah kemampuan ber-make up selama melakukan social distancing di rumah. Selain itu, masker wajah jadi salah satu alat wajib yang masuk sebagai kebutuhan pencegahan persebaran virus yang justru dijadikan sebuah fashion item wajib. Meski keefektifan masker masih dipertanyakan, banyak brand mode dunia yang mulai memodifikasi masker sehingga menjadi lebih trendi.

”Jika pandemi ini terselesaikan dalam beberapa bulan ke depan, itu tidak akan mengerikan. Tapi, jika berlangsung selama dua tahun, ceritanya akan lain lagi,” ujar CEO LVMH Bernard Arnault dalam Vogue saat menanggapi bagaimana rumah mode dunia harus melewati Covid-19. pandemi yang menjadi kekhawatiran bersama itu pun telah mendorong untuk melakukan kegiatan sosial seperti LVMH yang telah menyumbangkan pasokan medis sebesar USD 2,4 juta untuk Yayasan Palang Merah Tiongkok.

Merek baju Polo Ralph Lauren berencana memproduksi 250.000 masker dan 25.000 pakaian isolasi untuk para medis sebagai bentuk komitmen dari Ralph Lauren Foundation. Hal tersebut turut dilakukan Mango yang menyumbang 2 juta masker untuk rumah sakit di Spanyol serta menutup beberapa toko mereka untuk menghentikan persebaran virus korona. 

Selain melakukan gerakan untuk membatu korban virus korona, Lacoste mengambil beberapa keputusan di tengah wabah Covid-19. ”Kami telah memilih untuk mempertahankan gaji semua karyawan Lacoste di seluruh dunia dengan 100 persen gaji tetap untuk Maret dan April 2020,” ujar CEO MF Brands Group and Lacoste Thierry Guibert dilansir melalui fashion United.

Well, meski harus melakukan beberapa langkah demi menyelamatkan bisnis mode, beberapa brand kelas dunia telah turut meramaikan tren fashion korona dengan memproduksi masker sebagai bentuk aksi kemanusiaan. (Vogue/lia/c12/ mel)

RELATED ARTICLES

Please read the following article