Are You a Zetizen?
Show Menu

BEING ASIAN

Ratih Mg Ratih Mg 16 Dec 2022
BEING ASIAN

Keuntungan Menjadi Cewek Asia saat di Luar Negeri

’’Zetizen-Enak ya jadi bule bisa blablabla.’’ Ada yang sering merasa insecure karena terlahir sebagai orang Asia? Perasaan iri pada rumput tetangga biasanya hilang saat merasakan sendiri rasanya menginjak rumput tetangga. Salah satunya dengan ikut program exchange. Seperti apa sih pengalaman Zetizen yang bikin dia justru bersyukur jadi cewek Asia? Yuk, disimak! (sak/c18/rat)

Aprilya Nur Kinanti,
SMK Pratidina Bhayangkara
Makassar

 Punya Ribuan Teman, Dikira Artis

’’Waktu itu ada poster program pertukaran pelajar dan aku langsung coba daftar. Aku kan siswa SMK jurusan keperawatan. Jadi rasanya makin kepo, bisa nggak ya anak SMK ikut pertukaran pelajar? Eh, ternyata waktu naik kelas XI tahun 2019, aku lolos seleksi dan ditempatkan di Polandia selama tiga bulan dan Belgia selama dua minggu!

Hari pertama masuk sekolah di Polandia sih sama deg-degannya kayak di Indonesia. Apalagi, anak-anak di sini punya trust issue terhadap orang Asia yang dirasakan salah satu teman exchange-ku yang berasal dari Hongkong. Dia jadi sulit banget dapat teman dan sering dipandang aneh. Tapi, sebagai satu-satunya orang Asia yang berkulit cokelat dan berambut hitam, aku dapat sambutan yang lebih hangat.

Oh iya, sewaktu exchange kan aku masuk di kelas XII. Tapi, aku malah merasa seperti belajar di kelas X. Semua mata pelajarannya sudah pernah diajarkan di Indonesia.
Contohnya aja di kelas bahasa Inggris level paling tinggi. Mereka masih membahas conditional sentence yang udah aku pelajari di kelas 10 lho! Bukannya merasa superior sih, tapi emang guru di sana sangat membebaskan muridnya untuk mencari apa yang benar-benar mereka suka.

Ditambah lagi, orang Asia itu ternyata lebih melek teknologi. Mungkin karena memakai teknologi sebagai hiburan. Teman-temanku masih pakai Facebook daripada Instagram. Waktu mereka tahu kalau temanku di Facebook ada 5 ribuan, mereka mengira aku artis! Padahal kan rata-rata anak seusiaku udah punya Facebook dari SD. Hahaha.’’

CLASSMATES: Aprilya bersama teman-teman dari
LO W Centrum Edukacyjnym Radosna Nowina setelah memperkenalkan budaya Indonesia
di hadapan 300 siswa lainnya pada 22 November 2018.

 

 

 

 

Daniella Pia Darmanto,
SMAN 28 Jakarta

Terbiasa Menghafal, Jadi Guru Dadakan

’’Tahun 2018, aku lolos serangkaian seleksi internasional untuk program pertukaran pelajar ke Republik Ceko, tempat yang emang aku mau. Di sana aku sekolah, les bahasa, dan ikut klub olahraga. Tujuan programku adalah pertukaran budaya, entah itu budaya yang ’’terlihat’’ maupun budaya yang tersirat. 

Kurikulum di sini beda banget sama sekolahku di Indonesia. Murid-muridnya lebih mengutamakan keahlian nonakademik. Aku yang terbiasa menghafal rumus-rumus logaritma malah sempat jadi guru, karena teman-temanku butuh dijelasin lebih rinci! Mereka juga kaget lho saat tahu aku bisa bahasa Mandarin. Dari situ, mereka menganggap orang Asia itu pintar.

Pada dasarnya, orang Asia punya rasa ingin tahu yang besar. Dari SD aja, kita udah dituntut punya nilai bagus di semua mata pelajaran. Ada juga yang masih les bakat.
Sampai ada yang bilang, ’Udah, kasih ke Pia aja. Dia kan bisa segalanya.’ Dari situ, aku merasa willingness untuk belajar jadi bertambah.

Sejujurnya aku masih menggunakan teori tarik ulur untuk beradaptasi dengan mereka supaya aku tahu batasan bagaimana harus bersikap. Nah, ternyata mereka kaget
kalau orang Indonesia itu punya gap dengan batasan umur. Aku pernah menunduk saat lewat di depan orang yang sedang mengobrol dan ditanya, ’Ngapain tadi kayak gitu?’. Lebih kaget lagi, ternyata mereka nggak setuju karena kita semua dianggap sama. Makanya, sering banget di sini anak kelas X berteman akrab dengan anak kelas XII.’’

 ACROSS THE GLOBE: Pia bersama peserta exchange lainnya dari berbagai
 negara. Dari mereka, Pia jadi memiliki banyak koneksi mancanegara yang dikenalnya
 hingga sekarang. 

 

 

 

 

Kebiasaan Unik Check…

Nasi Pengganti Lem Kertas
Siapa sih yang nggak pernah mengganti lem dengan nasi? Waktu masih kecil, kita pasti menganggap ini semua adalah kekuatan magic.
Ngomong-ngomong, lem beras ini digunakan untuk membuat kerajinan tradisional di Jepang lho!

 

Mengukur Celana tanpa Mencoba
Ajaib memang! Kebiasaan ini banyak dilakukan orang China dan Vietnam, sometimes Indonesia. Ukuran celana dinilai pas jika bisa memuat setengah
lengan kita, mulai dari siku hingga kepalan tangan. Percaya nggak?

Sumpit Serbaguna
Nggak hanya dipakai untuk makan mi atau sushi, orang Asia juga terbiasa memakai sumpit untuk hal lain. Mulai
dari tusuk konde, makan keripik kentang, hingga menjadi suvenir pernikahan!

Jajanan Modifikasi
Pasti nggak asing dong dengan jajanan es kepal? Atau keripik kentang rasa bunga sakura? Ternyata, memodifikasi bahan
makanan dan menjadikannya menu kuliner yang unik adalah hobi orang Asia lho!

Hemat tapi Nekat
Di Indonesia, mungkin kita sering menjumpai orang-orang yang melebihi kapasitas penumpang di kendaraan.
Kalau di China dan Jepang, hal ini lumrah banget lho! Intinya, lebih baik terlambat daripada membolos! (c18/sak)

 

 

 

RELATED ARTICLES

Please read the following article