Are You a Zetizen?
Show Menu

Busana sebagai Wujud Protes

Ratih Mg Ratih Mg 17 Jan 2023
Busana sebagai Wujud Protes

Zetizen-Sebelum akhirnya menjadi ikon Busana trendi yang dikenakan seperti sekarang, beberapa outfit fashion memiliki makna tertentu yang mewarnai cerita sejarah yang cukup berpengaruh pada masa lalu. Sebut saja beberapa, antara lain, jeans, turtleneck, dan Busana gaya bohemian yang sempat menjadi simbol protes pada masanya. Seperti apa cerita di baliknya? Simak yuk ulasan berikut! (c12/mel)

CIVIL RIGHTS MOVEMENT: Para buruh kulit hitam kerap menggunakan jeans sebagai
atribut ketika melakukan gerakan protes.

DENIM

Simbol Perjuangan Para Penyintas Kekerasan Seksual

Denim bisa dibilang salah satu fashion item wajib yang hampir semua orang punya. Selain karena bahannya yang nyaman untuk dikenakan saat beraktivitas sehari-hari,
denim sangat mudah dipadu padan dengan fashion item atau aksesori lain. Tanggal 29 April ditetapkan sebagai Hari Denim yang mengajak orang-orang untuk mengenakan denim pada hari tersebut sembari menyebarkan awareness bahwa penggunaan denim merupakan wujud untuk mendukung para penyintas kekerasan seksual.

Kampanye ini terbentuk pada 1999, tepatnya di Italia, di mana terdapat lonjakan laporan kekerasan seksual atau pemerkosaan yang menyasar perempuan yang mengenakan jeans ketat. Banyak di antara para penyintas ini yang mendapat perlakuan tidak adil oleh pihak pengadilan karena orang-orang pengadilan melihat bahwa kesalahan dari peristiwa pemerkosaan maupun pelecehan seksual yang terjadi disebabkan perempuan mengenakan jeans ketat yang dianggap menarik nafsu lawan
jenisnya. Fenomena yang kemudian disebut ”jeans alibi’’ ini alhasil menyulut para perempuan di Italia, tidak terkecuali penegak hukum yang berjenis kelamin perempuan, bersama-sama mengenakan jeans sebagai wujud protes atas keputusan hukum yang cenderung menyalahkan korban.

Gerakan ini lantas menyebar di Los Angeles, Amerika Serikat, pada 1960 yang juga mengadakan aksi protes dengan menggunakan jeans. Gerakan ini lantas menjadikan denim memiliki makna tersendiri sebagai simbol untuk menentang segala bentuk kekerasan seksual yang disebabkan pakaian yang dikenakan perempuan sekaligus
mengajak setiap perempuan untuk merasa nyaman dengan apa pun yang dikenakan tanpa takut keamanannya terancam.

 

FLOWER & BLACK POWER: Foto atas, generasi bunga membawakan aksi
perdamaian dengan bernyanyi dan menari. Sementara itu, anggota Black
Panther Party (bawah) tampak gagah dengan balutan pakaian serbahitam.

TURTLENECK

Seragam Unjuk Rasa Kelompok Partai Black Panther

Kelompok orang kulit hitam sering mendapat perlakuan diskriminasi, baik oleh masyarakat sekitar maupun para aparat. Kekerasan yang kerap kali diterima kelompok ini lantas menggerakkan pemuda bernama Bobby Seale dan Huey P. Newton untuk membentuk Partai Black Panther pada 1966 yang memiliki fokus memonitoring aktivitas para aparat untuk menghindari tindakan brutal yang menyasar komunitas kulit hitam. Selain pergerakan yang berfokus pada aktivitas politik untuk menguatkan komunitas kulit hitam, Partai Black Panther mengusung semangat untuk menunjukkan standar penampilan bahwa orang kulit hitam juga bisa terlihat menarik. 

Para anggota Black Panther lantas menunjukkan dengan mengenakan turtleneck hitam, jaket kulit berwarna hitam, dan beret yang juga berwarna hitam. Tiga fashion item tersebut menjadi ikon dari gerakan kelompok Black Panther sebagai wujud bahwa warna hitam bisa menunjukkan semangat solidaritas yang positif, orang kulit hitam bukanlah ancaman bagi kelompok lain, dan sebagai wujud untuk mencintai kulit warna hitam yang mereka miliki.

 

UNSURETNIK : Motif bergaya etnik era 70-an
kerap mewarnai dress bergaya bohemian.

BOHENMIAN

Bentuk Perdamaian Pemuda Hippie

Tahun 1960-an bisa dibilang masa-masa paling mencekam bagi penduduk Amerika Serikat karena tingkat peperangan dan konflik internasional yang tinggi. Hal ini secara tidak langsung telah memengaruhi efek psikologis warga negaranya yang menimbulkan rasa takut, cemas, dan ketidakpastian di tengah kondisi perang yang semakin memburuk. Pada masa ini, para pemuda melahirkan sebuah budaya tanding (counterculture) yang terbentuk di komunitas seperti Bohemianisme, Romantisisme, hingga kelompok Hippie yang merupakan perlawanan dari budaya mainstream sehingga membentuk pola pikir, budaya, dan seni yang mereka yakini.

Melalui semangat aksi perdamaian dan gaya santai yang dibawa para pemuda Hippie, mereka beramai-ramai berkumpul untuk mengangkat isu-isu seputar kesenjangan sosial, ancaman nuklir, dan diskriminasi rasial yang diangkat menjadi salah satu agenda dalam gerakan yang dilakukan generasi flower generation ini. Gerakan ini semakin luas dan berkembang seiring dengan semangat yang mereka bawakan dalam semboyan ”fight with flower’’ yang melambangkan kelembutan.Sederhananya, para generasi bunga ini mencoba untuk merepresentasikan kehidupan yang bebas, menyatu dengan alam, dan menciptakan perdamaian.

Corak gerakan mereka juga terlihat dari pakaian bergaya bohemian yang khas dengan pakaian model loose, motif yang dipengaruhi abad pertengahan, dan sentuhan etnik yang ditunjukkan dengan baju berhias fringe atau renda. Gaya pakaian bohemian merepresentasikan sifat para pemuda yang santai, lembut, dan datang untuk membawa perdamaian.

 

 

 

RELATED ARTICLES

Please read the following article