Are You a Zetizen?
Show Menu

Grand Master of Chess

Ratih Mg Ratih Mg 17 Jan 2023
Grand Master of Chess

Zetizen-Setelah Emily in Paris, sekarang penikmat serial TV Netflix menggandrungi The Queen’s Gambit. Dibintangi Anya Taylor-Joy, serial ini menceritakan kisah seorang yatim piatu bernama Beth Harmon yang ingin menguasai permainan catur. Satu per satu perlombaan dimenangkannya meski Beth masih remaja. Yang membuat sosok Beth stand out adalah kehadirannya sebagai perempuan di dunia laki-laki. Kenapa TV serial ini sampai mendapat rating 100 persen dari Rotten Tomatoes?

PROVE THEM WRONG: Beth justru mencuri perhatian karena langsung menjuarai kompetisi
regional di kali pertamanya berlomba.

Meski mengusung dunia catur, kamu nggak perlu tahu tentang permainan catur untuk menontonnya. Sebab, sutradara Scott Frank mengemasnya dengan apik sehingga penonton tetap bisa menangkap the beauty of chess secara ringan. Jadi, nggak heran kalau banyak yang menonton serial yang diusung dari novel berjudul sama karya Walter Tevis ini secara maraton. Senagih itu! Wah, jangan-jangan ceritanya receh? No, no, no. Di mata pakar catur Dylan Leob McClain, adegan catur dalam The Queen’s Gambit malah otentik banget.

”Turnamen di era tersebut memang kebanyakan dilaksanakan di tempat-tempat nyeleneh dan kotor, termasuk turnamen di Amerika Serikat. Bahkan, pada 1964–1965 nggak ada turnamen,’’ tulis McClain dalam NY Times mengenai adegan saat Beth dan Benny Watts (Thomas Brodie-Sangster) bertanding di United States Chess
Championship 1967. Yap, dari serial ini, kita jadi tahu betapa kompetitifnya dunia catur, bahkan di Moskow, Rusia, yang menurut film, orang-orang dididik sejak kecil untuk menjadi atlet catur.

 

BREAK THE BARRIER: Tinggal di panti khusus perempuan, Beth dilarang bermain bersama pembersih sekolah karena dirasa tidak
pantas. Apalagi, permainan catur adalah permainan laki-laki.

Beth belajar catur dari office boy sekolahnya, Mr. Shaibel (Bill Camp), di basemen. Setelah diadopsi, dia lebih punya ruang gerak dan nekat ikut lomba catur karena ayah angkatnya sudah nggak men-support secara finansial. Ditemani sang ibu angkat, Alma Wheatley (Merielle Heller), Beth ke sana kemari mengikuti perlombaan sampai tingkat internasional. Tapi, di dunia catur, orang Rusia adalah yang terhebat.Salah satunya adalah Borgov (Marcin Dorocinski), sang grand master pada saat itu.

Bertekad mengalahkannya, Beth belajar catur lebih dalam dari Harry Beltik (Harry Melling), pemain catur yang berhasil dia kalahkan di tingkat regional. Lalu, dia pergi ke New York untuk berlatih secara intensif dengan Benny Watts. Sayang, meski Beth sadar kalau dirinya hebat, dia menggantungkan diri pada obat-obatan yang membantu dia memvisualisasikan permainan catur di kepalanya. Dari situ, kita bisa belajar bahwa setiap manusia pasti memiliki ups and downs. Beth bisa melupakan alkohol dan obat-obatnya saat berada di dekat orang-orang yang tulus peduli kepadanya. Salah satunya, Jolene (Moses Ingram), temannya di panti asuhan.

”Meski The Queen’s Gambit adalah film olahraga, tema-tema seperti feminisme, friendship, dan ketidakadilan sosial diusung cukup kental. Itulah yang membuat serial TV sangat spesial dan disukai banyak orang. Selain itu, pergerakan bidak caturnya dirancang pelatih catur ternama Bruce Pandolfini dan grand master Garry Kasparov,’’ tulis kritikus Roger Ebert dalam situsnya.

Masih ragu mau nonton The Queen’s Gambit? Sosok Beth Harmon membuat kita yang meragukan cita-cita jadi semangat untuk ”bertanding’’ lagi. Sosok Beth Harmon juga membuat kita sadar bahwa sehebat apa pun manusia, kita nggak bisa hidup sendiri. Sosok Beth Harmon pun membuat kita tertarik untuk mencari gebetan atlet catur karena pasti otaknya encer! Ha ha ha. (c12/rat)

RELATED ARTICLES

Please read the following article