Zetizen-Selamat Hari Anak Sedunia! Hal paling menyenangkan saat menjadi anak-anak adalah bisa bebas bermimpi tanpa harus berpikir panjang. Jadi, kamu harus banget memaksimalkan kemampuan, bakat, dan minat untuk meraih apa yang kamu cita-citakan. Karena siapa pun pasti bermimpi untuk menjadi seseorang yang membanggakan di usia muda. Sebagaimana Jonwin Fidelis Fam, siswa SMA Kristen 1 Penabur, yang berhasil menyumbang mendali perunggu dalam Olimpiade Astronomi dan Astrofisika Internasional (IOAA) 2020. Yuk, intip kisahnya!
Sejak kecil, siswa kelas XII ini sudah sangat interest dengan dunia astronomi, loh. ”Dulu aku sering lihat buku-buku national geographic tentang antariksa. Aku merasa kagum dan takjub karena gambarnya sangat indah,” ujar Jonwin. Sampai akhirnya, ketertarikan masa kecilnya tersebut berlanjut ketika Jonwin duduk di bangku SMA. Selain karena gambar antariksa yang menarik hatinya, Jonwin amaze ketika saat itu Amerika sudah bisa mencapai bulan dengan segala kecanggihan peralatan yang ada, di mana sampai di bulan itu merupakan hal yang sangat extraordinary bagi Jonwin. ”Di dunia astronomi, banyak sekali pertanyaan mendalam yang tidak bisa dijawab dan itu membuatku makin tertarik,” lanjut Jonwin.
Berbeda dari siswa lainnya, salah satu yang membuat Jonwin makin tertarik untuk mendalami dunia astronomi adalah ketika masuk ke science club sekolah dan bertemu
dengan kakak kelasnya. ”Kakak kelasku memperkenalkan dunia astronomi dengan sangat menyenangkan sehingga membuat aku makin penasaran tentang keilmuan
ini. Pada saat itulah, pandanganku tentang dunia astronomi berubah. Yang semula hanya tentang rasi bintang, ternyata astronomi sangat kompleks karena berhubungan erat dengan ilmu fisika,” ujarnya. Insight baru tersebut membuat Jonwin makin serius dalam mempelajari astronomi.
Sudah hampir dua tahun berkecimpung dan mempelajari tentang dunia astronomi, pengetahuan Jonwin akan ilmu alam ini udah nggak diragukan lagi untuk anak seusianya. Dengan berbagai kesibukan pelajaran di sekolah dan kebingungannya tentang persiapan ujian nasional, Jonwin tetap harus mempelajari ilmu astronomi untuk
persiapan olimpiade. Karena untuk mencapai IOAA 2020 dengan nama Global e-Competition on Astronomy and Astrophysic (GeCAA), Jonwin telah melewati susahnya tahap demi tahap.
Eits, walaupun sudah sejauh ini mempelajari tentang dunia astronomi, ternyata cita-cita utama Jonwin adalah menjadi seperti B.J. Habibie, loh. ”Aku pengin banget jadi
seperti beliau yang berjasa dalam dunia penerbangan, sebagai putra bangsa yang memajukan penerbangan di Indonesia. Which is, itu yang mendorong diriku untuk memilih jurusan teknik mesin dan dirgantara untuk pendidikanku selanjutnya,” tutup Jonwin. Well, apa pun cita-citanya, menjadi seseorang yang membanggakan nusa dan bangsa adalah tantangan yang harus kita lakukan. Keep dreaming! (c12/lia)
PERJUANGAN Jonwin untuk meraih medali perunggu dalam ajang GeCAA 2020 ternyata nggak mudah, loh. Sebab, Jonwin harus mengorbankan banyak kegiatan menyenangkan yang dilakukan anak-anak seusianya. Namun, nyatanya perjuangan tersebut membuahkan hasil yang membanggakan. Intip perjalanannya! (c12/lia)
Jonwin Fidelis Fam,
SMA Kristen 1 Penabur, peraih medali perunggu GeCAA
Berawal dari menjadi anggota science club sekolah, siapa sangka bahwa itu adalah awal perjalanan Jonwin dalam beragam olimpiade astronomi. “Pada dasarnya, klub sekolah itu memang dipersiapkan agar anggotanya mengikuti olimpiade. Dengan tekad yang sungguh-sungguh dan belajar yang giat, akhirnya aku berhasil menjadi top 3 di DKI Jakarta dalam ajang OSK,” ujar Jonwin. Keberhasilan tersebut membuat Jonwin terpacu untuk menaikkan target ke OSP. Sampai pada akhirnya, dia terus melaju di ajang OSN hingga membawa pulang medali emas.
VIRTUAL:
Olimpiade
Astronomi dan
Astrofisika
Internasional 2020.
Euphoria yang dirasakan saat memenangkan OSN membuat Jonwin harus mengambil keputusan apakah melanjutkan ke ajang Olimpiade Astronomi dan Astrofisika Internasional 2020 atau menghentikan perjuangannya. ”Ibuku memberikan lampu hijau untuk aku berjalan di internasional hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengambil tantangan ronde kedua tersebut,” ujarnya. Banyak rasa takut dan khawatir yang Jonwin rasakan selama persiapan IOAA tersebut. Namun, karena tekad dan
belajar yang giat, dia pun berhasil lolos menjadi salah satu peserta olimpiade bergengsi tersebut. Dari kompetisi itu, Jonwin pun mendapat banyak pengalaman dengan bertemu teman dari belahan dunia serta mengenal kultur budaya baru.
Karena pandemi, GeCCA pun harus diadakan secara online. Karena itu, beberapa keuntungan sempat dirasakan Jonwin. “Dengan kondisi online, keuntungannya aku bisa
mengerjakan di rumah, di mana rumah adalah tempat yang nyaman dan tenang. Itu membantuku tidak gugup saat mengerjakan soal-soal,” ucap Jonwin. Eits, meskipun begitu, Jonwin pun sempat mengalami kendala teknis ketika mengunggah jawaban soal tersebut. Kejadian itu pun sempat membuat Jonwin drop. Tapi, ternyata kerja keras Jonwin membuahkan hasil dengan membawa pulang medali perunggu. It’s mean sebesar apa pun kendala yang kamu hadapi, jika kamu telah bekerja dengan sangat keras dan berdoa, kesuksesan tetap bisa kamu raih.
Jangan putus harapan karena kegagalan bukan seperti yang kita kira sebagai noda terhitam dalam kehidupan. Namun, kegagalan adalah satu pelajaran yang bermakna bagi diri kita. Sebab, tujuan kegagalan adalah mencari jalan sukses yang lebih baik dan sempurna.
HOBBIES - SPORT AND HEALTH
Ini Alasan Mengapa Pemenang Olimpiade Selalu Gigit Medali
Di antara foto kemenangan Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad yang banyak beredar, ada pose di mana mereka terlihat menggigit medali. Dan uniknya, pose itu hampir dilakukan seluruh pemenang medali olimpiade di seluruh dunia. Kenapa ya mereka semua?