Zetizen.com - Pengakuan presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang bilang bahwa Yerusalem merupakan ibukota Israel bikin geger dunia. Yap, selama ini Yerusalem emang dalam status quo, apakah menjadi milik Israel atau tetap milik Palestina. Punya pengaruh yang begitu besar, emang apasih spesialnya kota Yerusalem ini?
Menjadi Kota Suci 3 Agama
Sejarah mencatat bahwa pada zaman dahulu, Yerusalem adalah kota yang diperebutkan oleh banyak pihak. Mulai dari perebutan antara raja Babylonia dan Raja Persia, hingga perang Salib yang merupakan perang umat Kristen dan Islam terjadi memperebutkan kota ini. Yerusalem menjadi penting, soalnya kota ini menjadi kota suci 3 agama, yaitu Islam, Yahudi, dan Kristen.
Baca juga:
Boikot Produk Amerika Serikat! Yakin?
|
Makanya kalau kamu berkunjung ke Yerusalem, jangan heran kalau kamu menjumpai beberapa bagian yang menandakan sebagai wilayah Yahudi, Islam, maupun Kristen.
Tembok Ratapan
Jika kamu sudah menonton film A Murder On the Orient Express, pasti kamu nggak asing lagi dengan tembok batu yang ada di awal film. Tembok Raptapan ini merupakan salah satu destinasi wisata religi kaum Yahudi. Sesuai namanya, tembok ini berfungsi untuk meratapi dosa-dosa di muka bumi. Setelah itu, orang-orang juga akan menyelipkan harapan ke depannya ke sela-sela tembok ini.
Masjid Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsha adalah masjid yang mempunyai cerita bersejarah di dalamnya bagi umat muslim, bersama dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Masjid Al-Aqsha terdiri dari beberapa masjid di dalamnya. Masjid yang berada di Yerusalem timur ini adalah kiblat pertama bagi umat muslim sebelum dipindah ke Ka'bah.
Makanya ketika Trump mengatakan bahwa Yerusalem merupakan ibukota Israel, banyak umat Islam yang memprotes. Seharusnya, Yerusalem menjadi milik umat Islam, Kristen, dan Yahudi bersama-sama.
Status Quo dari PBB
Sejarah panjang Yerusalem yang menyebabkan banyak pertumpahan darah atas nama agama itu pun membuat PBB mengambil jalan tengah. Sejak tahun 1948, PBB menerapkan status quo pada situs-situs religi di kota Yerusalem, yang menandakan kota tersebut jadi wilayah tanggung jawab internasional, bukan milik satu negara tertentu. Status quo yang sama juga diterapkan pada kota Bethlehem, yang juga merupakan kota suci dari berbagai agama.
Karena itulah negara-negara pun geger ketika Trump menyebut Yerusalem sebagai ibukota Israel. Ungkapan tersebut menyalahi kesepakatan internasional yang udah diterapkan sejak tahun 1948.
Bahkan, Presiden Indonesia Pak Jokowi juga menyatakan sikapnya terkait kasus Yerusalem, lho. "Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak AS, Yerusalem jadi Ibu Kota Israel,’’ kata Presiden di Istana Bogor, Kamis (7/12) lalu sebagaimana dilansir dari Jawa Pos.
Editor: Fahri Syadia