zetizen

Pilihan Menu Cerdas untuk Otak

Food & Traveling

Zetizen-Tahu nggak sih, makanan yang kita makan ternyata nggak cuma berfungsi mengisi perut dan menguatkan fisik? Ada makanan-makanan yang berfungsi khusus dan tidak mengarah ke fisik, lho. Yap, brain food! "Makanan otak" ini bisa mening- katkan mood, daya ingat, hingga konsentrasi. Penasaran? (c12/kch)

Kafein

Suka ngopi? Kafein maupun antioksidan di dalamnya berfungsi banget buat otak. Kafeinnya bisa membantu meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi, lho!

Dark Chocolate

Dibuktikan dalam berbagai penelitian, dark chocolate dapat meningkatkan memori. Rasa cokelatnya juga merupakan mood booster yang tepercaya sejak dulu.

Sarden

Meski harganya jauh lebih terjangkau daripada salmon dan tuna, sarden juga termasuk makanan yang kaya akan asam lemak omega-3 yang bisa membantu menangkal penyakit Alzheimer.

Kacang

Nggak seberapa doyan ikan? Tenang, untuk sumber omega-3 sekaligus vitamin E, kamu juga bisa mengonsumsi kacang, lho! Cobain deh, makan kuaci, hazelnut, atau kacang almon.

Avokad

Buah avokad bisa membantu menurunkan tekanan darah, lho. Hal tersebut juga berakibat berkurangnya risiko penurunan kognitif.

Telur

Buat kamu yang sudah biasa sarapan saat pagi, telur bisa menjadi sumber vitamin B yang baik, lho. Artinya, telur bisa mencegah terjadinya penyusutan otak.

Di Balik Keefektifan Brain Food

DI balik banyaknya manfaat brain food seperti meningkatkan konsentrasi dan daya ingat, tidak berarti kamu bisa sepenuhnya bergantung pada "makanan otak" ini. Nah, biar nggak penasaran, Zetizen udah tanya langsung ke dr Arif Firiandri SpGK sebagai dokter spesialis gizi klinis di Rumah Sakit Edelweiss Bandung. Simak penjelasannya, yuk!

Kamu mungkin bertanya-tanya apakah brain food benar-benar ada dan punya efek pada kinerja otak. Jawabannya, ada dan memang berdampak. Beberapa makanan yang termasuk ke dalam brain food seperti ikan, cokelat, kacang, kopi, dan buah-buahan mengandung berbagai nutrisi yang dapat menjadi "kekuatan" untuk otak.

"Memang terdapat beberapa jurnal yang menyatakan bahwa mengonsumsi kafein meningkatkan performa memori jangka pendek dan konsentrasi. Namun, tidak berarti mengonsumsi kafein pasti lebih baik daripada yang tidak mengonsumsi pada saat belajar," ujar Arif memberikan contoh. Sebab, itu masih dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya, daya tangkap setiap orang. Nah, brain food memang baik bagi tubuh, tetapi segala sesuatu yang berlebihan tetap tidak baik. "Ambil contoh cokelat," ujar Arif. "Ada cokelat yang kandungan gulanya tinggi sehingga berisiko mengakibatkan kegemukan, lalu berujung ke kencing manis, darah tinggi, dan stroke. Padahal, cokelat bagus buat memperbaiki mood seseorang," jelasnya.

"Boleh mengonsumsi brain food setiap hari, asal tetap dalam batas wajar. Misalnya untuk konsumsi kafein harian, disarankan mengonsumsi kopi hitam tanpa gula atau maksimal gula 1 sendok teh per cangkir." tutur Arif. Selain mengonsumsi brain food, jangan lupa untuk tetap belajar dengan giat karena brain food hanya berfungsi membantu otakmu dalam melakukan proses belajar tersebut. (c12/kch)