zetizen

Dragon Ball Z Kembali ke RPG

Games

Zetizen-Serial Dragon Ball memulai debut dalam format manga pada 1984, lalu diadaptasi jadi anime dua tahun kemudian. Diawali kisah Son Goku kecil, cerita kemudian berlanjut ke Dragon Ball Z yang menampil kan Goku dewasa. Juga sempat muncul Dragon Ball GT, tapi kurang disukai para penggemar sehingga tidak dianggap pakem. Kelanjutan sejatinya adalah Dragon Ball Super yang hingga sekarang masih berjalan.

Dengan sejarah panjang tiga setengah dekade tersebut, puluhan versi game Dragon Ball telah dirilis untuk berbagai mesin. Mulanya cenderung bergenre RPG, tapi kemudian beralih ke genre fighting sejak seri Dragon Ball Z: Super Butouden lansiran 1993. Puncaknya dua tahun silam, yaitu seri Dragon Ball FighterZ yang masuk pertandingan e-sport.

Genre fighting mampu menggambarkan keseruan kisah Dragon Ball yang penuh pertarungan superdahsyat. Tapi, ada satu kekurangannya. Semua petarung harus dibuat seimbang. Padahal, Dragon Ball secara berkala menampilkan para karakter baru yang jauh lebih kuat, lalu Goku dan lainnya berusaha mengejar ketertinggalan tersebut. Mulai Goku kecil yang hanya bisa menggulingkan mobil hingga Goku berlatih dengan Beerus yang mampu menghancurkan planet dengan satu jentikan jari. Pengembangan kemampuan karakter adalah esensi Dragon Ball yang sesungguhnya.

Dengan pertimbangan itulah, Bandai Namco menyiapkan Dragon Ball Z: Kakarot yang kembali ke genre RPG. Segmen pertarungannya tentu masih ada dengan konsep serupa dua seri Dragon Ball: Xenoverse, tapi lebih simpel. Sebagai RPG, porsi terbanyak dalam permainan adalah menjelajahi area, berinteraksi dengan berbagai karakter, serta menjalani berbagai misi sambil menghadapi aneka musuh ringan.

Bisa dilihat dari judulnya, Dragon Ball Z: Kakarot berkisah tentang Goku yang mulai dewasa, menikah dengan Chi-Chi, dan punya anak Son Gohan. Suatu hari, datanglah orang-orang dari planet Saiya, termasuk Vegeta. Petualangan lintas planet pun berlangsung seiring Goku alias Kakarot mengenali jati dirinya. Setelah itu masih berlanjut lagi ke kisah peninggalan Red Ribbon hingga munculnya lawan yang janggal tapi superkuat, yaitu Majin Buu.

Meski Goku jadi suguhan utama, nanti pemain berkesempatan berperan sebagai Gohan, Vegeta, Piccolo, dan lainnya. Sejumlah karakter bisa dikerahkan sebagai pendukung pertarungan. Misalnya, Krilin dan Android No 18. Selebihnya, pemain bisa bernostalgia dengan para karakter yang pernah hadir dalam versi manga dan berbagai versi anime layar lebar.

Kegiatan sampingan bisa dilakukan di luar pertarungan. Goku bisa memancing bersama Gohan, di mana Goku mendapat ekor buatan. Bahan-bahan makanan yang dikumpulkan sepanjang petualangan berikut resep-resepnya bisa diolah Chi-Chi dalam segmen memasak. Masih banyak lagi lainnya. Misalnya, Goku berlatih mengemudi mobil atau Gohan bermain baseball di sekolah.

Akira Toriyama, pengarang Dragon Ball, membuatkan sejumlah cerita tambahan bagi game ini. Beberapa di antaranya membuat pemain bisa menikmati kisah para karakter yang tak terekspos dalam Dragon Ball Z. Antara lain, Launch (karakter pertama yang rambutnya bisa berubah pirang lalu kekuatannya meningkat drastis, masih ingat?) atau geng Pilaf.

Jika kemarin Dragon Ball FighterZ bersaing dengan game fighting 2D papan atas, hal serupa tak bisa dikatakan bagi Dragon Ball Z: Kakarot. Jangan bandingkan game ini dengan serial Dragon Quest atau Final Fantasy. Jauh sekali kelasnya. Bandai Namco membuat game ini sebagai simulasi dunia Dragon Ball untuk menghibur para penggemar manga/anime legendaris tersebut. Tapi, tentu tidak setengah-setengah karena Unreal Engine 4 yang digu[1]nakannya membawa para pemain PlayStation4, Xbox One, dan Steam bagai memasuki dunia Universe 7. (c20/ray)

Zetizen-Salah satu yang biasa dinantikan dalam tiap seri game Dragon Ball adalah tambahan eksklusif yang diberikan Akira Toriyama. Untuk Dragon Ball Z: Kakarot, dia menyuguhkan karakter perempuan bernama Bonyu. Terlihat dari baju tempurnya, ia termasuk Pasukan Ginyu yang diandalkan Frieza.

Bonyu tampil dalam salah satu misi tambahan. Berlatih melawannya cukup berguna sebagai bekal untuk menghadapi petualangan di planet Namek. Tapi hati-hati, sebagai anggota Pasukan Ginyu, ia lumayan tangguh. Ya, memang Bonyu tidak semenarik Android No 21, karakter orisinal dalam Dragon Ball FighterZ. Tapi, bagi yang jeli, Android No 21 hadir loh dalam Dragon Ball Z: Kakarot dengan identitas samaran. (c20/ray)

Zetizen-Pengerjaan Dragon Ball FighterZ diserahkan kepada Arc System Works yang dikenal lewat serial Guilty Gear dan BlazBlue. Kini Bandai Namco memercayakan Dragon Ball Z: Kakarot kepada CyberCon nect2, sebuah studio independen. Mereka dulu naik daun berkat proyek .hack, game offline rasa online yang sangat populer pada dekade 2000-an. Kemudian, mereka menggarap cukup banyak versi game Naruto.

Sebenarnya, CyberConnect2 punya produk orisinal yang disebut serial Little Tail Bronx. Seri pertamanya adalah Tail Concerto, fabel manis yang sezaman dengan Rockman Dash (Amerika: Mega Man Legend) seri pertama. Disusul Solatorobo untuk mesin portabel Nintendo DS, lalu Little Tail Story untuk ponsel Android dan iOS. Berikutnya adalah Senjou no Fuuga yang akan dirilis tahun ini. (c20/ray)