Zetizen.com - Sabtu dan minggu (9-10/12) lalu jadi hari yang seru bagi para pecinta board game di Surabaya. Sebanyak 60 orang hasil seleksi yang dapat mengikuti pelatihan Boardgame for Peace di yang diselenggarakan oleh Peace Generation. Berlokasi di Hotel MaxOne Tidar Surabaya, ngapain aja sih aktivitas mereka?
Boardgame for Peace bukanlah sekedar komunitas pecinta board game aja. Lebih jauh, mereka adalah para pecinta perdamaian yang menyalurkan semangatnya itu melalui boardgame. Acara serupa ini sebelumnya telah diadakan di Bandung (27-28 Oktober 2017) dan Solo (17-18 November 2017).
Setelah proses registrasi mulai pukul 07.00 pagi, sesi orientasi segera dimulai. Dipimpin oleh Irfan Amalee, Co-Founder Peace Generation Indonesia, Isi acaranya adalah mengenalkan dasar-dasar yang akan menjadi pedoman dalam pelatihan kami disana. Nggak kalah menarik, para peserta pun kedatangan seorang mantan teroris yang kini menjadi salah satu founder Yayasan Lingkar Perdamaian!
Orang itu adalah Ali Fauzi. Ali membagikan kisahnya mulai dari awal mula terjerat masuk kedalam dunia terorisme, hingga gimana ia sadar akan kesalahannya hingga dapat menjadi seorang 'agen perdamaian' seperti sekarang. "Jangan menghadapi masalah yang tidak kamu pahami dengan sendirian, bertanyalah pada yang ilmunya berada diatasmu," sebut Ali.
Lanjut hingga malam hari, dimulailah sesi "Talk the Peace" bersama Febby Firmansyah. Febby merupakan salah satu korban bom di JW Marriot tahun 2003 yang sekarang merupakan aktivis Asosiasi Korban Bom Indonesia (Askobi). Menariknya, ia mengaku telah memaafkan sang pelaku peledakan, meski bom tersebut melukai dirinya dan calon istrinya.
Baca juga:
Sebuah Surat Cinta- Bagian 1
|
Bahkan kisah persahabatan beliau dengan sang pelaku telah disorot oleh CNN dan mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari warga internasional. Ia menceritakan mengenai bagaimana dia dapat menerima segalanya dengan baik bahkan mampu memaafkan sang pelaku. "Itu semua karena cinta. Saya bisa saja emosi kepada sang pelaku, namun saya sadar bahwa melakukan hal tersebut tidak akan mengembalikan tubuh saya dan istri saya," ujar Febby.
Seusai sesi dari Febby Firmansyah, para peserta dipersilakan buat saling sharing mengenai hal-hal masa lalu yang masih menjadi hambatan bagi kita untuk maju dalam kehidupan. Bikin lega!
Baca juga:
Penuh Lika-Liku Sampai ke Prancis
|
Nah pada hari minggunya, para peserta baru mulai menggunakan board game yang disediakan. Adapula penjelasan singkat mengenai sejarah dan jenis-jenis board game secara Aughya Shandriasti, communication manager di Kummara Board Game.
Permainan pun dimulai! board game yang dimainkan adalah 'Galaxy Obscurio' yang hanya dibuat untuk keperluan Boardgame for Peace. Board game tersebut memiliki pesan tersembunyi yang intinya menyebutkan bahwa untuk menjaga kedamaian, kadang kita perlu berkorban dan membiarkan orang lain menang.
Pelatihan nggak berhenti disitu. Setelah makan siang, tiap kelompok diberikan destinasi sekitar kota Surabaya untuk mengajak orang-orang lain bermain 'Galaxy Obscurio'. Mulai dari Taman Prestasi, Balai Pemuda, Taman Apsari, hingga Stasiun Gubeng menjadi sasaran bagi para tim Peace Generation untuk menyebar para peserta pelatihan. Mereka pun memberitahukan kepada orang-orang tentang pesan tersembunyi dalam bermain board game tersebut.
Dan, pesan perdamaian harus tetap disebar luaskan. Usai pelatihan selama dua hari itu, para peserta pelatihan diberikan beberapa misi dan challenge untuk dilakukan agar perjuangan mereka dalam menyebarkan kedamaian tidak berakhir hanya sampai hari itu. Toh masih ada kota Padang (5-6 Januari 2018) dan Makassar (26-27 Januari 2018) yang menjadi tujuan para tim Peace Generation selanjutnya.
Semoga kedamaian di Indonesia dapat terus dikumandangkan!
Editor: Fahri Syadia