zetizen.com - Kesuksesan dua film sebelumnya seakan memberi sinyal pada Dean DeBlois untuk melanjutkan perjalanan dari Hiccup dan Toothless, seekor naga berjenis Night Fury. Nggak perlu diragukan, Dean memang ahli menyiratkan makna yang mendalam di tiap karyanya, seperti yang ia lakukan di film Lilo & Stitch dan pada 2 film How to Train Your Dragon sebelumnya. Film ini pun nggak luput dari 'tangan ajaibnya' sebagai director. Meraih rating 100% di Rotten Tomatoes dan 8.5/10 di IMDB pada hari pertamanya menunjukkan seberapa bagus film ini telah dibuat.
Film dimulai dengan setting sebuah kapal yang membawa puluhan naga di dalam kurungan. Beberapa saat kemudian, Hiccup dan teman-temannya (termasuk naga mereka masing-masing), datang dan membebaskan semua naga yang ada disana. Sayangnya, mereka melewatkan seekor Light Fury. Dari namanya, tentunya kamu sudah bisa menebak kalau dia satu jenis dengan Night Fury namun berwarna putih.
Siapa sangka Hiccup dan kawan-kawan harus berhadapan dengan seorang pemburu naga lagi? Seorang pemburu naga legendaris, Grimmel, sudah membunuh semua Night Fury di dunia, sampai ia menemukan Toothless. Sekali lagi, nasib Berk dan rakyatnya berada di tangan Hiccup yang sekarang telah menjadi kepala desa.
Salah satu hal yang paling menarik dan berpengaruh dari keseluruhan film adalah penggambaran sosok Valka, ibu Hiccup yang dimunculkan pada How to Train Your Dragon 2 (2014). Karakter seorang Valka seakan menjawab respon para kritikus di film sebelumnya tentang bagaimana seorang Valka harus benar-benar berpengaruh dalam hidup Hiccup. Hal ini disebabkan karena Hiccup yang baru bertemu ibunya pada usia remaja. And guess what? Dean DeBlois benar-benar menjawab tantangan tersebut. Valka hadir dengan segala watak keibuannya dan sangat berpengaruh pada setiap keputusan yang diambil Hiccup sepanjang film How to Train Your Dragon: The Hidden World.
Berjarak hampir 5 tahun dari film sebelumnya, menunjukkan seberapa matang Dean DeBlois telah menyiapkan segala aspek dalam film ini. Dia benar-benar memperhatikan perwatakan dari tiap karakternya dan bagaimana pesan yang terkandung di dalamnya dapat tersampaikan dengan sangat teratur. Tentu saja, DreamWorks Animation tidak akan main-main dengan salah satu serial tersuksesnya selama ini. Tidak hanya Dean DeBlois yang berperan besar, para animator-nya menampilkan grafik yang luar biasa dan penggambaran kostum yang berbeda untuk tiap karakternya sesuai dengan naga yang mereka miliki.
Film ketiga dari serial How to Train Your Dragon ini bisa dibilang penuh dengan cinta. Bagaimana Night Fury menemukan pasangan hidupnya, bagaimana Astrid yang selalu ada di sisi Hiccup untuk memberikan support apapun yang terjadi, dan bagaimana masyarakat Berk mencintai naga mereka masing-masing. It's incredibly wonderful! Ending dari film ini bahkan sukses membuat para penontonnya berkaca-kaca. Melalui ending-nya juga, Dean DeBlois seakan-akan mengucapkan "Selamat tinggal" pada para penggemar serial How to Train Your Dragon. Ya, film ini dikabarkan menjadi akhir dari petualangan Hiccup yang digambarkan telah menjadi seorang ayah di akhir filmnya.
How to Train Your Dragon: The Hidden World menceritakan bagaimana perjalanan seseorang dapat memaknai apa yang mereka sebut dengan 'cinta', baik melalui Astrid maupun Toothless. Film ini menggambarkan makna yang seringkali luput dari film-film percintaan pada umumnya. Salah satu yang paling mengena adalah bagaimana keberadaan seseorang yang dicintai dapat lebih bermakna dibanding apa yang dapat mereka lakukan saat itu.
Kalau kamu seseorang yang mudah merasa tersentuh, film ini bakal menjadi pilihan yang tepat buat kamu tonton di awal tahun ini. Apalagi saat film-nya hampir memasuki akhir. Perpisahan yang dibuat oleh Dean DeBlois melalui How to Train Your Dragon 3 ini benar-benar nggak bisa dilewatkan oleh para penggemarnya.