zetizen

Pengen jadi Jurnalis? Tonton Dulu 5 Film tentang Dunia Jurnalistik Ini

Movie

Zetizen.com - Saat ini banyak anak muda yang suka dunia jurnalistik. Berburu informasi untuk diberitakan tentu terlihat seru dan menyenangkan. Eits, ada banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan seorang jurnalis lho! Bahkan, jurnalis bisa membahayakan diri sendiri untuk mendapat berita yang maksimal. Oleh karena itu, kamu wajib menonton 5 film ini agar tahu dunia jurnalistik yang sesungguhnya!

Spotlight (2015)

Film Jurnalistik Spotlight

Foto: Scriptmag

 

Spotlight cocok buat kamu yang suka investigasi. Film garapan sutradara Tom McCarthy ini mengangkat kisah nyata tim jurnalis yang mengungkap kasus terbesar tentang dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum pastur Gereja Katolik di Boston. Lewat film ini, McCarthy memperlihatkan bagaimana seorang jurnalis harus mengutamakan kepentingan publik untuk mengetahui fakta di balik suatu peristiwa.

Film yang dibintangi Mark Ruffalo, Michael Keaton, dan Rachel McAdams ini memberi gambaran kalau jadi jurnalis itu nggak gampang. Dibutuhkan kesabaran tinggi untuk mencari informasi serta ketelitian akurat agar nggak ada informasi yang terlewat saat proses investigasi. Apalagi, kalau jurnalis itu menghadapi kasus-kasus yang dipengaruhi oleh kepentingan suatu lembaga tertentu yang sangat berpengaruh. 

Truth (2015)

Film ini diangkat dari kisah nyata salah satu acara TV di Amerika, yaitu CBS 60 Minutes. Acara yang disiarkan di CBS News itu membahas tentang dunia politik Amerika Serikat. Saat itu sang produser, Dan Rather, dan news anchor Mary Mapes mendapat kecaman dari pemerintah setelah memberitakan informasi tentang George W. Bush yang dianggap nggak pantas mencalonkan diri sebagai presiden untuk kedua kalinya. 

Jurnalis dalam Truth dikecam karena dianggap merusak nama baik pemerintah. Padahal, sebagai jurnalis, mereka sudah bekerja sesuai dengan fungsinya, yaitu memberitakan informasi sesuai fakta. Lewat film ini kamu bisa lihat kalau ternyata pemerintah bisa menjadi salah satu pihak yang sangat mempengaruhi media dalam memberitakan informasi.

Film Jurnalistik Truth

Foto: Sony Classics

 

Nighthcrawler (2014)

Film Jurnalistik Nightcrawler

Foto: Bustle

 

Bekerja freelance di suatu media juga bisa membuat kita dianggap jurnalis. Meskipun nggak terdaftar secara permanen, seorang jurnalis freelance pun menjadi pemasok berita bagi media tersebut. Itulah yang dikisahkan dalam Nightcrawler. Film yang dirilis pada 2014 ini menceritakan tentang Louis Bloom (Jake Gyllenhaal) yang bekerja sebagai pemasok video kriminal. Dia menjual videonya kepada seorang produser TV.

Lewat karakter Louis dan sang produser, sutradara Dan Gilroy menunjukkan sejauh mana awak media bisa melakukan hal-hal "nekat" yang kadang melanggar hukum demi mendapatkan berita yang diinginkan penonton. Yap, Nightcrawler merupakan sindiran terhadap sisi gelap dunia jurnalistik. Demi rating tinggi, hal-hal berbahaya apa saja kadang bisa dilakukan para jurnalis.

Kill the Messenger (2014)

Film Jurnalistik Kill the Messenger

Foto: Backdrop Magazine

 

Dirilis pada Oktober 2014, film ini kurang lebih punya sudut pandang cerita yang mirip dengan Truth. Kill the Messenger menceritakan bagaimana seorang jurnalis, Gary Webb (Jeremy Renner), yang bekerja sangat profesional dalam memberikan informasi. Gary memberitakan kasus pembelian narkoba. Transaksi itu diduga melibatkan badan intelejen Amerika Serikat, yaitu Central Intelligence Agency (CIA). Film ini menggambarkan keberanian jurnalis untuk memberitakan hal yang menjatuhkan nama baik pemerintah tanpa memikirkan hidupnya yang akan terancam.

Page One: Inside The New York Times (2011)

Film Jurnalistik Page One: Inside The New York Times

Foto: YouTube

 

Berbeda dengan Spotlight, film ini lebih menceritakan keadaan pada 2008 dimana media cetak mendapat ancaman dengan munculnya media online yang lebih mudah diakses. Film yang disutradarai Andrew Rossi ini diangkat dari kisah nyata tentang perjuangan media ternama New York Times dalam mempertahankan eksistensinya sebagai media cetak terbesar di New York, Amerika Serikat. 

Dalam film ini sang sutradara memperlihatkan keseharian para jurnalis di balik meja kerja redaksi New York Times dan bagaimana tim redaksi berusaha keras mempertahankan media cetak agar tetap diminati pembaca. Melalui film ini kamu bisa tahu bagaimana sulitnya bekerja sebagai jurnalis media cetak, menghadapi kenyataan bahwa sebenarnya media cetak kurang diminati oleh masyarakat.

 

| Editor: Ratri Anugrah