Zetizen.com – Di hampir semua kota besar, yang namanya macet itu udah jadi pemandangan dan masalah yang sangat biasa. Saking parahnya, inovasi yang dihadirkan pun makin beragam. Kalau biasanya subway atau MRT yang jadi solusi kemacetan, para insinyur tiongkok justru membuat sebuah bus raksasa yang sanggup mengangkut 1200 orang sekali jalan. Wow! (nytimes/cnn/fhr/giv)
Bus Penyelamat Planet?
Bus raksasa tersebut dinamai transit elevated bus (TEB). Dengan beberapa rangkaian gerbong, bus yang satu ini emang jadi terlihat lebih mirip kereta dibandingkan sebuah bus. Uniknya, ukurannya yang sebesar itu nggak lantas bikin bus ini menghalangi jalan.
Hal itu disebabkan desain bus yang bisa ‘mengolongi’ seluruh badan jalan beserta kendaraan yang ada. Iya, selama kendaraan tersebut tingginya kurang dari 2.1 meter, maka bisa berjalan tanpa hambatan di ‘kolong’ bus yang satu ini.
Nah, meski belum benar benar operasional, ide ‘gila’ pemerintah tiongkok ini ternyata mendapat respon positif dari luar. Bahkan CNN pun mendeskripsikan bus ini sebagai “bus yang bisa menyelamatkan planet”. Bukan lebay, tapi emang industri mobil meningkat terus dan sulit dicegah, hingga bisa-bisa di masa depan jalan bakal bener-bener sesak. Jelas solusinya adalah kendaraan masal yang nggak mengganggu jalan.
Udah Mulai Trial
Nah, meski belum masuk masa operasional, dua bulan terakhir ini tiongkok udah mulai melakukan trial (uji coba) di jalan raya sungguhan. misalnya di daerah Hebei dan Shenyang.
Namun, meski canggih, masih ada isu keamanan yang cukup dipertanyakan dari bus ini. “Satu-satunya pertanyaan adalah bagaimana bus ini bakal berdampingan dengan kendaraan lain kalau udah dilaksanakan nanti.” kata Wang Peng, ketua parlemen Kota Shenyang.
Lebih Murah Dibanding Subway
Dengan ukuran dan daya tampung sebesar itu, tentu transit elevated bus (TEB) nggak sebanding sama bus lagi tapi mungkin sama kereta api. Emang sih, di negara-negara maju kayak Singapura dan Jepang udah ada kereta cepat bawah tanah. Tapi ternyata TEB masih punya keunggulan sendiri dibanding subway dan semacamnya.
Keunggulan yang dimaksud terletak pada harganya. Buat membangun subway atau kereta cepat bawah tanah, jelas memerlukan terowongan khusus yang tentu memakan waktu dan biaya nggak sedikit. Sedangkan bus raksasa TEB ini cuma perlu trek khusus di pinggiran jalan raya yang jauh lebih simple dan tentu lebih murah dibanding subway.
Dan emang bener, cost TEB ini ‘cuma’ 4,5 juta USD, alias 1/16 cost pembangunan kereta subway berkapasitas sama. Nah, ditengah keuangan yang lagi nggak stabil mungkin Indonesia bisa terinspirasi biar hemat kayak Tiongkok?