Zetizen.com- Masih ingat film The Hunger Games? Ketika salah satu pemain terluka, pihak penyelenggara akan mengirimkan kotak obat untuk menyembuhkan luka mereka. Nah, kali ini, perusahaan Windhorse Aerospace Limited yang berbasis di Inggris baru-baru ini mengembangkan drone dengan konsep yang sama.
Yap, drone Unmanned Air Vehicle (UAV) ini bisa memuat bantuan pangan ke daerah bencana alam khususnya daerah terpencil yang susah dijangkau. Apa kelebihannya?
Windhorse sendiri memang merupakan perusahaan yang expert dalam pembuatan pesawat tak berawak dan membuat badan pesawat dengan mesin aero. Nigel Gifford, company founder Windhorse sempat membuat desain feeding program untuk prajurit dengan mengembangkan drone Ascenta yang akhirnya dibeli Facebook di tahun 2014 saat bekerja di British Armed Force.
Rencananya, badan pesawat ini akan dibuat dan dikemas agar bisa dimanfaatkan secara maksimal dan nggak ada yang terbuang percuma. Oleh karena itu, badan pesawat akan dibuat dari kerangka kayu dan pre-formed shell yang tahan air dan sangat aerodinamis. Nantinya, rongga pada badan pesawat akan dipenuhi makanan pokok termasuk air dan obat yang dibawa dengan model vacuum-packed food.
Satu unit drone ini bisa membawa 50 kg bahan pangan yang bisa digunakan untuk 40-50 orang. Selanjutnya, badan kayu pesawat tadi dapat digunakan sebagai bahan bakar api untuk memasak. Sedangkan pre-formed shell dapat diubah menjadi tempat penampungan atau wadah air sederhana.
Menurut Gifford, melalui situs New Atlas, Pouncer, sebutan badan pesawat ini bertujuan untuk dapat mengatasi masalah bentuan ke infrasturktur terpencil secara praktis. Ide dan desain pesawat ini sebenarnya akan digunakan sejak tahun lalu untuk memberi bantuan pangan ke Suria. Namun, bantuan dengan metode tradisional dengan menjatuhkan kotak melalui parasut akan sia-sia, mahal, dan drone besi yang diterjunkan nggak bisa digunakan kembali. Beberapa zona penurunan juga berpotensi berbahaya
“The Pouncer dirancang untuk situasi di mana semua komunikasi dan jalan terputus dan jalan, trek dan kereta api hancur, dan lalu lintas darat nggak memungkinkan menjangkau korban,” jelas Gifford.
Sehingga, Pouncer dapat mendarat secara akurat dan membantu memberi nutrisi maksimal untuk mempertahankan hidup orang yang membutuhkan bantuan dengan lokasi yang sulit dijangkau. FYI, komposisi makanan yang ada di pesawat ini katanya akan memberikan kalori yang pas untuk kebutuhan sehari-hari manusia.
Didukung oleh kompresi udara atau unit bahan bakar yang padat, daya tahan penerbangan Pouncer akan sampai 100 km ke zona pendaratan yang telah ditetapkan oleh GPS. Untuk segera merealisasikan drone ini, Windhorse Aerospace bekerja sama dengan NSF International, sebuah organisasi untuk kesehatan masyarakat global. Nggak heran, Pouncer rencananya juga akan dibuat beberapa versi tergantung kebutuhan lokasi.
The Pouncer akan diterjunkan ke lokasi dengan pesawat transport C-130 Hercules pada ketinggian 10.000 ft (3.000 m), yang memungkinkan berbagai jarak luncur. Dengan ketinggian minimum 22 mil (35 km) atau ketinggian maksimum 25.000 ft (7.600 m), yang mampu meningkatkan jangkauan luncur hingga 62 mil (100 km).
Sumber: Ozoneering, New Atlas, Windhorse
Editor: Wika