(rt.com)
Zetizen.com – Setelah sebelumnya sempat meluncurkan Mars Express di tahun 2003, European space Agency (ESA) kali ini kembali meluncurkan wahana tak berawak mereka menuju planet Mars. Dalam misi bertajuk ExoMars kali ini, ESA bekerjasama dengan badan antariksa rusia roscosmos untuk mencari tanda tanda kehidupan yang ada di Mars. Misi yang akan terdiri dari dua tahap ini baru saja menyelesaikan peluncuran tahap pertamanya pada hari Senin (14/3) pukul 05.31 EST dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan.
Peluncuran tahap pertama ini akan mengantarkan wahana pengorbit Trace Gas Orbiter (TGO) dan modul pendarat Schiaparelli menuju orbit. Keduanya dimuat dalam satu kapsul yang diluncurkan ke orbit menggunakan roket Proton-M buatan Rusia. Nantinya, setelah berhasil mencapai orbit bumi, TGO dan Schiaparelli akan langsung masuk ke Mars transfer orbit dan memulai perjalanan selama tujuh bulan dan menempuh jarak 300 juta kilometer menuju Mars. Keduanya dijadwalkan tiba pada tanggal 19 Oktober 2016.
Jika semuanya berjalan mulus, Trace Gas Orbiter akan langsung mengorbit mars untuk melakukan pengamatan terhadap kandungan gas di atmosfer Mars. Pengamatan tersebut bertujuan untuk mencari jejak gas yang mungkin berasal dari kehidupan. Salah satu gas yang dicari adalah Metana. Sebab, gas metana disebut sebagai gas paling umum yang akan dihasilkan oleh organisme hidup seperti di bumi.
Selain mengamati atmosfer, TGO juga akan memetakan metana di dataran Mars dan menentukan sumbernya. Nantinya, pemetaan tersebut digunakan untuk menentukan lokasi pendaratan rover ExoMars yang akan diluncurkan dalam tahap dua pada tahun 2018. Jika sukses, Rover akan membawa bor serta alat-alat laboratorium lainnya untuk mencari serta melakukan penelitian mendetil tentang tanda tanda kehidupan di planet merah tersebut.
ilustrasi ExoMars rover : ESA
Untuk mempersiapkan pendaratan rover tersebut, modul Schiaparelli akan lebih dulu melakukan pendaratan di permukaan Mars untuk menguji sistem pendaratan yang baru dikembangkan. Jika sukses, maka sistem pendaratan tersebut akan digunakan untuk mendaratkan rover ExoMars. “Ini akan menjadi langkas biologis berikutnya jika kami menemukan kehdupan di Mars. Kami ingin memahami bagaimana jenis kehidupan disana,” ujar Hakan Svedhem, salah satu ilmuwan dari ESA untuk proyek ini, dilansir dari The Verge. (Popsci/TheVerge/dhs/giv)