Are You a Zetizen?
Show Menu

TPA Benowo Surabaya Mengolah Sampah Jadi Sumber Energi

Zetizen Zetizen 21 Feb 2017
TPA Benowo Surabaya Mengolah Sampah Jadi Sumber Energi

 

Zetizen.com - Selama ini, TPA (Tempat Pembuangan Akhir) masih dianggap sebagai tempat yang bau, kotor, dan becek. Tapi, hal itu nggak berlaku di TPA Benowo, Surabaya. Sejak dikelola PT Sumber Organik pada Oktober 2012, TPA Benowo terus menciptakan inovasi. Sebab, mereka nggak mau lahan pembuangan sampah seluas 37,4 hektar ini menjadi sekedar tempat penumpukan sampah. Tapi, mereka ingin TPA Benowo menjadi Sumber energi sekaligus tempat kerja yang humanis, rapi, dan bersih. Nggak heran kalau akhirnya TPA Benowo dijadikan indikator TPA terbaik se-Indonesia oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Hal ini sekaligus mengantarkan surabaya meraih Adipura Paripurna 2016 dengan kategori Kota Metropolitan dari Kementrian Lingkungan Hidup.

Kalau kamu berkunjung ke sana, sejak di area depan TPA Benowo nggak tercium bau sampah apalagi sampah tercecer sedikitpun lho! Padahal, truk pengangkut sampah nggak berhenti melintasi area itu. Hal ini membuktikan kalau pengelolaan sampah di TPA Benowo sudah menerapkan teknologi tepat guna. Kepala Departemen Operasional TPA Benowo, Ali Ashar, mengungkapkan bahwa tujuan sebenarnya simpel.

“Membuat TPA menjadi tempat yang layak dan nyaman dari segala aspek. Sampah yang datang dari seluruh penjuru kota ditata dengan baik dan ditutupi agar tidak mengganggu masyarakat. Masalah TPA ini mampu menghasilkan energi itu hanya bonus,” jelas Ali.

Nah, ada empat cara me-manage sampah. Pertama, penyemprotan IM6 untuk menekan bau. Lagi-lagi, TPA Benowo sudah menjadi yang terdepan dibanding TPA lain yang masih menggunakan teknologi IM2. Selanjutnya, sampah ditutup sehingga jumlah lalat sangat sedikit. Lalu, sumber bau yang berasal dari gas metana disedot. Terakhir, Green Belt akan memfilter udara di sekitar.

Nano Filter untuk mengubah air limbah menjadi air bersih

Saat ini, TPA Benowo menerima sekitar 1600 ton sampah setiap hari. Sampah itu dimanfaatkan untuk Proyek Landfill Gas Powerplant yang menghasilkan kapasitas listrik 2 Mega Watt per hari. Nah, 1,65 Mega Watt-nya terhubung langsung dengan PLN untuk keperluan masyarakat. Prosesnya, sampah yang disetorkan di terminal buang akan ditata menyerupai bentuk terasiring. Selanjutnya, sampah itu ditutupi dengan terpal atau semacam geo membran agar nggak bau dan gas metana yang dihasilkan tersimpan dengan baik.

Gas ini akan menuju ke pipa-pipa besar dan dialirkan ke sumur gas. Dari sumur, metana diolah menggunakan teknologi fuel skid agar bisa menjadi energi penggerak bagi engine. Nggak cuma itu, TPA Benowo juga sedang mengembangkan Gasifikasi Plant yang rencananya akan rampung pada 2019. Kalau sudah berjalan, proyek ini akan mampu menghasilkan kapasitas listrik 8-9 Mega Watt per hari.

Mesin pengubah sampah menjadi energi listrik


Selain listrik, TPA Benowo juga punya teknologi mengolah air limbah dengan cara yang beda. “Melalui teknologi terbaru saat itu, kombinasi Advance Oxidation Process dan nano filter mampu mengubah air lindi atau air kotor rembesan sampah menjadi air bersih. Sekalipun belum layak minum, air tersebut sudah bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, seperti mencuci atau menyiram tanaman,” jelas Andi Budi, Kepala Departemen HRD TPA Benowo. Perihal kompos, TPA Benowo nggak terlalu fokus ke sana. Kompos memang dibuat, tapi cuma dalam skala kecil, yakni 2-3 bulan sekali dan bersifat internal.

Ditanya lebih lanjut kelebihan TPA Benowo, Ali menyebutkan tentang suasana villa. Tempat kerja ini telah mewujudkan hunian yang layak walaupun background-nya sampah. Pohon-pohon rindang yang berfungsi sebagai Green Belt dan mengitari area pembuangan tersebut menambah nuansa hijau yang jarang terlihat pada TPA. Uniknya lagi, ada customer service dan toilet VIP yang membuat tempat itu tampak nyaman dan humanis.


Ali berharap dengan hadirnya TPA Benowo sebagai role model, nantinya TPA nggak akan lagi menjadi momok bagi masyarakat. Sehingga, setiap orang yang bekerja di TPA Benowo akan memiliki kebanggaan tersendiri dan sense of belonging. Dengan begitu, pekerjaan yang dihasilkan pun tulus dari hati. Tapi, dalam membangun tempat kerja yang humanis layaknya TPA Benowo tentunya butuh kerja keras, semangat, idealisme, dan empati yang tinggi terhadap lingkungan ya.

Ali Ashar dan Andi Budi

Baca juga di halaman Zetizen 21 Februari:

  • Aksi positif Zetizen untuk mengurangi sampah
  • Keistimewaan TPA Manggar di Balikpapan
  • Apa itu Komunitas Nol Sampah?

Penulis: Dina Mayliani (Zetizen Trainee) | Foto: Habib Tri for Zetizen | Editor: Devina Ivo

RELATED ARTICLES

Please read the following article