Zetizen.com – Sebagai salah satu daerah yang terletak di tengah-tengah lautan, rasanya memiliki tantangan tersendiri untuk hidup. Mulai dari mata pencaharian, terbatasnya akses, hinga sulitnya untuk mendapatkan energy untuk memenuhi kebutuhan. Namun, berbeda dengan kepulauan Ta’u, daerah yang terletak di tengah Samudera Pasifik ini memiliki cara sendiri untuk memperoleh sumber dayanya, seperti apa? Check this out!
Sejak November lalu, Departemen pembangunan ekonomi , Departemen Lingkungan, dan Departemen dalam negeri Samoa bekerja sama dengan Tesla dan SolarCity energy berhasil membangun teknologi solar microgrid di Kepulauan Ta’u, Samoa Amerika.
Sebelum adanya megaproject ini, 600 warga pulau Ta’u hanya bergantung pada solar yang diimpor pemerintah setempat untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya. Seperti yang diungkapkan salah satu warga setempat “Setelah diesel hampir habis, kami mencoba untuk menyimpannya dengan menggunakannya hanya pada pagi dan sore hari. Semua orang di desa sangat tergantung pada itu. Sulit untuk hidup, karena kami tidak tahu apa yang akan terjadi nanti”, ujar Keith Ahsoon dilansir dari Blog SolarCity.
Solar Microgrid merupakan sistem pembangkit yang menggunakan energi matahari sebagai sumber utama untuk menghasilkan energi listrik yang ramah terhadap lingkungan. Sistem kerja dari solar battery microgrid ini sebenarnya mudah. Panel yang sudah dibangun nantinya akan menyerap sinar matahari, lalu energi yang dihasilkan dari matahari tersebut diubah menjadi kekuatan listrik, yang dialirkan ke rumah-rumah warga setempat guna memenuhi kebutuhan listrik di pulau tersebut.
Dengan memanfaatkan cuaca cerah yang berada di pulau Ta’u nggak heran kalau project yang dikerjakan hampir satu tahun ini, bisa menghasilkan 6 megawatt per jam yang dapat terisi selama 7 jam dibawah sinar matahari. Kekuatan yang dihasilkan pun bisa mencapai hingga 1,4 megawatt dari 5.328 panel solar yang telah dibangun dan bisa bertahan selama 3 hari, jika cuaca sedang mendung atau hujan.
Untuk saat ini sudah terdapat 60 generator yang digunakan untuk menampung energi listrik yang dihasilkan. Belum diketahui jelas berapa biaya yang dihabiskan, namun, salah satu radio di New Zealand menyebutkan proyek ini mencapai USD 8 miliar.
Pemerintah dan masyrakat setempat berharap sistem ini bisa mengurangi lebih dari 109.500 galon solar per tahun yang sebelumnya digunakan sebagai Sumber energi di pulau ini. “Ini adalah bagian dari sejarah proyek ini akan membantu mengurangi jejak karbon dunia dan juga solar microgrid ini diharapkan akan menjadi contoh yang baik bagi orang lain untuk mengikutinya”, tambah Ahsoon.
Well, Penemuan Solar microgrid ini bukanlah hal yang baru lagi. Namun, seiring berjalannya waktu, dampak positif dari microgrid dapat dirasakan oleh beberapa daerah tepencil yang sulit terjangkau oleh daerah lainnya.
Source: Blog SolarCity, Cleantechnica, Sciencealert
Editor: wika