Are You a Zetizen?
Show Menu

5 Fenomena Langit yang Nggak Boleh Kamu Lewati Tahun Ini

5 Fenomena Langit yang Nggak Boleh Kamu Lewati Tahun Ini

 

Lets Hunts: Banyak fenomena angkasa yang bisa kita saksikan. Tentu tidak ada salahnya menengoknya sesekali. (foto: Wizbangblog)

Zetizen.com – Melihat fenomena antariksa memang nggak ada habisnya. Tahun 2016 misalnya, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan peristiwa gerhana matahari total dan supermoon. Tahun ini, walaupun nggak ada lagi tuh gerhana matahari atau supermoon, masih banyak kok fenomena langit yang bisa kamu amati. Lebih seru lagi kalo di sekolahmu ada klub astronomi. Jadi bisa bareng-bareng ngamatin kejadian langit lewat teleskop, deh. Ada apa aja sih? Yuk, kita lihat peristiwa langit selama 2017 ini!

 

Rintik Meteor: Sejak ditemukan pada 1861, meteor yang bergerak dari garis bintang Lyra tersebut terbakar sekitar 100 KM diatas permukaan bumi (foto: planet save)

Hujan Meteor Lyrids (22–23 April 2017)

Hujan meteor ini terjadi akibat serpihan partikel komet C/1861 G1 Thatcher yang ditemukan pada tahun 1861. Fenomena ini dapat dilihat setiap tahun dan rata-rata dapat terlihat sekitar 15 – 20 kali/jam. Hujan meteor lyrid pada tahun ini terjadi antara 16–25 April. Namun puncaknya terjadi pada malam 22 april hingga pagi 23 April. Pada titik puncaknya, meteorid ini bakal jatuh dan menciptakan ekor komet atau yang biasa kita sebut bintang jatuh. Kamu bisa lihat fenomena ini dengan mata telanjang loh. Biar bisa melihat dengan jelas, carilah spot yang jauh dari perkotaan atau kampung penduduk. Karena dengan cahaya yang minim, kamu akan lebih jelas melihat keindahan hujan bintang ini.

 

Sedikit Redup: Untuk melihatnya perlu menggunakan teleskop untuk melihat Merkurius lebih jelas.(foto: wordpress)

Planet Merkurius Dekat dengan Bumi (17 Mei 2017)

Menurutmu seperti apa warna planet yang paling dekat dengan matahari ini? Merah atau berwarna biru seperti bumi? Nah, kamu bisa membuktikan sendiri pada 17 mei 2017 nanti. Sebab, pada saat itu planet merkurius terletak sekitar 25.8 derajat dari matahari alias dekat dengan bumi. Waktu yang tepat agar fenomena ini bisa terlihat jelas yaitu saat matahari terbenam. Eits, tapi untuk fenomena ini kamu harus menggunakan teleskop bintang ya. Sebab, walaupun sedang dekat Bumi, ukuran planet ini tetap aja kecil banget untuk dilihat secara langsung.

 

Bercincin: Planet yang terlihat kecoklatan tersebut memiliki banyak bulan, namun hanya tiga yang terlihat paling besar.(foto: Jobdesk)

Oposisi Saturnus (15 Juni 2017)

Istilah sederhananya, planet Saturnus dalam posisi sangat dekat dengan bumi. Selain itu sebagian besar permukaan Saturnus juga terkena sinar matahari. Sehingga oposisi planet bercincin tersebut terlihat paling bagus tahun ini. Tentu fenomena ini saat paling bagus buat para fotografi planetary. Sebab, tanpa teleskop pun kamu bisa melihat perubahan warnanya. Namun, untuk bisa melihat lebih jelas cincin ataupun satelit alami Saturnus tetap harus pakai teleskop, ya.

 

Sejajar: Saat new moon, cahaya bulan tidak akan terlalu terang. Warna Biru kehijauan Uranus dapat terlihat jelas.(foto : Medium)

Bulan Baru dan Oposisi Uranus (19 oktober 2017)

Tentu fenomena ini wajib ditandai bagi pecinta astronomi. Apalagi terjadi dua gejala alam sekaligus yang nggak boleh dilewatkan. Yakni kemunculan bulan baru dan terlihatnya planet Uranus. Kedua kejadian tersebut memang saling mendukung. Terutama karena cahaya bulan akan minim sekali di Bumi. Karena posisi bulan pada saat itu sedang sejajar dengan Matahari dan Bumi. Nah, karena kurangnya cahaya itu kita bisa melihat warna biru kehijauan dari  planet Uranus lebih jelas.

 

Meteor Terbanyak: Bulan desember merupakan saat bumi dekat dengan garis asteroid 3200 Phaeton. Garis tersebut terkenal dengan kumpulan asteroidnya. (foto: Universe Today)

Hujan Meteor Gemini (13 -14 Desember 2017)

Mendekati akhir tahun 2017 bakal terjadi gejala angkasa paling indah. Apalagi bila curah hujan nggak tinggi di akhir tahun ini. Kamu bakalan bisa melihat puluhan hujan meteor Gemini yang terkenal paling banyak dibanding hujan meteor lainnya. Sebab, pada fenomena ini kamu dapat melihat hujan meteor sebanyak 60–90 meteor/jam, bahkan lebih. Hujan meteor ini dimulai pada 7 hingga berkhir pada 17 desember 2017. Puncaknya terlihat pada malam tanggal 13 sampai pagi tanggal 14 desember. Can't wait!

 

Source : Seasky, National Geographic

Editor   : Fanny Kurniasari

RELATED ARTICLES

Please read the following article