Zetizen.com - Memulai seri pertamanya yang terbit pada 2001, novel Supernova karya Dewi Lestari (Dee) harus berakhir tahun ini. Inteligensi Embun Pagi (IEP) akan menjadi buku penutup andalan yang ditunggu kehadirannya. Akankah buku putih itu dapat membuat kita jatuh cinta lagi dan ingin membaca Supernova lagi? Baca langsung pernyataan ibu suri Dee Lestari deh! (als/c23/wka)
Z: Dee pernah mengangkat teori fisika, spiritual, maupun isu lingkungan. Sebenarnya, konsep apa yang diangkat untuk cerita di buku penutup ini?
Dee: Bisa dibilang di IEP ini, semua tema sebelumnya bercampur dan membuka plot cerita yang lebih besar, yang bermuara ke pertanyaan eksistensial tentang asal usul manusia dan realitas multidimensi. Tentu saja, apa yang saya tulis adalah fiksi. Tidak usah terlalu dianggap serius.
Z: Mengapa memilih judul Inteligensi Embun Pagi untuk buku penutup? Apa ada makna di baliknya?
Dee: Saya terinspirasi sebuah judul buku puisi yang saya punya waktu kuliah. Judulnya Intelligence of the Clouds. Bagi saya, konsep itu sangat menarik karena saya pribadi percaya bahwa alam semesta ini punya kecerdasan. Ketika konsep cerita Supernova semakin saya gali, saya menemukan bahwa keterkaitan antara judul dan konsep besar cerita Supernova memang ternyata erat sekali. Embun yang merupakan butiran air memiliki gugus heksagonal. Dan, heksagonal adalah salah satu elemen sentral dalam cerita Supernova.
Z: Apa sebenarnya benang merah yang menghubungkan keenam buku Supernova?
Dee: Enam buku itu memiliki karakter-karakter yang saling berhubungan, tapi mereka sendiri belum sadar keterhubungan mereka apa. Baru di IEP semua itu terungkap. Mereka terhubung oleh sebuah misi.
Z: Siapa yang akan menjadi tokoh utama pada novel Inteligensi Embun Pagi?
Dee: Tidak ada tokoh baru di IEP, kecuali satu yang kemunculannya di IEP bisa dibilang masih merupakan intro. Yang menarik dari IEP adalah adanya tokoh-tokoh yang tadinya muncul hanya sebagai peran pembantu kini mencuat menjadi salah satu tokoh utama, seperti Gio dan Toni (Mpret). Ada juga beberapa tokoh yang ’’bangkit dari kubur’’.
Z: Apakah Dee akan membawa kembali setting luar negeri di buku Inteligensi Embun Pagi ini?
Dee: Di IEP, saya menyusun sedemikian rupa agar adegan puncak terjadi di Indonesia. Jadi, semua karakter yang sudah terpisah di berbagai macam dunia, misalnya, di Inggris, Kamboja, dan sebagainya akhirnya ngumpul lagi di Indonesia. Jadi, pembaca tidak perlu berimajinasi lagi tentang tempat baru.
Terakhir, adakah yang ingin disampaikan Dee kepada penggemar setia Supernova?
Dee: Terima kasih karena telah mengikuti serial Supernova selama ini. Mengikuti serial sepanjang dan selama ini tentu tidak mudah. Terima kasih atas kesabarannya. Semoga episode penutup ini dapat memuaskan keingintahuan dan pertanyaan-pertanyaan kalian ya.