Zetizen.com - Di tengah padatnya aktivitas, sebagian orang lebih sempat menonton film untuk bersantai daripada membaca novel. Jelas saja, kita hanya butuh 1,5 - 3 jam untuk menonton film. Berbeda dengan membaca novel atau buku lainnya yang bisa memakan waktu lebih dari sehari. Padahal, dilihat dari segi manfaatnya, membaca novel itu jauh lebih baik lho untuk pengembangan diri. Apa aja ya manfaatnya?
Kamu pasti pernah menonton film yang based on novel yang ternyata bagusan versi novelnya daripada film. Berkaca dari film adaptasi novel seperti seri The Hunger Games atau The Da Vinci Code, versi novelnya lebih banyak dipuji.
Pasalnya, proses produksi film selalu terganjal dengan durasi. So, pasti ada sebagian detail cerita yang terpaksa dipotong. Maka dari itu, kadang kita kurang paham dengan sambungan suatu adegan ke adegan lainnya karena ada cerita yang nggak ditunjukkan. Nggak heran, penggemar suatu novel sering kecewa karena film tontonannya nggak sesuai ekspektasi.
Okay, sebagian orang boleh bilang kalau novel itu terlalu panjang dan nggak ada waktu buat membacanya. Sebaliknya, film itu juga terlalu pendek sehingga nggak worth it sama uang yang kita bayarkan! Atau bahkan waktu yang kita habiskan buat menanti-nanti perilisannya.
Dengan uang Rp 50 ribu, kita dapat suguhan bioskop selama 2 jam. Tetapi dengan membayar sedikit lebih mahal (sometimes, lebih murah), kita bisa mendapat suguhan yang lebih panjang dan dapat dinikmati lebih dari sehari. Plus, bisa dibawa kemana-mana pula! Apalagi nggak perlu colokan listrik, baterai, atau apapun. Just book!
Poin yang paling penting adalah kebebasan kita berimajinasi dalam novel. Setiap negeri impian cuma diceritakan lewat kata-kata, sehingga wujudnya sesuai dengan imajinasi kita. Nggak ada batas space atau budget seperti yang dipertimbangkan dalam film. Begitu pula dengan bentuk wajah dan sosok para tokoh, semua bebas sesuai bayangan kita!
Sebaliknya, film memang bisa bikin kita amazed sama kerennya animasi CGI zaman sekarang. Namun, imajinasi kita jadi 'terkotak' atau terbatas sama animasi itu. Faktor inilah yang bikin novel juga lebih baik daripada komik. Sebab, komik menyajikan gambar yang bikin pikiran kita terpaku sama gambar itu.
Nggak cuma isi cerita yang lebih lengkap, novel juga menjelaskan karakter suatu tokoh dengan lebih mendalam. Pasalnya, dalam novel (terutama tokoh utama) selalu memaparkan pikiran-pikiran atau kata-kata yang cuma berputar dalam otak mereka. Dalam film, kita cuma bisa menebaknya lewat ekspresi wajah sang aktor sehiingga nggak dapat gambaran maksimal.
Kita pun akan memahami suka-duka yang dialami suatu karakter. Alhasil, kita lebih mudah jatuh cinta atau benci sama karakter yang ada dalam novel. Makanya, Lifehack bilang kalau membaca novel sama dengan mencari jati diri, karena bisa-bisa ada salah satu tokoh yang menginspirasi kita berkat tindakannya maupun pola pikirnya.
Manfaat terpenting dari membaca novel adalah meningkatkan kemampuan menulis! Sebab, semakin banyak membaca, kemampuan menulis juga semakin terasah karena kamu banyak mempelajari kosa kata baru dan gaya penulisan. So, let's start reading novels!
Source: Nubi Magazine, Lifehack
Edited by Mesha Mediani