Zetizen.com - Bosan dengan buku yang itu-itu aja? Well, you can start reading this! 'The Book of Questions' merupakan playbook yang dibuat oleh Lala Bohang. Nggak hanya dibaca, tapi 'The Book of Questions' juga bisa dimainkan seru-seruan bareng temen, lho. Tapi, kamu tau nggak sih sisi lain dari buku ini? Simak yuk penuturan langsung dari Lala Bohang!
Zetizen: The Book of Questions kan termasuk playbook, yang isinya merupakan pertanyaan-pertanyaan reflektif dan kontemplatif tentang diri manusia. Nah, dalam membuat buku tersebut, bagaimana cara Lala menggali pertanyaan demi pertanyaan untuk kemudian dituliskan di buku?
Lala Bohang: Pada dasarnya saya emang orang yang suka mempertanyakan diri sendiri. Mungkin karena itu jadinya pertanyaan-pertanyaan yang ada di buku ini keluarnya nggak sulit hehe. Sebenarnya kebiasaan mempertanyakan diri sendiri menurut pengalaman saya pribadi itu baik karena dengan begitu akan terhindar dari merasa paling benar. Apalagi kalau bermain bersama teman-teman, pertanyaan yang sama bisa dijawab dengan sangat berbeda dari setiap orang. Selain mengajak untuk lebih "tahan" mendengarkan juga agar bisa bersikap santai dengan perbedaan. Yang baik dan benar buat kita belum tentu baik dan benar buat orang lain.
Baca juga:
HELLO, THIS IS THE BABY-SITTERS CLUB!
|
Zetizen: Untuk membuat playbook, apa saja yang harus diperhatikan? Misalnya, menentukan topik yang dekat dengan keseharian manusia?
Lala Bohang: Konsep permainannya seperti apa. Itu paling pertama yang mesti dipikirin sih, dan jujur. Bahwa pembuatnya memang dekat dengan tema, topik atau metode permainan tersebut. Kalau soal mesti dekat atau tidak dengan keseharian manusia saya rasa itu tergantung selera dan pandangan dari kreator dan juga pemainnya. Kalau saya tarik ke games, saya paling suka dengan permainan Sims walaupun pertama kali main itu sudah lama sekali dan kebetulan saya bukan gamers. Tapi Sims membekas sekali bagi saya karena memang saya suka dengan hal-hal yang dekat dengan keseharian. Tidak semua permainan itu mesti dekat atau jauh dengan keseharian, makin beragam justru akan makin seru.
Zetizen: Apakah ada kesulitan dalam membuat pertanyaan-pertanyaan di The Book of Questions? Apa yang paling challenging dalam membuat buku ini?
Lala Bohang: Tidak ada kendala, jujur ini buku termudah yang pernah saya buat. Yang penting berani numpahin lalu berani mengeliminasi yang tidak perlu. Variations and selection. Hehe..
Zetizen: Inti dari playbook ini sendiri kan untuk dimainkan bersama teman-teman (beberapa orang menyebut bahwa The Book of Questions ini mirip dengan game Truth or Truth). Nah bagaimana cara membuat buku ini tetap fun meskipun beberapa pertanyaan yang ada di dalamnya tergolong berat?
Lala Bohang: Saya rasa tidak ada topik yang terlalu berat untuk dibahas. Emang ada ya ketentuan apa bahasan yang berat atau ringan? Batasannya seperti apa? Yang sepele/receh bisa jadi mengangkat konten yang serius, konten yang serius bisa saja sebenernya mengangkat hal yang ringan/sepele. Berat/ringan, serius/sepele itu tidak ada batasan jelasnya. Saya rasa semuanya over lapping antara satu sama lain.
Baca juga:
Fight for Equality through Books and Reading
|
Kalau soal ini seperti Truth or Truth, itu saya bebas saja. Buku kalau sudah dilahirkan ke tengah publik jadinya udah bukan milik saya sepenuhnya. Interpretasi saya atas karya tersebut tidak menjadi absolut lagi karena ada orang lain yang akan turut mengartikan karya tersebut sesuai dengan knowledge dan interpretasi mereka masing. Soal fun atau tidak, saya berani bilang pasti fun kok saya sudah coba berkali-kali dengan kelompok orang dari pekerjaan, usia, dan sifat yang berbeda. Yang bikin fun bukan bukunya, tapi orang-orang yang bermain dan interaksi yang terjadi di dalamnya.
Zetizen: Apa yang paling menyenangkan dalam menyusun The Book of Questions? Apa yang paling bikin excited dan antusias?
Lala Bohang: Bermain bersama orang-orang! Jujur, setiap kali bermain bersama orang-orang baik yang memang sudah dikenal lama atau tidak setelahnya saya selalu memandang orang tersebut lebih "manusia" dari sebelumnya. Apalagi yang saya kenal lewat screen handphone saja, mendadak mereka akan menjadi makhluk multi layer yang unik, vulnerable, dan menarik sekali. Karena biasanya akan terkuak kisah-kisah yang sangat personal, opini-opini yang menggambarkan orang itu sebenarnya seperti apa. Dan bermain The Book of Questions itu juga latihan agar tidak mudah menghakimi pilihan atau cara hidup orang lain. Karena makin kelihatan semuanya beragaammmm sekali (iya, huruf m yang banyak itu perlu). It's so much fun to play with anyone.