Zetizen.com - Buat para aspiring writer, menerbitkan buku karya sendiri pastinya jadi cita-cita yang pengin banget dicapai. Namun, banyaknya naskah calon buku yang masuk ke berbagai penerbit besar seringkali bikin persaingan jadi superketat. Untungnya, sebagaimana industri musik, ada juga loh jalur penerbitan buku nggak mainstream alias independen. Yep, bagaimana cara kerja mereka? yuk simak tanya jawab Zetizen dengan salah satu penerbit indie, Pustakapedia.
Q: Perbedaan utama antara penerbit buku umum sama penerbit buku indie itu apa sih?
- Rally J. Z., SMA Taruna Bumi Khatulistiwa Kalimantan Barat
A: buku indie itu berarti buku yang diproduksi secara mandiri, oleh seseorang atau kelompok tertentu. buku indie ini biasanya mengandung ide, pemikiran atau gagasan yang tidak sejalan dengan penerbit mainstream pada umumnya. Misalnya perbedaan pandangan pasar yang lebih luas ketimbang penerbit buku mainstream/major. Nah,penerbit indie lah yang menyediakan jasa kepada para penulis untuk proses penerbitan bukunya, atau zaman sekarang juga sering disebut dengan “self-publishing”.
Q: Apa penerbit indie punya standar khusus terkait buku yang mau diterbitkan? Mungkin dari tema, maupun kualitas naskah?
- Yunisa Wahyuni, Universitas Mulawarman
A: Dibanding penerbit umum, penerbit indie biasanya lebih flexible. Pokoknya naskah harus original dan bukan hasil tindakan plagiat, serta tidak menyinggung SARA atau bertentangan dengan Undang-undang yang berlaku. Soal tema sih tidak dibatasi. Mungkin ini termasuk kelebihan dari self-publishing. Meski begitu, kualitas naskah tetap harus diperhatikan, kita juga punya standar. Namun kalau penerbit mayor biasanya langsung menolak naskah yang nggak memenuhi standar, kami masih bisa berdiskusi dulu dengan penulis untuk sama-sama melakukan pembelajaran dan perbaikan.
Q: Kira-kira berapa sih biaya yang diperlukan penulis buat menerbitkan buku di penerbit indie?
- M. Fachri Dio, Universitas Padjadjaran
A: Biaya penerbitan ini sangat beragam. Misalnya seperti kami sendiri yang punya tiga paket, yaitu Paket Hemat seharga Rp. 250 ribu, Paket Ekonomi Rp. 575.000, Paket Bisnis Rp. 1.250.000, serta Paket Ekspress berbiaya Rp. 2,5 juta. Yang membedakan ketiganya adalah jasa yang diberikan seperti lama pengerjaan, cover, desain, layout, hingga jumlah eksemplar bukti cetaknya. Artinya, biaya ini bisa disesuaikan dengan budget dan kebutuhan penulis.
Q: Setelah diterbitkan, buku indie ini bakal dipajang di mana aja?
- Virnandy Rafli Athallah, SMA Trimurti Surabaya
A: Setelah terbit, bukunya akan dipajang di website kami dan jejaring sosial yang kami miliki. Tapi bisa juga kami salurkan lwat toko-toko buku online. Karena ini semi self-publishing, biasanya penulis juga ikut mempromosikan bukunya secara mandiri, sehingga ketika orderan mencapai jumlah tertentu baru ia memesan ke kami. Sistem ini disebut juga print on demand, yang selain hemat juga ramah lingkungan.
Nah, kira-kira, begitulah alur dan cara penerbit indie bekerja. Buat yang pengin lebih tahu soal penerbitan buku independen ini, Langsung aja cek halaman Zetizen di koran Jwapos edisi besok, Senin (6/2)
Narasumber
Achmad Muzambik,
Owner penerbit PUSTAKAPEDIA
Editor: Bogiva