Zetizen.com – Mendengar kata mime artist atau pantomim, pasti yang terbayang sosok dengan wajah putih, nggak mengeluarkan suara, dan melakukan komedi. Dalam perkembangannya, seni pantomim nggak bisa dipisahkan dari era silent movie, loh. Faktanya, silent movie sekaligus aktor-aktor ikonik yang ada di dalamnya sangat berperan dalam perkembangan seni pantomim. Contohnya tokoh-tokoh yang punya influence besar di dunia mime artist berikut ini. Psst, coba tonton juga deh karya-karya fenomenal mereka!

Charlie Chaplin – City Lights

Berbicara tentang silent movie, tentu kita nggak bisa melupakan nama Charlie Chaplin. Yap, pria dengan nama asli Charles Spencer Chaplin ini emang jadi salah satu tokoh ikonik dalam dunia mime artist. Berperan sebagai aktor, komposer, sekaligus sutradara, nggak heran kalau Chaplin dianggap sebagai salah satu figur paling berpengaruh di industri film bisu. Kemampuannya berperan dan menyampaikan maksud film tanpa kata-kata udah nggak perlu diragukan lagi. That's why, charlie chaplin masih menjadi panutan banyak mime artist hingga sekarang.

Ada banyak banget karya film yang dibintangi maupun disutradarai oleh Chaplin. Tapi, film yang paling fenomenal adalah City Lights (1931). Dalam film ini, Chaplin memerankan karakter seorang gelandangan yang jatuh cinta pada seorang gadis buta. Si gadis yang nggak tahu kalau Chaplin hanyalah seorang gelandangan. Dia menganggap Chaplin sebagai orang kaya yang dermawan. Meski tanpa kata-kata, unsur komedi hingga romansa berhasil banget loh dibawakan oleh Charlie Chaplin. Coba deh kamu tonton filmnya. Kamu bakal tahu kenapa Chaplin pantas disebut sebagai salah satu orang berpengaruh di dunia mime artist!

Buster Keaton – The General

Aktor asal Kansas, Amerika Serikat ini juga nggak kalah ikonik dengan Charlie Chaplin. Nggak cuma berperan sebagai aktor, Buster Keaton juga banyak berperan sebagai sutradara, produser, writer, hingga stunt performer. Di dunia film bisu, Keaton identik dengan trademark ekspresi kaku dan datar. Karena kelihaiannya menampilkan stoic expression inilah, dia mendapat julukan ‘The Great Stone Face’. Dia banyak tampil dalam film-film bergenre physical comedy. Hal ini juga yang membuat Keaton dianggap turut berpengaruh dalam perkembangan mime artist.

Salah satu karya film bisu fenomenal yang dibintangi sekaligus disutradarai Keaton adalah film berjudul The General (1926). Film ini terinspirasi dari kisah nyata The Great Locomotive Chase yang terjadi pada masa perang sipil tahun 1862. Dalam film ini, Keaton berperan sebagai Johnnie Gray, seorang engineer di sebuah kereta bernama ‘The General’. Saat perang pecah, tentara sekutu mencuri The General sekaligus kekasih Gray yang ada di dalamnya. Demi menyelamatkan kereta sekaligus kekasih yang dicintainya, Gray harus memaksakan dirinya berada di pihak musuh. Interesting plot, eh? 

Rowan Atkinson – Mr. Bean

Nama Rowan Atkinson mungkin udah nggak asing lagi buat kita. Memerankan karakter Mr. Bean yang fenomenal, Atkinson bahkan dinobatkan sebagai salah seorang dari 50 orang terlucu di Inggris. Pria yang lahir di Consett, Britania Raya ini, nggak butuh kata-kata untuk membuat kita terbahak-bahak. Hal inilah yang membuat Rowan Atkinson dianggap sebagai salah satu mime artist paling ikonik dan populer di era modern. Bahkan melaluinya, seni berperan tanpa kata-kata bisa tersebar luas ke berbagai penjuru dunia.

Yap, serial Mr. Bean merupakan salah satu contoh silent movie di era modern. Pertama kali tayang pada 1 Januari 1990, serial Mr. Bean langsung digemari banyak orang. Penyebabnya, apalagi kalau bukan guyonan-guyonan segar yang secara baik tersampaikan melalui kemampuan pantomim Rowan Atkinson. Saking fenomenalnya, serial ini udah tayang di berbagai negara. Bahkan serial Mr. Bean juga dibuat dalam versi film dan animasi. Benda-benda ikonik juga nggak bisa lepas dari Mr. Bean. Hayo ngaku, kalau lihat boneka teddy kecil berwarna coklat atau mini cooper berwara hijau lemon, pasti langsung ingat Mr. Bean kan?

Ingin lebih tau mengenai mime artist atau pantomin lebih jauh lagi? Jangan lupa baca harian Zetizen Jawa Pos besok (3/4), ya!

Editor: Fanny Kurniasari