Zetizen.com - Film A Quite Place (2018) menyuguhkan dunia tanpa suara dimana sebuah keluarga berjuang bertahan hidup setelah invasi makhluk asing yang benci suara. Tentu saja selama 90 menit suasana bioskop terasa sangat hening, layaknya film bisu. Meski begitu, film garapan sutradara John Krasinki yang juga memerankan karakter Lee ini tetap sarat adegan jump scare yang bikin dag dig dug kok. Nggak heran kalau Rotten Tomatoes memberikan rating sempurna.
Cerita berawal pada 2020 dimana Lee Abott (John Krasinki) dan istrinya, Evelyn (Emily Blunt), bersama ketiga anaknya berada di sebuah supermarket tak terawat. Obrolan di antara mereka menggunakan bahasa isyarat dan maksimal berupa bisikan. Namun, keheningan terusik saat si bungsu Beau (Cade Woodward) menyalakan mainan roket. Saat itu mereka tengah melewati jembatan di hutan belantara dan tiba-tiba muncul makhluk abstrak besar yang langsung memangsanya. Fortunately, nasib tragis itu tidak membuat keluarga ini kehilangan semangat hidup.
Lee, Evelyn, Regan (Millicent Simmonds), dan Marcus (Noah Jupe) tinggal di sebuah rumah yang dikelilingi kebun jagung. Layaknya film zombie dan film monster lain, cerita A Quite Place berpusat pada cara keluarga ini bertahan hidup dari ancaman makhluk asing buta yang hanya akan menyerang ketika ada suara. Mereka pun menyiapkan ruangan bawah tanah, memasang lampu di sekeliling rumah untuk membuat tanda bahaya dengan warna merah, dan membuat lumbung jagung berukuran super besar.
Alur berjalan cukup lambat dan baru mencapai klimaks ketika Lee mengajak Marcus menjaring ikan. Sementara itu, si sulung Regan yang seharusnya menjaga sang ibu malah pergi ke makam Beau. Di situlah para makhluk asing tiba-tiba datang karena suatu ketidaksengajaan. Setelah itu, cerita berlangsung seru dengan berbagai scene yang mengajak penonton seolah-olah ikut kejar-kejaran dan bersembunyi dari makhluk asing. Mulai dari bersembunyi di balik tumpukan komputer, melarikan diri dan melahirkan sang anak di kamar mandi, sampai menyelinap di antara tanaman jagung.
Mengusung upaya bertahan hidup dalam keheningan sebagai premis utamanya, jangan kaget kalau sepanjang film tidak ada obrolan layaknya film-film biasa. Namun, bahasa isyarat maupun bisikan yang digunakan untuk berkomunikasi sama sekali tidak membuat bingung. Salah satu alasannya adalah karena Millicent yang memerankan Regan merupakan seorang gadis tuli. Selain itu, ekspresi para pemain benar-benar bisa menciptakan kengerian dan ketakutan.
Meski tanpa suara, pemilihan musik berperan besar untuk mengoyak perasaan penonton. Bisa bayangkan tidak kalau kamu ingin bersuara, tapi takut membawa duka? Dilengkapi pemilihan tone warna ala musim gugur, tidak heran kalau film yang dirilis pada gelaran SXSW (konferensi film, media interaktif, dan musik) di Austin, Texas, ini mendapat respon ciamik dari para kritikus. Nggak cuma mengaduk-aduk perasaan lewat premis sederhana penuh tekanan dan ketakutan, tapi pesan untuk tetap bersatu dengan keluarga juga terasa sangat kuat.
Satu-satunya kelemahan film ini adalah ketiadaan asal-usul. Sejak awal film, kita langsung disuguhi pemandangan kota New York yang diisolasi dengan potongan-potongan surat kabar yang memberitakan serangan makhluk asing di seluruh dunia. Tidak ada penjelasan makhluk asing apa, darimana datangnya, dan bagaimana cara membasminya. Atau barangkali, membiarkan penonton tenggelam dalam tanya adalah mantra John Krasinski dkk untuk menciptakan kengerian dan ketakutan secara natural? Kalau menurutmu bagaimana?
********
Sutradara: John Krasinski | Produser: Michael Bay, Andrew Form, Brad Fuller | Screenplay: Bryan Woods, Scott Beck, John Krasinski | Story: Bryan Woods, Scott Beck | Musik: Marco Beltrami | Sinematografer: Charlotte Bruus, Christensen | Produksi: Platinum Dunes, Sunday Night | Distributor: Paramount Pictures | Rating: 9/10