Zetizen-Ini semua gara-gara Rambo, ikan koi milik Kepala Oh Tae-young (Baek Hyun-jin). Karena nggak mau memindahkan koinya ke kantor pusat, Lee Ja-young (Ko Ah-sung) harus membuangnya ke sungai. Nah, saat itulah dia melihat ikan-ikan tergeletak tanpa nyawa. Ternyata, Perusahaan Samjin tempatnya bekerja membuang fenol, zat kimia yang cukup berbahaya. Anehnya, setelah dilaporkan dan diteliti, hasil laporan menunjukkan bahwa kadar fenol di sungai tersebut masih dalam batas aman. Lho kok?
Ja-young sangsi. Sebab, pemilik kebun apel menunjukkan gejala yang cukup serius. Bahkan, apel-apelnya mati dimakan ulat! Menurut Sim Bo-ram (Park Hye-soo), si peraih medali olimpiade matematika, dengan pipa selebar itu, kadar fenolnya mencapai angka 400. Merasa nggak enak membohongi masyarakat, Ja-young, Bo-ram, bersama Jung Yoo-na (Esom) mencari tahu siapa dalang di balik tragedi fenol.
Diangkat dari kisah nyata, film Samjin Company English Class (2020) ini sama sekali nggak bikin bosan. Justru setting yang diambil sangat unik, yakni masa-masa di mana globalisasi baru masuk korea Selatan. Saat itu banyak kursus bahasa Inggris yang dibuka karena pekerja harus menguasainya. Dengan masuknya perusahaan-perusahaan asing, sutradara Lee Jong-pil seakan ingin mengungkapkan bahwa globalisasilah yang semakin membuat perjuangan para wanita membara.
Ja-young dan kawan-kawan bekerja sebagai asisten divisi. Kerjanya? Ya serabutan. Mulai bersih-bersih, bikin kopi untuk semua karyawan, mengangkat telepon, sampai mengorganisasi dokumen. Nggak heran kalau mereka jadi lebih bisa daripada karyawan biasa. Namun, selama memakai seragam itu, mereka akan selamanya dipandang rendah karena cuma tamatan SMA. Situasi tersebut cukup eye-opening bagi yang tertarik dengan budaya Korsel.
Bahasa Inggris memiliki peran cukup penting. Sebagai perusahaan multinasional, Samjin dipimpin CEO Billy Park (David McInnis) yang merupakan orang Amerika. Dia sering berbahasa Inggris untuk menunjukkan kesenjangan dalam berbahasa. Nah, berkat kursus bahasa karyawan, Ja-young, Yoo-na, dan Bo-ram bisa menyelamatkan perusahaan tempat mengabdi mereka dari cengkeraman ”asing’’. Bahasa juga penting untuk mengetahui kebenaran dokumen yang dibutuhkan. Pokoknya, sutradara Jong-pil menegaskan kalau kamu nggak akan bisa apa-apa deh tanpa bahasa Inggris.
Selain perjuangan karyawan Samjin, hubungan pertemanan tiga sekawan itu cukup menyentuh hati. Meski tamatan SMA, mereka punya mimpi tinggi. Misalnya, Bo-ram ingin membuat aplikasi akuntansi karena nggak suka harus memalsukan laporan keuangan. Karakter Esom juga dari awal menunjukkan sikap self-love yang akhirnya bisa dia terapkan di divisi marketing tempatnya bekerja. Mereka punya karakter yang sangat berbeda, tapi bisa tetap saling menghargai dan menguatkan. We all need friendships like them. (c12/rat)