Zetizen.com- Rangkaian europe on screen (Eos) 2017 memasuki malam terakhir. Yaps, tepat pada Minggu (14/5) Festival film Eropa tersebut resmi berakhir. Total ada 74 film yang diputar selama satu minggu acara berlangsung. Closing night yang diadakan di Erasmus Huis, Jakarta Pusat ini pun seakan menjadi puncak dari acara yang diselenggara sejak 5-14 Mei. Selain screening film dan acara ramah tamah, closing night ini diisi juga oleh penampilan Trust Orchestra, loh. Seperti apa keseruannya? Simak yuk!
Setelah berlangsung selama seminggu, malam penutupan europe on screen (EoS) pun berakhir. Pengunjung yang hadir pun bertambah dari jumlah penonton pada tahun sebelumnya. "Untuk tahun ini penonton dalam europe on screen mencapai 30 ribu penonton, hingga malam penutupan sekarang ini," ungkap Mr. Orlow Suenke, Direktur Festival EoS 2017. Jumlah penonton ini meningkat 36 persen dari tahun lalu. Festival ini diselenggarkan juga di 6 kota besar lainnya. Kota dengan penonton tertinggi pertama adalah Jakarta dan disusul oleh kota Medan.
Selain Mr. Owlow Suenke, hadir pula Mr. Vincent Guerend selaku Ambassador of European Union, dan Mrs. Hilde Solbakken, Acting Ambassador of the Kingdom of Norway, yang berkesempatan memberikan apresiasi atas terselenggaranya Eos 2017 kali ini. Selain menyajikan screening film, ada pula tanya jawab langsung ke penggiat film Eropa. Apresiasi positif nggak hanya dari penikmat film. Banyak penonton yang baru pertama kali ikut serta dalam gelaran EoS dan berakhir menjadi penonton setia hingga pekan Eos 2017 berakhir.
Pada closing night, ada dua film yang menjadi perhatian yaitu film Eye in The Sky (2016) yang tayang pada sore hari. Dan film Here is Harold (2014), yang tayang sebagai penutup
Eos 2017
pada malam hari. Dua film berbeda genre ini sukses menarik perhatian para penonton.
Film Eye in The Sky yang bergenre drama, menceritakan misi kemanusiaan tentara Inggris untuk menyelamatkan masyarakat Kenya dalam ancaman teroris. Para tentara gabungan Inggris dan Amerika tersebut, harus melakukan misi besar namun dengan resiko yang sangat kecil. Film ini pun berhasil membuat penonton tegang diiringi rasa sedih. "Sempet baper saat anak kecil yang diperjuangin untuk selamat akhirnya tewas terkena efek dari roket yang ditembakkan para tentara. Melihat dari sisi kemanusiaannya, campur aduk rasanya," ujar Saraswati Nur Hikmah salah satu pengunjung EoS 2017.
Berbeda dengan film sebelumnya, Here is Harold merupakan film bergenre drama komedi. Film asal Norwegia ini berhasil membuat satu auditorium Erasmus Huis larut dalam tawa. Film besutan sutradara Gunnar Vikene, menceritakan bagaimana perjuangan seorang Harold, seorang bisnisman funitur yang sukses. Dia harus berjuang mempertahankan usahanya yang hampir bangkrut karena adanya toko properti besar asal Swedia, IKEA. Sampai-sampai dia pergi ke Swedia untuk bertemu dan menculik pemilik IKEA langsung. Nggak heran, Pendalaman karakter yang dilakukan Bjørn Richard sebagai Harold, bisa membuat film ini menang Amanda Award Best Cinematography pada 2015. Kalian bisa lihat trailer-nya dan nebak gimana serunya film ini.
"Secara pengambilan gambar emang bagus, apalagi editingnya. Bagi aku itu feel-nya dapet banget sih," ucap Mahasiswa IKJ, Khairun Naim Kesuma. Well, pagelaran
Eos 2017
ini terbukti banget bisa memberikan kesan manis dan antusias penikmat film di Indonesia. Naim juga mengharapkan, agar film Eropa bisa lebih banyak di tahun berikutnya. "Kalau bisa di tahun depan lebih banyak lagi filmnya, sebab aku bisa belajar banyak kebudayaan orang Eropa dari film," cetus cowok berusia 22 tahun tersebut.
Buat Zetizen yang belum berkesempatan datang, acara ini bakal diadain setiap tahunnya kok. Jadi siap-siap tahun depan ya! Ssst.. bocorannya sih, tahun depan bakal lebih banyak lagi film screening-nya. Wohoo... can't wait!
Editor: Fanny Kurniasari