Are You a Zetizen?
Show Menu

Film Big Friendly Giant: Kembalinya Spielberg ke Genre Fantasi

Zetizen Zetizen 17 May 2016
Film Big Friendly Giant: Kembalinya Spielberg ke Genre Fantasi

 

foto: disney

 

Zetizen.com, Cannes - Tepuk tangan penonton membahana di Grand Lumiere Theatre, Palais des Festivals, dalam pekan Festival Film Internasional Cannes pada Sabtu (14/5). Total, enam setengah menit mereka melakukan standing ovation untuk film The BFG. Dua menit awal saat para cast dan tim produksi hadir di karpet merah serta empat setengah menit ketika end credits muncul.

Film garapan sutradara kenamaan Steven Spielberg, 69, tersebut merupakan comeback-nya di genre fantasi. Dalam beberapa tahun terakhir, sutradara yang bakal berusia 70 tahun pada 18 Desember nanti itu lebih berfokus di film bertema histori. Di antaranya, Bridge of Spies dan Lincoln. Selain itu, The BFG bak momen reuninya dengan penulis naskah Melissa Mathison. Keduanya adalah duo di balik kesuksesan film E.T. the Extra-Terrestrial.

Spielberg berkeinginan kembali menggarap film fantasi sejak lama. Film bertema sejarah yang sempat menjadi tema besar garapannya merupakan penyegaran. ’’Kurasa, sekarang waktu yang tepat buat kembali ke jalur fantasi yang sangat kugemari. Tidak ada batasan. Rasanya sangat bebas,’’ ungkapnya sebagaimana dikutip Variety.

Film yang bakal rilis pada 1 Juli tersebut adalah salah satu proyek live-action Disney menyusul Cinderella dan The Jungle Book. The BFG merupakan adaptasi buku cerita anak-anak yang berjudul sama karangan Roald Dahl. Tokoh utamanya, BFG (Big Friendly Giant atau Sang Raksasa Ramah), diperankan Mark Rylance, aktor yang meraih piala Oscar 2016 sebagai aktor pendukung terbaik lewat Bridge of Spies. Tokoh Sophie dimainkan aktris pendatang baru Ruby Barnhill, 11.

DIAPIT SOSOK BESAR: Ruby Barnhill (tengah) berdiri di antara Steven Spielberg (kiri) dan Mark Rylance (kanan) dalam premiere The BFG di Festival Film Internasional Cannes. Foto: AP

Kembalinya Spielberg di genre fantasi mendapat sambutan baik dari penonton. Bahkan, sejauh ini The BFG memperoleh nilai yang cukup memuaskan. Di IMDb, ia dinilai 8,5 dari skala 10. Rotten Tomatoes memberikan rating 80 persen. Meski, film itu belum dirilis.

Sementara itu, kritikus film untuk The Observer, Stephen Garrett, memuji kemampuan tim produksi mengadaptasi kisah The BFG yang cukup dramatis di versi tertulisnya. ’’Meski sangat ’mematuhi buku,’ film ini tetap menyenangkan disimak. Lelucon khas Roald Dahl seperti kentut ajaib dan bahasa gobblefunk khas raksasa juga tetap terasa di film,’’ tulisnya.

Kepala Kritikus Film Internasional Variety Peter Debruge menyatakan, The BFG berpotensi menjadi film besar. ’’Tapi, dengan tidak adanya artis ikonik, film ini sangat mungkin tidak masuk jajaran film berpendapatan tertinggi sepanjang masa,’’ jelas dia.

Sama dengan The Jungle Book, The BFG adalah film fantasi berteknologi tinggi. Selain computer generated imagery (CGI), Disney menerapkan performance capture untuk menampilkan Rylance di sosok raksasa setinggi lebih dari tujuh meter. Spielberg bisa dibilang ’’habis-habisan’’ menampilkan suasana ajaib dalam The BFG. ’’Kita semua wajib percaya pada keajaiban. Sebab, ia menumbuhkan harapan yang bisa membuat kita jadi orang-orang yang lebih baik,’’ tuturnya. (fam/c14/jan/web)

 

RELATED ARTICLES

Please read the following article