Are You a Zetizen?
Show Menu

Review Geostorm (2017): Kehancuran Dunia Akibat Pemanasan Global

Rafika Yahya Rafika Yahya 19 Oct 2017
Review Geostorm (2017): Kehancuran Dunia Akibat Pemanasan Global

Zetizen- Rehat sejenak dari berbagai macam hantu yang datang ke bioskop, ada satu film ber-genre disaster yang juga layak banget buat ditonton, yaitu Geostorm. Mengisahkan tentang seorang ahli satelit bernama Jake Lawson, penonton dibawa mengintip tahun 2019 yang penuh dengan bencana alam dan perubahan iklim besar-besaran. Mulai dari mencairnya gunung es, hawa yang super duper panas, hingga perubahan cuaca ekstrem. Film ini pun seolah jadi 'penggugah' kita tentang bahaya pemanasan global yang makin hari makin nyata. 

 

Adegan kehancuran dunia dalam geostorm (foto: IMDB)

Untuk menanggulangi bahaya akibat perubahan iklim itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (yang seperti biasa) dipimpin oleh Amerika Serikat dan Tiongkok, menciptakan satelit pengatur cuaca. Jake Lawson yang diperankan oleh Gerard Butler menjadi otak dibalik penciptaan satelit bernama Dutch Boy tersebut.

Dutch Boy yang disebar di berbagai titik di dunia ini diharapkan mampu mengurangi badai dan mengurangi resiko perubahan cuaca ekstrem. Sayangnya, Dutch Boy tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Akibatnya, bencana yang datang bertubi-tubi disusul oleh kerusakan beberapa sistem menunjukkan adanya malfungsi dalam sistem Dutch Boy.

Namun, hal itu disangkal oleh beberapa pihak, terutama para petinggi Amerika Serikat yang beranggapan bahwa badai-badai itu hanya lah bencana yang biasa terjadi. Namun, sebagai orang yang sangat mengenal satelit dan iklim, Lawson tidak mau percaya begitu saja. Dibantu oleh Max (Jim Sturgees), Sarah (Abbie Cornish), dan Ute (Alexandra Maria Lara), Ia berusaha mencari penyebab dibalik bencana yang menghujam tanpa henti.

Adegan kehancuran dunia dalam geostorm (foto: IMDB)

Rupanya, Gerard Butler memang selalu tampil apik tiap kali berperan sebagai bagian dari pemerintahan Amerika Serikat. Kamu tentu masih ingat betul betapa heroik dan gagah penampilannya ketika berperan sebagai agen pelindung presiden dalam film Olympus has Fallen (2013) atau pun London has Fallen (2014).

Namun kali ini, Butler menunjukkan loyalitasnya dengan cara yang berbeda. Butler justru jadi sosok yang melawan Presiden dan juga para senat. Ia meyakini bahwa satu-satunya pihak yang mengetahui cara mereparasi Dutch Boy serta meredam badai bumi (geostorm) yang akan menghancurkan dunia hanyalah para pemangku kekuasaan.

 

Perubahan cuaca mengakibatkan warga seisi desa yang tewas secara misterius (foto: IMDB)

Premis inilah yang menjadi tombak bagi Geostorm untuk menciptakan sensasi unik dalam berbagai scene. Film ini layak diapresiasi terkait ketanggapan mereka dengan mengangkat isu yang sedang ramai diperbincangkan, seperti pemanasan global dan perubahan cuaca ekstrem, yang kemudian dikemas dalam penokohan yang epik dan konflik yang unik. Dalam beberapa scene, Devlin benar-benar mengambil gambar di NASA Facility in New Orleans, sehingga setting yang digunakan lebih real, loh! 

Selain Gerard Butler yang berhasil tampil total, ada juga Abbie Cornish, aktris asal Australia yang pernah berperan sebagai Clara Murphy. Aktris yang sebelumnya tampil dalam Robocop (2014) ini berhasil memerankan tokoh Sarah dengan epik. Selain jago menentukan strategi dalam memastikan Presiden tetap hidup, kepiawaian Cornish dalam adegan kejar-kejaran di jembatan juga patut diacungi jempol!

 

Aksi Sarah dalam menculik Presiden (foto: IMDB)

 

Jake dan tim ketika badai akan menyerang bumi (foto: IMDB)

Sayangnya, Geostorm masih memberikan celah bagi para kritikus untuk memberikan komentar negatif. Memasang Roland Emmerich yang merupakan produser dan penulis naskah Independece Day (1996), 2012 (2009) dan Independence Day: Resurgence (2016) sebagai penulis plot dan alur cerita, jalan cerita Geostorm pun terkesan template dari film-film sejenis lainnya.

Selayaknya film tentang bencana alam, kamu bisa menemukan konflik keluarga antara Lawson dan Hannah. Hubungan cinta yang menggantung antara Max dan Sarah, dan yang paling penting, konspirasi, pengkhianatan, plus klimaks di detik-detik terakhir ketika Bumi akan menghadapi kehancuran. Hmm, sedikit ada kemiripan dengan film 2012, ya kan?

Parahnya lagi, geostorm tetap diakhiri dengan quote yang benar-benar sama seperti film bencana lainnya yang menekankan tetang pentingnya bersatu sebagai umat manusia yang tinggal di bumi. Sebuah argumen yang benar, tapi udah overcook untuk dipakai lagi dalam sebuah film.

Namun overall, kalau kamu punya mimpi jadi astronot atau suka dengan berbagai hal yang berbau luar angkasa, film yang disutradarai Dean Devlin ini pasti bakal kamu sukai. Penasaran? kamu bisa cek trailernya disini

 

Editor: Fahri Syadia

RELATED ARTICLES

Please read the following article