Zetizen.com - Tahun ini, disney kembali memproduksi film remake setelah sukses me-remake film Cinderella dan The Jungle Book. Kali ini, disney menghadirkan film musikal Pete’s Dragon. Nggak cuma menjanjikan cerita berbeda, sutradara David Lowery juga menyuguhkan live-action yang lebih seru dengan teknologi CGI canggih.

Pete's Dragon berkisah tentang seorang anak yatim piatu bernama Pete (Oakes Fegley). Dia tinggal di hutan setelah orang tuanya meninggal. Selama enam tahun, Pete ditemani seekor naga bernama Elliot (John Kassir). Tapi, suatu hari, Pete bertemu Grace (Bryce Dallas Howard) dan menceritakan tentang Elliot. Grace pun memanggil ayahnya, Meacham (Robert Redford), untuk mencari tahu kebenarannya.

Film yang dirilis pada 12 Agustus di Amerika ini adalah cerita disney yang hits pada 1977. Lowery ingin menampilkan film yang lebih menyenangkan dan bisa dinikmati seluruh keluarga.

’’Karakter utamanya sama, yaitu Pete dan Elliot. Tapi, cerita tentang kekerasan terhadap anak seperti yang dilakukan Gogans, penjahat utamanya dulu, dihilangkan,’’ jelas Bryce Dallas Howard pada LA Times.

Dengan bantuan CGI, sosok Elliot dibikin lebih nyata. Pada versi 1977, Elliot berperut buncit, berambut merah muda, dan gigi maju ke depan. Kali ini, perawakan Elliot si naga ganas dibuat berbulu seperti anjing. Hal itu dilakukan agar penonton lebih gampang melihat karakter Elliot sebagai anak anjing layaknya buku anak-anak. ’’Sangat penting menekankan Elliot sebagai naga. Karakter ini akan memberikan kesempatan untuk membuka dialog antara orang tua dan anak tentang hal-hal unfamiliar," kata reviewer Terri Schwartz dalam situs IGN.

Kritikus film senior dari Variety, Peter Debruge, memuji semangat Lowery dalam menggarap remake ini. ’’Film ini merupakan salah satu film keluarga yang menyenangkan dan berkualitas. Kehadiran film ini juga dapat mengingatkan kita arti film disney yang selalu menghibur dan menginspirasi anak-anak,’’ tutur Debruge dalam situs IndieWire.

Pete's Dragon digadang-gadang menjadi film remake disney paling sukses. Sebab, film ini mampu membawa konsep cerita baru dengan inti cerita yang sama sehingga bisa dinikmati penonton baru dan penonton era 70-an. (Collider/IndieWire/IGN/ivm/c14/grc)