Zetizen.com - Pernah kebayang gimana proses produksi Film yang melibatkan ledakan bom atau tembakan senjata kayak X-Men: Apocalypse (2016) atau Captain America: Civil Wars (2016)? Tentunya nggak semua adegan berbahaya dalam Film superhero itu beneran kejadian. Yep, para filmmakers memakai teknologi CGI atau computer generated imagery.
Dengan CGI, kita bisa membuat gambar 3D dengan efek khusus (special effect). Bahkan, gambar dan efek mustahil dapat direalisasikan. ’’Dengan CGI, aku mampu membikin Film yang melampaui imajinasi banyak orang. Penonton pun bisa merasa terhipnotis saat melihat filmku,’’ kata Jon Favreau, sutradara The Jungle Book (2016), dilansir dari Variety.
Nggak cuma Film Hollywood yang pakai CGI. Selain The Raid, sebenarnya cukup banyak Film Indonesia yang memakai CGI. Tapi, penggunaannya nggak sebesar film-film Hollywood. Misalnya, Film action comedy Comic 8: Casino Kings Part 1 (2015) dan Part 2 (2016) yang digarap sutradara kondang Anggy Umbara. ’’Kita punya potensi untuk menyamai (Hollywood, Red). Cuma, mereka (animator Indonesia, Red) kurang jam terbang karena dipandang sebelah mata. Apalagi, CGI identik dengan bujet besar dan proses rumit,’’ ujar Anggy.
Sama dengan di luar negeri, teknologi CGI di Indonesia dimanfaatkan untuk program TV, layanan masyarakat, marketing property, video games, bahkan modul pembelajaran loh. ’’Pengaplikasiannya sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, akhir-akhir ini, di Indonesia, CGI dalam dunia perfilman sedang diberi perhatian khusus,’’ ungkap Eric Kawilarang, salah seorang animator Indonesia.
Eric adalah seorang animator yang udah lama berkecimpung dalam dunia visual effect. Bahkan, dia terlibat dalam film-film besar. Salah satunya adalah Night at the Museum: Secret of the Tomb (2014). Setelah mendapat banyak ilmu di luar negeri, Eric kembali ke Indonesia dengan visi memajukan dunia perfilman lokal.
Bersama Anggy, Eric mulai menunjukkan bahwa Indonesia juga mampu membikin Film dengan CGI canggih. Buktinya, mereka meraih penghargaan melalui Comic 8: Casino King dalam ajang Piala Maya 2015.
Nah, buat kamu yang pengin mendalami CGI, beberapa universitas udah menyediakan program studi khusus untuk perfilman dan animasi. Sebut saja Institut Seni Indonesia (ISI) di Jogjakarta. Universitas itu memiliki program studi D-3 khusus animasi yang salah satu cabang ilmunya mempelajari CGI.
Tapi, sebelumnya, kamu harus paham beberapa ilmu dasarnya. Menurut Eric, banyak ilmu dasar dalam pembuatan CGI. Namun, ada tiga aspek penting, yaitu memahat, menggambar, serta anatomi tubuh manusia. Dari memahat, kamu akan tahu detail-detail kecil suatu karakter. Dari anatomi, kamu dapat membentuk sebuah karakter yang realistis. Semua itu nggak akan bisa berjalan kalau kamu nggak bisa menggambar. (afr/c14/rat/sam)