zetizen

JAFF 2018 : Bedah Seluk Beluk JAFF di Jogja Nasional Museum

After School

JOGJA, ZETIZEN.COM - Jogja-Netpac Asian Film Festival 2018 resmi dibuka Selasa lalu (27/11). JAFF yang dilaksanakan selama 8 hari tersebut akan dilaksanakan di tiga tempat berbeda, yaitu Empire XXI, Cinemaxxx, dan Jogja Nasional Museum. Nggak hanya menayangkan film aja, berbagai karya menarik ikut dipamerkan di Jogja Nasional Museum.

Video Library

Ruangan yang didesain futuristik dengan lampu biru di sekeliling ruangan ini memamerkan tiga produk Epson Moverio. Kacamata pintar itu bisa digunakan untuk menonton film dan mengoperasikan drone. Dalam ruangan Video Library terdapat tiga Epson Moverio yang masing-masing berisi 10 film yang akan diputar selama rangkaian acara JAFF. Nah, pengunjung bisa menonton film tersebut sambil duduk di beanbag yang tersedia.

Focus On Garin Nugroho

Menceritakan napak tilas Garin Nugroho di dunia perfilman, JAFF menyediakan dua ruangan yang fokus pada perjalanan karir Garin. Ruangan pertama, pengunjung disuguhi prestasi Garin Nughroho, kliping pemberitaan, buku biografi, roll film, katalog, hingga script asli dari film-filmnya. Selain itu, pengunjung juga "diceritain" era-era perfilman Garin mulai debutnya sebagai sutradara pada 1991.

             

Sebenarnya, Garin sudah berkecimpung di dunia perfilman sejak 1978. Masa-masa itu dijuluki era dokumenter karena Garin aktif berkolaborasi dengan filmmaker lain untuk menciptakan film dokumenter. Baru pada 1991, lewat film bertajuk Cinta Dalam Sepotong Roti, dia debut sebagai sutradara. Nggak hanya itu, Garin juga aktif memproduksi video klip dan iklan sekitar 1990-1991 yang dinamai Advertisement Era. Pada 1998, Garin banting setir mengangkat isu sosial dan politik. Salah satunya lewat film Leaf on The Pillow. Terakhir, Indepent Era, adalah masa dimana Garin aktif bergerak dalam Cinema Independent saat film indie mulai diakui di Indonesia.

Napak Tilas Perjalanan JAFF

Selama 13 tahun penyelenggaraannya, JAFF selalu mengangkat tema dan goals berbeda. Diprakarsai Phillip Cheetah, NETPAC, Ifa Ifansyah, Dyna Herlina, Budi Irawanto, Ajish Dibyo, Yosp Anggi Noen, dan Ismail Basbeth pada 2006, JAFF resmi diadakan dengan menggandeng negara-negara Asia. Sukses di tahun pertamanya, JAFF kembali diadakan pada 2007 dengan tema Diaspora hingga tahun ini.

Penjelasan JAFF setiap tahunnya ini dipajang di lorong-lorong Jogja Nasional Museum. Mulai dari tema, latar belakang pemilihan, daftar pemenang award, hingga kaos yang dikenakan tiap tahunnya. Nggak lupa cetakan hasil artwork dari Andre Tanama juga dipamerkan dalam ruangan yang dinamai Meet The Artist.

 

   

Siapa yang sudah datang ke JAFF? Yuk, share ceritamu!