Zetizen-Siapa nih yang selama pandemi jadi doyan main media sosial? Ya nggak salah sih karena semua informasi didapat dari sana, apalagi pandemi ini memaksa kita semua untuk membatasi aktivitas di luar rumah. Hati-hati ya, jangan sampai kamu termakan berita buruk dan terkena efek negatif dari kebiasaan doomscrolling, sebuah kecenderungan seseorang untuk terus-menerus menelusuri berita buruk di dunia maya. Efek negatif apa aja yang bakal kita dapat dari doomscrooling? Intip pengalaman mereka, yuk! (sak/c12/mel)
Salsabillah Handini, 19, UIN Surabaya
Sempat Terpengaruh Informasi Palsu
”Aku pribadi emang nggak bisa jauh dari gadget karena hampir semua aktivitas dan kebutuhan ada di benda ini. Waktu itu kondisi mentalku lagi kurang stabil dan memutuskan untuk curhat ke teman dekat. Nggak memberikan feedback positif, justru dia mengirimkan artikel-artikel seputar isu kesehatan mental yang malah bikin aku terjebak dalam self-diagnosed.
Dari situ aku sempat menyerah, udah mikir segala sesuatu yang paling ”berbahaya”. Sampai akhirnya aku bertemu orang yang memang ahli dalam bidangnya dan baru tahu kalau semua yang pernah aku baca itu salah dan menyesatkan.’’
Vanya Alif Jasmine, 19, Universitas Widya Mandala Surabaya
Overthinking ke Hal Buruk
”Akhir-akhir ini media sosial ramai soal kontroversi seorang influencer dan isu seputar cowok matre. Tadinya mau bodoh amat karena awalnya aku anggap itu hanya hiburan dan gosip di media sosial, tapi lama-lama bikin aku overthinking juga.
Mulai terbersit pikiran kalau semua cowok matre dan punya sifat buruk yang sama nanti gimana ya? Mungkin nggak kalau cowokku nanti kayak gitu juga? Kadang jadi ragu dan kehilangan kepercayaan sama semua orang, khususnya cowok-cowok. Padahal, sebenarnya aku juga nggak bisa memukul rata kalau semua cowok punya sifat buruk yang sama.''
Chiera Desta, 20, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Bikin Demotivasi
”Awal
pandemi
dulu aku selalu memantau apa aja yang trending di media sosial. Contohnya aja informasi seputar pandemi, nggak semua berita tentang
pandemi
itu bersifat mengedukasi karena mulai ada yang mengarah ke penyebaran berita hoaks. Kita yang berusaha untuk tetap mematuhi perintah malah dibenturkan dengan isu-isu miring yang sayangnya telanjur dipercaya banyak orang.
Karena berita-berita itu tadi, aku jadi punya trust issue terhadap segala informasi di media sosial karena terus dibikin bingung dengan berita yang ada. Output-nya jadi malas ngapa-ngapain, nggak punya minat untuk melakukan sesuatu yang produktif yang menurutku merupakan efek paling fatal.’’
DOOMSCROLLING bisa terjadi pada siapa aja, tanpa memandang usia maupun jenis kelamin. Menurut Nandy Agustin Syakarofath SPsi MA, dosen psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang, doomscrolling bermula karena keadaan bosan dan gadget adalah pelarian yang paling mudah. Padahal, kalau intensitas penggunaan gadget semakin meningkat, kamu bisa kecanduan media sosial yang ditandai dengan perilaku impulsif terhadap objek yang disukai. Tenang! Tip dari dosen Nandy berikut ini akan membantu kamu untuk menemukan jalan keluarnya! Simak baik-baik ya! (sak/c12/mel)
Mengurangi Intensitas Penggunaan Gadget
New normal tidak sekadar terbiasa pakai masker dan cuci tangan, lho! Dalam bermedia sosial, kamu harus mulai kebiasaan baru yang lebih positif kalau mau terhindar dari doomscrolling. Sederhananya dengan membatasi penggunaan gadget selama satu hari, dengan begitu kamu akan lebih mudah terhindar dari doomscrolling.
Dari situ kamu akan terbiasa untuk mengurangi intensitas penggunaan media sosial sehingga tidak perlu lagi merasa kepo tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya.
Melakukan Aktivitas dengan Orang Rumah
Selain membuat batasan dalam bermedia sosial, cara lain agar kamu terhindar dari doomscrolling adalah melakukan kegiatan positif. Contohnya, menyalurkan hobi atau sekadar membantu ibu di rumah. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah terdistraksi atas berita-berita buruk di internet.
Selain bisa mempererat hubungan dengan orang rumah, aktivitas ini bisa meminimalkan intensitas kamu dimarahi orang tuamu gara-gara keasyikan bermain gadget, hehe.