Kadang, nge-fans sama artis atau musisi tertentu bikin kita merasa eksklusif dan nggak mau dengar pendapat orang lain. ’’Pokoknya, punyaku yang paling hebat!’’ begitu kira-kira. Padahal, setiap orang mempunyai selera musik masing-masing dan pantas buat suka musisi siapa pun. Eit, jangan-jangan kamu yah oknum yang merasa eksklusif itu? Buktikan dengan kuis ini, yuk! (c20/kch)
A. Belain sampai cari bukti-bukti terkait bahwa dia nggak salah!
B. Diem aja karena tahu yang dia lakuin memang salah. Minimal tetap support dengan semangat.
A. Gapapa, masih ada tabungan. Yang penting gas!
B. Yah, better luck next time.
A. Temen-temenku harus tahu lagu terbaru dari si X, mereka kayaknya bakal suka.
B. Yang penting semua bisa nyanyi dan seru-seruan! Sing along playlist, please!
Waduh, kamu kayanya termasuk fans yang overproud, nih. Jadi fans boleh, tapi jangan kelewatan sampai jadi fanatik, ya. Syukur-syukur kalau kamu di-notice oleh sang idola. Kalau enggak, bisa-bisa malah nggak di[1]notice sama teman sendiri karena merasa terganggu dengan sifat fanatikmu.
Waduh, kamu kayanya termasuk fans yang overproud, nih. Jadi fans boleh, tapi jangan kelewatan sampai jadi fanatik, ya. Syukur-syukur kalau kamu di-notice oleh sang idola. Kalau enggak, bisa-bisa malah nggak di-notice sama teman sendiri karena merasa terganggu dengan sifat fanatikmu.
Segala sesuatu yang berlebihan pasti bakal berakibat buruk buat siapa pun. Termasuk perasaan senang atau perhatian terhadap idola atau hal yang kita sukai. Selain berakibat buruk terhadap hubungan sosialmu dengan orang lain, ternyata ada dampak-dampak lain yang dapat berakibat buruk pada kehidupanmu, loh!
’It’s unfair!’’ ujar Adam Stone dalam sesi Grown Up, Grown Down milik channel truTV di YouTube. ’’Atlet-atlet yang kamu idolakan bahkan tidak mengetahui satu pun hal tentangmu, mengapa kamu harus tahu segala hal tentang mereka?” ungkapnya. Menurut dia, menyukai olahraga atau suatu tim olahraga itu boleh. Namun, terlalu terobsesi pada mereka adalah hal yang tidak masuk akal.
Nggak sedikit orang-orang yang mengungkapkan obsesi mereka tersebut melalui perilaku yang merugikan. Dilansir dari situs APS, Edward Hirt, partner profesor psychology and brain sciences di Indiana University, menuturkan bahwa orang-orang akan mengikat identitas mereka sebagai fans dari sesuatu yang pengaruh positif dan negatifnya merupakan cerminan dari apa yang idola mereka lakukan.
Meskipun tidak berhubungan langsung dengan sang idola maupun orang-orang di sekitar, perilaku fanatik juga bisa berdampak buruk pada diri sendiri, loh. Sebuah penelitian di University of Arkansas membuktikan bahwa orang-orang yang terlalu terobsesi dengan sesuatu lebih mungkin membangun budaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi makanan berlebihan yang akhirnya berdampak pada kesehatan jantung dan pencernaan.
Nah, hal ini membuktikan bahwa segala sesuatu perlu tetap memiliki batas. Apalagi perasaan suka kita terhadap sang idola. Nggak mau kan kalau orang[1]orang di sekitarmu malah menjauh padahal sang idola juga tidak semakin dekat? (c20/kch)