Zetizen-Secara sadar atau nggak, sebenarnya kita pasti telah bergabung dalam sebuah circle pertemanan. Bersyukurlah kalau circle kita terdiri atas kumpulan orang yang suportif. Tapi, kalau kita terjebak dalam circle yang toxic, gimana tuh? Nah, Zetizen punya mini quiz buat tahu kondisi circle yang sedang kalian ikuti sekarang. Hitung-hitung buat bantu kalian juga untuk terlepas dari circle toxic. Yuk, diisi sebentar! (c20/mel)
Apakah kamu merasa nyaman dengan circlemu saat ini?
A. Masih nyaman-nyaman aja kok.
B. Sebenarnya akhir-akhir ini agak nggak nyaman sih.
Adakah yang mendominasi di circle kamu?
A.Nggak, semua punya keunikan masing-masing.
B. Ada, biasanya dia yang sering menentukan mau pergi ke mana atau gimana harus bertindak ke orang lain.
Apakah circle-mu termasuk orang-orang yang suportif?
A. Iya, meski nggak semuanya, at least mereka tetep berusaha nunjukkin support.
B. Aku ngerasa mereka lebih sibuk cari kekurangan orang lain daripada men-support temannya yang pengin menjadi lebih baik.
Apa yang biasanya jadi topik obrolan tiap sedang ngumpul?
A. Banyak sih ya. Gosip, pelajaran, dan lain sebagainya.
B. Random, tapi entah kenapa sering menjurus untuk bergosip dan cenderung menjatuhkan satu sama lain.
Pernah diposesifin sama teman cirlce sendiri?
A. Bukan posesif sih, tapi lebih ke sifat buat peduli satu sama lain.
B. Pernah, saking posesifnya, ditanyain pergi sama siapa, alasan pergi ke suatu tempat, dan lain sebagainya.
Ada pikiran untuk keluar dari circle-mu?
A. Belum ada, soalnya aku ngerasa fine-fine aja.
B. Sempet kepikiran sih, tapi bingung gimana caranya.
Circle-mu berisi orang-orang yang suportif dan berhasil bikin kamu nyaman hingga saat ini. Meski nggak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan pendapat, sebisa mungkin kalian selesaikan secara terbuka dan nggak ada yang menusuk dari belakang. Keep up your friendship ya! Jangan sampai rusak hanya karena masalah ego dan malah bikin nggak nyaman nanti.
Nggak baik kalau kamu berada di posisi yang tertekan terus. Ada kalanya kita berusaha untuk lebih memikirkan diri sendiri, termasuk dalam memilih teman. Kalau memang cara terbaik adalah meninggalkan circle pertemananmu saat ini, do it! Jangan ditahan-tahan lagi karena teman yang toxic itu nggak bakal memberi manfaat buat kamu.
Waktu awal gabung ke circle ini, emang nggak sadar sih kalau sebenarnya circle-ku ini termasuk toxic. Jadinya agak susah juga buat keluar. Akhirnya, aku coba tanya solusi ke orang tua dan wali kelas aku soal keinginanku untuk keluar dari circle pertemanan itu. Setelah cukup yakin dan mengumpulkan keberanian untuk mengurangi intensitas keluar atau sekadar main bareng mereka, akhirnya secara perlahan aku bisa keluar dan menjauh dari mereka.
Buatku, untuk apa kita berteman sama orang yang membuat kita nggak nyaman. Jadinya aku memutuskan menghindar secara pelan-pelan dari circle-ku yang dulu. Caranya sih dengan mengurangi intensitas untuk berinteraksi, berbicara seperlunya aja, dan nggak usah menggubris kalau mereka masih ngomongin kita di belakang. Selama hal itu baik buat kita, nggak salah kok buat bersikap kayak gitu.
Circle-ku memberikan pengaruh buruk seperti bullying dan berbohong. Dari situ akhirnya aku coba curhat ke dua teman circle-ku yang merasa tindakan mereka udah nggak beres. Akhirnya, kami sepakat buat keluar dari cirlce ini. Cara kami keluar secara halus dari cirlce itu dengan membuat kami dibenci oleh mereka. Kami berusaha nggak mengikuti hal-hal yang mereka lakuin. (c20/mel)