Zetizen-Kriiiiiing...!!!
Bel yang menandakan jam pelajaran pertama akan dimulai berbunyi. Semua murid berlarian menuju kelas masing- masing. Termasuk Orlin, siswi kelas XII di SMA Tik-Tok Sakti. Dia bergegas duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku paket kimia serta buku tulis. Yap, Orlin sangat bersemangat karena ini adalah tahun terakhirnya di SMA. Gadis berlesung pipi itu sangat ingin memaksimalkan tahun seniornya dengan baik dalam segi apa pun. Mulai nilai, ekstrakurikuler, organisasi, pertemanan, hingga... percintaan? Well, we'll see.
"Sekarang kerjakan halaman 17 ya. Kalau sudah selesai, kumpulkan ke ketua kelas!" ucap Pak Adi, guru kimia di kelas Orlin. Perintah itu pun disambut suara kertas yang dibalik, kotak pensil yang dibuka, dan deritan kursi yang menandakan anak-anak mencari pewe (posisi wenak) untuk mengerjakan tugas.
Ah, tugas seperti ini sih nggak butuh waktu lama untuk Olin mengerjakannya. Gampang! Tapi, tiba-tiba dia ter-distract oleh suara Anin.
"Ngelamun apa sih?" seru teman sebangkunya itu.
Orlin tampak bimbang membuka mulutnya.
"Apa sih? Kamu aneh banget hari ini," desak Anin.
"Malu aku buat cerita," jawab Orlin.
"Halah. Udah temanan tiga tahun padahal. Masih punya malu?" goda Anin sambil menyikut teman yang dikenalnya sejak ospek itu.
"Jangan kaget ya," kata Orlin.
Dia tak kuasa menahan ujung bibirnya terangkat,
"Hmmm... Kayaknya aku suka...Daffa deh."
Orlin menunduk. Kalau ini sebuah drama Korea, pasti pipinya sudah merona merah.
"HAH?! KAMU KAN SERING TENGKAR REBUTAN BOLPOIN SAMA DIA."
As expected, Anin 2 dengarnya. Nggak bisa akan heboh men-dengarnya. Nggak bisa disalahkan juga sih karena selama ini Orlin dan Daffa seperti Tom and Jerry. Tapi, entah kenapa, waktu ngobrol sama si anak basket itu, hati Orlin berdebar.
"Terus kamu sekarang mau dapetin dia, gitu?" Anin terus mengejarnya.
"Gila apa? Ya iyalah aku mau dapetin dia. Kan aku suka. Pertanyaanmu lho."
Anin pun tertawa melihat tingkah temannya. Jarang-jarang lho lihat Orlin gampang salah tingkah gara-gara cowok. "Fokus woy, fokus!" seru Anin saat melihat. temannya melamun lagi sambil memainkan ujung rambut beach wave-nya instead of mengerjakan tugas kimia. "Tenang, nanti habis kelas aku bantuin cari cara kasih tau Daffa," ujar Anin.
Cara seperti apa yang diidekan Anin agar Orlin bisa mengungkapkan isi hatinya kepada Daffa? Dan akankah cara tersebut berhasil? Kalau nggak, Orlin malah bisa musuhan sama Daffa, lho. Cari tahu kisah selanjutnya di WKRT minggu depan ya! ("/c12/rat)