Zetizen-Bukan cuma tentang cinta, persahabatan pun nyatanya bisa bertepuk sebelah tangan. Kita mungkin pernah memiliki hubungan pertemanan yang sangat dekat dan terjalinlah hubungan persahabatan itu. Eits, tapi ternyata dia justru hanya menganggapmu teman biasa. Beberapa Zetizen di samping ini memiliki cerita pengalaman betapa sedihnya persahabatan bertepuk sebelah tangan. (c12/lia)
NGGAK DIANGGAP KARENA COWOK
Baca juga:
Greatest Journey With My Best Friend
|
Aku itu tipikal orang yang sulit berteman dekat dengan orang lain. Tapi, ketika ketemu orang yang tepat, aku akan anggap dia support system terbaik. Aku pernah menjalin per sahabatan yang cukup dekat. Bahkan, ketika orang lain menjauhiku, dia masih tetap ada. Hingga sampai suatu saat, cowok jadi alasan pertengkaran kita. Sampai-sampai dia bilang kalau kita ini nggak pernah jadi sahabat dan anggap cuma aku yang merasa terlalu dekat. Sejak saat itu, aku ngerasa kalau aku nggak butuh support system lain selain diriku sendiri. Butuh waktu yang lama buat akhirnya kita menjadi baik-baik aja. Tapi, menjadi baik lagi tidak berarti bisa seperti dulu. Jadi, bertemanlah sewajarnya.”
BERHENTI MENGGUNAKAN LABET SAHABAT
Baca juga:
Batas Tipis Kewajaran Sikap Posesif
|
Punya sahabat dekat, tapi seketika kayak nggak saling kenal karena dia punya teman baru yang lebih asyik buat diajak hang out. Dari kejadian itu, aku nggak mau melabeli teman lagi sebagai sahabat. Karena pelabelan tersebut justru bikin drama dan pusing sendiri karena kita berekspektasi tinggi. Kalau ada teman yang cocok dan akrab banget atau orang lain melihat kalian sebagai sahabat sih, it’s okay. Dijaga hubungannya, treat them well, tapi jangan expect more atau minta balas budi dari mereka. Kadang kalau udah dicap sebagai sahabat, kamu lagi nggak bisa bantu dia, dia mungkin bisa bilang ”sahabat kok gitu sih”, jadi lebih bisa memicu drama.”
TANGGAPAN NGGAK SESUAI EKSPETASI
Sebelum jadi sahabat, aku dan dia justru pernah hampir bertengkar karena selisih pendapat saat satu organisasi. Justru karena itulah, awal mula kita jadi lebih kenal dan akhirnya kita sering spend waktu bareng. Alasannya mungkin karena memang satu frekuensi, jadi nyambung buat temanan. Tapi, nggak tau kenapa tiba-tiba dia mulai menjauh. Aku udah pernah minta maaf sih, tapi tanggapan dia nggak sesuai ekspektasiku. Bahkan, beberapa teman lain pun sempat membantu supaya kami bisa baikan. Sampai akhirnya aku menyerah tanpa tahu salahku apa dan berpikir, jangan-jangan hanya aku yang anggap dia sahabat.”
Tipe Pertemanan yang Pasti Kamu Rasakan
Pertemanan yang Saling Memanfaatkan
Biasanya, tipe pertemanan ini bakal kumpul kalau memang ada perlunya aja. Mungkin kamu merasa kurang cocok dan nggak sefrekuensi ketika bersama, tapi nggak bisa dimungkiri kamu memang butuh dia sehingga akhirnya terjalinlah hubungan pertemanan yang cukup baik ini. Selain sama-sama diuntungkan, biasanya tipe persahabatan ini cenderung awet, loh.
Pertemanan karena Dia Temannya Temanmu
Karena sering main atau satu tongkrongan dengan temannya temanmu, nggak jarang akhirnya kamu juga jadi dekat karena berada di circle yang sama. Tapi, kadang kita bingung, mau ngaku temanan, tapi kita pun nggak dekat-dekat banget. Mau bilang bukan teman, tapi udah lumayan banyak berinteraksi. Pasti kamu pun nggak akan nongkrong bareng dia kalau nggak barengan sama temanmu, kan?
Temanan karena Lokasi
Nggak cuma cinlok, pertemanan pun bisa terjalin ketika kita berada di situasi dan kondisi yang sama. Kamu pasti punya teman yang hanya berteman ketika berada di sekolah, organisasi, atau apa pun itu. Di lingkungan tersebut, kamu mungkin cocok dan berteman sangat baik, tapi ketika berada di luarnya, kamu dan dia punya tipe pergaulan yang berbeda.
Pertemanan Tulus dan Sejati
Apa ciri pertemanan yang tulus dan sejati? Menganggapnya sebagai salah satu bagian keluarga mungkin bisa jadi salah satu contohnya. Biasanya pertemanan ini telah berlangsung bertahun-tahun sehingga kamu akan saling melengkapi satu sama lain. Ketika berada di masa-masa sulit, kalian pun nggak pernah meninggalkan satu sama lain. Friendship goals, deh! (c12/lia)