Zetizen-Momen berbuka puasa selalu jadi waktu yang pas untuk berkumpul bareng keluarga atau orang tersayang. Kalau dulu selalu disibukkan dengan banyak kegiatan sehingga nggak sempat pulang untuk buka bersama di rumah, sekarang kita hampir punya banyak waktu untuk stay di rumah dan kumpul bareng keluarga. Salah satunya, momen berbuka bersama keluarga. Seperti apa sih momen ini bagi mereka yang udah lama nggak berbuka puasa di rumah? Check their stories! (c20/mel)
Tahun ini bisa dibilang berkah banget karena dari awal puasa udah bisa pulang dan buka bersama keluarga di rumah. Kalau berkaca dari tahun lalu sih, mana sempat pulang ke rumah. Soalnya, kegiatan belajar di kuliah masih aktif. Belum lagi aku ikut organisasi dan prokernya bejibun. Jadinya lebih sering puasa bareng teman-teman di kos. Meski jarak kos ke rumah cuma satu jam, aku sering kali baru bisa pulang h-seminggu Lebaran karena hectic-nya jadwal tadi. Senang banget akhirnya full jalanin ibadah puasa di rumah karena bisa bantu ibu nyiapin masakan buat buka puasa dan tentu lebih hemat! Hehe.
Senang bukan main akhirnya bisa buka puasa bareng keluarga lagi. Most importantly menjalani bulan Ramadan di Indonesia! Karena model sekolahku di Inggris boarding school, jadinya aku jarang banget pulang. Udah dua tahun aku jalanin puasa di sana. Bedanya, kalau di sekolah, biasanya aku bakal buka puasa bareng teman-teman lain yang muslim di ruang makan asrama. Di sini aku buka puasa bareng keluarga dengan hidangan takjil yang nggak pernah absen di meja makan: es pisang ijo! Imbauan untuk kembali ke negara masing-masing waktu itu diumumkan sejak pertengahan Maret. Jadi, aku segera balik ke Indonesia begitu ada lampu hijau dan sekarang menjalani kegiatan belajar secara daring.
Udah melewati tujuh bulan Ramadan dan tahun ini bisa dibilang kesempatan langka buatku untuk menjalani ibadah puasa full di rumah. Nggak nyangka sih soalnya tahun lalu aku selalu disibukkan sama pekerjaan yang membuatku nggak bisa ambil cuti. Jadinya aku harus buka puasa di tempat kerja. Momen kumpul bareng keluarga secara utuh bisa dibilang cuma ditemuin pas bulan Ramadan. Aku sangat bersyukur masih bisa berbuka bersama keluarga kayak gini. Belum lagi kalau ada minuman es teh sebagai pelengkap makanan saat berbuka puasa, puas banget rasanya!
Zetizen-Selain mempererat silaturahmi, buka bersama dengan orang-orang terdekat dan tersayang punya dampak positif buat kesehatan mental, loh! Bareng psikolog klinis Ani Hikmawati, simak yuk beberapa manfaat buka bersama dilihat dari segi psikologis. (c20/mel)
Coba deh kamu refleksi kira-kira udah berapa kali makan bareng keluarga di rumah. Bisa dihitung atau kamu termasuk orang yang sering kumpul bareng keluarga di rumah? Well, berbuka puasa bareng bisa mempererat hubungan antarkeluarga sekaligus meningkatkan kepuasan dan kenyamanan kita agar lebih dekat dengan keluarga. ’’Rasa aman dan nyaman ketika berkumpul bersama keluarga saat berbuka inilah yang bisa mendorong hormon endorfin dalam tubuh tersebar serta memengaruhi cara berpikir dan beraktivitas agar lebih bersemangat,’’ tutur Ani
Saat berkumpul, tentu kita bakal menerima banyak cerita atau petuah[1]petuah baru dari orang tua atau saudara. Dari sinilah kita akan belajar menjadi seorang pendengar. Kita sekaligus bisa meningkatkan rasa empati dan simpati lewat respons yang diberikan. Psikolog Ani juga menjelaskan, kebiasaan saling terbuka dan bercerita ini bisa menumbuhkan kepercayaan lebih dengan keluarga nanti.
Jadwal kita bisa semakin padat saat mengerjakan tugas sekolah dan kuliah yang menumpuk. Hal ini bisa jadi salah satu pemicu stres. ’’Beban pikiran yang terlalu banyak bisa menimbulkan perasaan stres dan tertekan. Apalagi, saat bulan puasa, emosi kita mudah terpancing karena menahan lapar dan minum,’’ jelas Ani. Berbuka bersama keluarga bisa menjadi salah satu sarana untuk menyalurkan beban pikiran, baik dengan saling sharing cerita maupun menyantap masakan yang dihidangkan bersama-sama. Menyenangkan bukan?