Are You a Zetizen?
Show Menu

E-Mail Bikin Bumi Rusak, Kok Bisa?

Narendra Mg Narendra Mg 25 Jan 2022
E-Mail Bikin Bumi Rusak, Kok Bisa?

PEMANASAN global terus meningkat. Penyebabnya beragam. Mulai asap kendaraan, sampah yang menumpuk, hingga gas metana hasil peternakan. Sebuah penelitian berjudul The Carbon Footprint of e-mail Spam Report yang diterbitkan McAfee menyebutkan kebiasaan menimbun e-mail juga bisa meningkatkan emisi karbon dan berpengaruh pada perubahan iklim, lho. Wah, kok bisa, ya? (arm/c12/lai)

Setiap mengirim e-mail, router akan mengirim sinyal informasi ke basis perusahaan telekomunikasi lokal untuk diteruskan hingga pusat perusahaan telekomunikasi.

Dari sana, informasi diteruskan hingga diterima orang yang dituju. Semua kegiatan itu berlangsung dengan tenaga listrik yang kebanyakan dihasilkan dari bahan bakar fosil. Jika dikalkulasikan, satu pesan elektronik menambahkan 0,3–26 gram karbon dioksida ke atmosfer.

Energi untuk mengirim 65 e-mail setara dengan gas buangan mobil yang berjalan sejauh 1 Kilometer.

Semua e-mail kemudian disimpan di suatu penyimpanan besar bernama Cloud yang juga membutuhkan tenaga listrik yang cukup besar. Pembakaran energi fosil dari penggunaan listrik akan melepaskan gas-gas berbahaya yang mengakibatkan pencemaran udara. Dari total keseluruhan penyumbang emisi karbon, pengiriman e-mail secara global menghasilkan 0,1 persen karbon.

Meski persentasenya cukup kecil, emisi karbon yang dihasilkan akan semakin meningkat apabila dibiarkan. Karena itu, menghapus 10 e-mail dapat menghemat 1.725,00 gigabyte ruang penyimpanan dan sekitar 55,2 juta kilowatt daya.

Mulai dengan Langkah Kecil

SADAR nggak kalau kehidupan sehari-hari kita ternyata cukup konsumtif dan boros energi. Setiap aktivitas menghasilkan emisi karbon yang bisa mempercepat pemanasan global. Semakin panas bumi, keselamatan organisme yang tinggal di dalamnya juga semakin terancam. So, untuk mencegah dampak pemanasan global bertambah parah, kita perlu mengurangi emisi gas karbon. Let’s get started! (arm/c12/lai)

Hemat Energi
Energi merupakan penyumbang terbesar penyebab perubahan iklim global. Sekitar 60 persen emisi karbon disebabkan penggunaan energi secara masif dan nggak ramah lingkungan. Makanya, penting banget untuk menghemat listrik dan air di rumah. Mulai memakai air seperlunya, menggunakan peralatan elektronik hemat energi, hingga mencabut kabel yang nggak dipakai. Well, mengurangi screen time juga termasuk menghemat energi, lho.

Naik Transportasi Umum
Dengan selalu bepergian dengan menggunakan kendaraan pribadi, kamu berkontribusi dalam menghasilkan lebih banyak emisi karbon. Apalagi kalau terjebak macet, mesin kendaraan akan menjadi panas dan melepas gas emisi ke udara. Naik transportasi umum bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi polusi udara dan emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran mesin. Kalau tujuannya nggak terlalu jauh, kamu bisa berjalan kaki atau bersepeda. Lebih sehat bukan?

Kurangi Konsumsi Daging
Jurnal berjudul Beef Consumption Reduction and Climate Change Mitigation dari University of Kentucky menyebutkan bahwa sektor ternak ikut menyumbang emisi karbon sebanyak 65 persen. Hewan ternak bisa menghasilkan gas metana dari sendawa, kentut, dan kotoran. Satu kilogram gas metana setara dengan 24 kilogram karbon dioksida. Daripada daging, kamu bisa beralih mengonsumsi sayur-sayuran produksi petani lokal.

 

 

 

RELATED ARTICLES

Please read the following article