Zetizen.com - Takdir menyatukan kami sejak dalam perut mama sampai bangku kuliah. Yap, kami kuliah di Universitas yang sama, Universitas Muhammadiyah Malang. Aku nggak pernah menyangka akan hal ini. Bahkan, aku dan saudara kembarku sama-sama diterima di Fakultas Pertanian dan Peternakan! Meski minat dan bakat kami nggak jauh beda, untungnya kami masuk ke jurusan yang berbeda. Kalau satu kelas, takut bikin dosen bingung he he he. Ternyata, punya saudara kembar satu jurusan enak banget lho, apalagi buat anak rantau sepertiku.
Buat mahasiswa yang nggak punya saudara kembar, biasanya setelah sibuk kuliah bakal kembali ke rumah atau kos. That's it. Meski punya adik atau kakak, belum tau satu hati. Nah, bagiku, punya saudara kembar itu membantu banget! Setelah capek kuliah, selalu ada teman buat bertukar cerita. Bertukar cerita adalah hal yang penting bagi kami. Saudara kembar pasti super pintar menjaga rahasia. Oh iya, kadang kembaranku membelikan makan siang lho setelah aku selesai kuliah! She's so sweet. Rasa capek langsung hilang deh.
Karena aku dan kembaranku berada di fakultas yang sama, ranah mata kuliah kami pun saling berkaitan. Saat kesulitan mengerjakan tugas atau perlu informasi, kami bisa bertanya ke satu sama lain deh dan bahkan berdiskusi ilmiah meski nggak dalam bentuk formal. Berbagai informasi perkuliahan di lingkup fakultas jadi jauh lebih mudah didapat karena kami satu fakultas.
Yap, keuangan adalah faktor utama keberlangsungan hidup kami sebagai anak rantau. Aku dan saudara kembarku berkerja sama mengelola uang dari orang tua dan saling mengingatkan kalau satu dari kami mulai boros. Hemat adalah salah satu kunci kami, guys. Dalam artian hemat adalah memprioritaskan kebutuhan bukan keinginan. Apalagi, sebagai cewek, kami sering "haus" akan segalanya dan ingin membelli semua yang dilihat mata meski tahu kita nggak butuh he he he. Nah, disinilah peran saudara kembar untuk mengingatkan.
Sama seperti anak kembar pada umumnya, dulu kami diberi barang serba identik. Setelah beranjak dewasa, kami malu pakai baju kembar dan memutuskan untuk membeli barang dengan karakteristik yang berbeda biar bisa saling meminjam. Misalnya, waktu beli hijab, kami akan memilih warna dan model yang berbeda biar dapat disesuaikan dengan pakaian kami atau biar terlihat lebih beragam. Sama dengan sepatu yang pasti kami beli dengan model dan warna yang nggak sama.
Nggak mudah lho hidup sebagai anak rantau yang gampang sakit sepertiku. Apalagi dengan mengkonsumsi makanan yang terpapar debu atau jajan sembarangan saat kuliah. Bahkan, hidup hemat kadang membuatku sering terserang maag atau typus. Saat kondisi seperti itulah aku bersyukur banget satu kampus dengan kembaranku. Waktu aku sakit, dia yang mengontrol semua kesehatanku, bahkan membawaku ke dokter. Prinsip kami adalah saling menjaga dan menyayangi. Kalah sweet tuh pacarmu.