Zetizen-Istilah flexing lagi sering digunakan di dunia maya. FYI, flexing berarti pamer atau membanggakan sesuatu untuk mendapatkan popularitas. Flexing nggak terlepas dari keberadaan media sosial yang mendorong seseorang untuk show up dan mendapatkan pengakuan. Hmm, kok bisa gitu, ya? Yuk, cari tahu! (arm/c12/lai)
Bikin Orang Lain Terkesan
Beberapa orang melakukan flexing untuk membuat orang lain terkesan. Apalagi ketika berada di lingkungan baru. Dengan pamer, mereka merasa lebih menarik di mata orang lain sehingga dapat memperluas pergaulan. Padahal, bikin orang terkesan bisa dengan hal lain seperti wawasan yang luas atau menjadi pendengar yang baik. Pamer justru bikin orang lain nggak nyaman dan kesal.
Haus Perhatian
Orang yang gemar flexing memiliki kebutuhan besar akan perhatian dan eksistensi diri. Kebutuhan itu terpenuhi jika orang lain mengakui apa yang mereka miliki. Mau itu baik ataupun buruk. Nggak jarang mereka melebih-lebihkan cerita agar mendapat perhatian lebih. Semakin banyak atensi yang diterima, semakin mereka puas.
Merasa Insecure
Mereka yang suka pamer sebenarnya merasa insecure atau rendah diri. Mereka ingin menutupi kekurangan itu dengan memamerkan pencapaian, prestasi, hingga harta untuk mendapatkan validasi dari orang lain. Flexing juga dilakukan untuk meyakinkan diri bahwa mereka baik-baik aja. Daripada pamer, yuk mulai belajar menerima kelebihan dan kekurangan diri!
Tekanan Sosial
You are your society! Tekanan sosial bisa jadi pemicu seseorang untuk flexing. Mereka berada di lingkungan yang selalu mementingkan gaya hidup mewah. So, mau nggak mau, mereka harus menyesuaikan gaya hidupnya agar tetap bisa diterima. Duh, pilah lagi deh circle pertemananmu!
Strategi Marketing
Kamu pasti pernah menjumpai influencer yang sengaja flexing untuk strategi marketing. Hal tersebut dipercaya dapat meningkatkan popularitas dan keuntungan. Orang lain pun jadi kepo dan tertarik dengan barang yang dipamerkan. Sebab, ada beberapa orang yang mudah tertarik dan percaya dengan apa yang terlihat di media sosial.
Zetizen-Tukang pamer sering kali nggak menyadari perbuatannya. Meskipun, kamu udah menunjukkan gestur nggak tertarik. Well, kamu perlu cari cara biar nggak terpaksa meladeni. Nah, berikut beberapa cara yang bisa kamu coba buat menghadapi si hobi flexing. (arm/c12/lai)
Jangan Mudah Terkesan
Orang yang hobi pamer selalu membicarakan dirinya untuk memberikan kesan kepada lawan bicara. Saat orang lain tertarik mendengarkan, flexing yang mereka lakukan akan menjadi-jadi. So, tunjukkan sikap biasa aja. Kalau perlu, katakan bahwa kamu nggak gampang kagum atau terkesan dengan orang lain. Cara itu bisa membuat mereka canggung dan enggan pamer kepadamu.
Alihkan Pembicaraan
Don’t give a chance! Mendengarkan orang yang suka pamer memang menyebalkan. Alangkah baiknya kamu segera mengalihkan pembicaraan. Usahakan memilih topik pembicaraan yang nggak berhubungan dengan kehidupan mereka. Dijamin, mereka akan ke bing ung an dan berhenti untuk pamer.
Ikutan Pamer
Melansir Psychology Today, orang yang hobi pamer nggak suka ketika orang lain pamer di hadapannya. Jadi, nggak masalah jika kamu sedikit flexing tentang apa yang kamu miliki. Dengan begitu, mereka bakal kesal dan memilih meninggalkanmu. But, don’t too much! Setelah ikutan pamer, coba evaluasi diri agar perbuatan tersebut nggak menjadi kebiasaan.
Let Them Go!
Setiap orang tentu pengin jadi pendengar yang baik. Namun, nggak berarti kamu harus membuang waktu untuk mendengarkan orang pamer. Just let them go! Nggak masalah untuk meninggalkan mereka daripada kamu buang-buang energi. Pamitlah dengan ramah dan berikan senyuman untuk menghindari kesan negatif. Focus on yourself and your business!