Zetizen-Pernah nggak sih kamu terpaksa mengiyakan ajakan teman karena Nggak enak kalau menolak? Hmm, bisa jadi kamu termasuk people pleaser. Melansir Psych Central, People Pleaser merupakan sebutan untuk seseorang yang selalu berusaha menyenangkan dan Nggak ingin mengecewakan orang lain. Sekilas terdengar positif, tetapi sifat People Pleaser ini hanya akan membuatmu merasa rendah dan berat hati ketika dimintai banyak pertolongan. Nah, biar Nggak menerka-nerka, coba checklist beberapa pernyataan berikut yang paling sesuai dengan diri kamu untuk mengetahui level people pleaser-mu. (arm/c12/lai)
Jika pilihanmu kurang dari 7, bernapaslah dengan lega cause it’s still normal. Eitts, tetap ingat, dorongan untuk menyenangkan orang lain secara berlebihan berpotensi merusak diri secara perlahan. Ketika kamu membiarkan orang lain menjadi lebih penting daripada dirimu sendiri, kamu akan mulai mengesampingkan kebutuhan pribadi. Nggak perlu terlalu khawatir dengan pendapat orang lain tentang dirimu. People come and go, cintai diri sendiri dan kembangkan potensi di dalam diri kamu. You deserve to be happy!
Kalau pilihanmu lebih dari 7, yuk ubah perilaku People Pleaser itu dengan bersikap lebih tegas. Memang sih Nggak semua orang berniat memanfaatkan kebaikanmu yang berlebihan itu, tetapi lambat laun seorang People Pleaser akan merasa dirinya dimanfaatkan. Dampaknya, dia bisa memendam rasa benci dan frustrasi. Apalagi, jika berada di sekitar orang manipulatif, People Pleaser berisiko mengalami penipuan, lho! So, kalau dimintai bantuan di luar kapasitas bahkan merugikan, kamu boleh kok menolaknya. Lakukan dengan baik-baik dan jelaskan alasan kamu Nggak bisa melakukannya. Stand up for yourself!
Meski aku juga selalu memikirkan gimana kalau aku di posisi orang yang meminta tolong, Nggak berarti kita perlu menjadi people pleaser. Kalau mau bantu ya kenapa nggak, asal diri kita sendiri juga Nggak merasa direpotkan. Apalagi kalau sampai selalu merasa bersalah, it’s big no! Sebab, sikap People Pleaser yang berlebihan akan membuat seseorang terus-menerus merasa dirinya Nggak mampu ketika dia Nggak bisa memenuhi ekspektasi orang lain dan dia malah diremehin. Yuk, lebih mengenali dan menghargai diri sendiri.
Menurutku, sikap ”nggak enakan” itu perlu ada di setiap manusia, tetapi kita juga perlu tahu situasi dan waktu, kapan harus bersikap seperti itu. Kalau kita jadi People Pleaser secara berlebihan, itu bisa membatasi diri buat berkembang. Sebab, ketika kita ingin mencoba hal baru dan menurut orang lain itu Nggak baik untuk dilakukan, kita pasti akhirnya mikir lagi buat mencobanya. Lain halnya kalau sikap People Pleaser itu sewajarnya aja, kita jadi lebih berani mengungkapkan keinginan kita untuk mengembangkan kemampuan diri.
Sikapku lebih ke People Pleaser karena menganggap orang sekitar lebih penting daripada diriku sendiri. Entah itu orang yang pernah punya salah atau nggak. Ketika dia datang meminta bantuan, pasti sebisa mungkin aku usahakan. Contohnya, waktu aku bantu teman untuk ngerjain tugasnya, eh malah aku dituduh plagiat tugas dia di depan dosen. Aku tahu kalau lama-lama aku dimanfaatin dan jadi lebih introver. Tapi, aku sendiri merasa kayak ya udah lah, pasti suatu saat Tuhan membalas itu semua.
Aku sendiri selalu memikirkan perasaan orang lain. Kayak temanku enjoy Nggak ya berteman sama aku? Karena keraguan itu, akhirnya aku selalu berusaha untuk melakukan apa yang mereka suka biar mereka nyaman. Sampai aku sendiri lupa kalau aku juga butuh bahagia dengan diri sendiri. Kalau capek, aku justru sering denial sama emosiku karena lebih takut jika mereka marah dan Nggak suka sama aku. Aku tahu jadi People Pleaser ini Nggak baik dan perlu dikurangi, but it’s so hard.