Zetizen-Pernah tiba-tiba Lupa mau melakukan atau mengucapkan sesuatu? Misalnya, kamu berjalan ke arah dapur, tetapi sesampainya di sana, kamu justru Lupa mau ngapain. Hal semacam itu bisa terjadi bukan karena gejala pikun, lho. Fenomena mendadak Lupa tersebut dikenal sebagai doorway effect. Doorway effect mengacu pada bagaimana seseorang memilah-milah berbagai hal dalam otak yang sering terjadi saat masuk atau keluar (berpindah ruangan) melewati pintu.
Berdasar jurnal yang berjudul Quarterly Journal of Experimental Psychology, doorway effect digambarkan sebagai ”batas acara” yang bisa memisahkan antara aktivitas sebelum dan sesudah. Ketika melewati batas tersebut, otak biasanya memberikan sinyal kepada memori bahwa kamu memasuki ruangan baru. Pada saat itu, memori akan terpecah menjadi beberapa segmen dan mereset beberapa ingatan. Rencana C yang kamu buat di situasi dan lokasi A seakan-akan tertinggal di lokasi A. Jadi, saat berada di lokasi dan situasi C, kamu justru nggak mengingat apa-apa.
”Penyebabnya sendiri bisa dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, doorway effect dipengaruhi faktor objek perubahannya. Semakin berbeda lokasi dan situasi satu titik dengan titik yang lain, potensi lupanya juga semakin besar. Kedua, kurangnya fokus dan nggak ada perhatian secara penuh. Jadi, informasi yang diterima otak cuma setengah-setengah. Ketiga, doorway effect disebabkan banyaknya pikiran di waktu yang bersamaan dan sering kali membuat kita blank,” jelas Jainal Ilmi MPsi, psikolog.
Doorway effect yang nggak bisa dihindari kadang membuat kita kesal. Nggak jarang hal yang terlupakan adalah hal yang penting untuk dilakukan. Meski begitu, kamu tetap bisa meminimalkan dengan membuat to-do list. Kalau perlu, visualisasikan/imajinasikan hal-hal yang ingin dikerjakan supaya nggak ada yang terlupa. Pastikan juga untuk tetap menjaga fokus. Jangan terlalu memikirkan hal-hal yang nggak penting sehingga membuatmu gampang terdistraksi.
”Caranya adalah memperhatikan asupan makanan yang diimbangi dengan tidur berkualitas. Ada juga latihan meditasi dengan duduk bersila dan memfokuskan pikiran pada embusan napas saat sebelum maupun setelah tidur. Terakhir, kita bisa melatih otak untuk selalu mengingat-ingat informasi yang telah didapatkan. Misalnya, setelah menonton drama Korea, ingat-ingat lagi adegan apa aja yang telah ditonton. Opsi lainnya, bisa dengan memainkan game yang mengasah kemampuan otak kita,” lanjut Jainal.
Don’t think about it too much! Kamu nggak perlu khawatir jika sering mengalami doorway effect. Sebab, ingatan manusia pada umumnya bersifat episodik. Doorway effect nggak bisa jadi tolok ukur untuk menentukan keterkaitan dengan penyakit lain. So, doorway effect bukan tanda penyakit Alzheimer, ya. Mengalami Lupa juga menandakan bahwa kamu adalah manusia. Take easy! (arm/c12/lai)
BUKAN cuma tubuh yang butuh olahraga, otak pun membutuhkannya agar tetap tajam dan terasah. Kamu bisa melakukan senam otak untuk menjaga kesehatan otak serta meningkatkan kognitif dan kefokusan. Tenang, senamnya nggak mengerjakan soal hitungan kok. Kamu cukup melakukan beberapa gerakan yang menghubungkan antara otak, indra, dan tubuh. Nah, berikut tiga gerakan dasar yang bisa kamu coba. (arm/c12/lai)
Ambil posisi berdiri tegak dan buka kedua kaki selebar bahu. Angkat lutut kanan sampai bersentuhan dengan siku kiri. Miringkan sedikit kepala dan bahu kiri ke arah kanan saat melakukan gerakan ini. Kemudian, ganti sisi kiri dengan gerakan yang sama. Ulangi sampai kira-kira 30 detik untuk melatih keseimbangan otak kanan dan kiri.
Sebelum gerakan dimulai, kamu perlu menemukan positive point yang ada di area dahi. Titik ini tepatnya berada di atas alis, di tengah antara alis dan garis rambut. Kamu mungkin menemukan sedikit area yang menonjol pada titik tersebut. Letakkan tiga jari dan tekan dengan lembut area itu. Tutup mata dan tarik napas dalam-dalam sebanyak sepuluh kali. Gerakan positive point ini bisa membantumu meredakan stres.
Gerakan hookup bisa kamu lakukan dengan berdiri tegak. Silangkan pergelangan kaki kiri di depan pergelangan kaki kanan. Lalu, satukan kedua telapak tangan dan jalin jari-jari di depan dada secara menyilang. Angkat tangan yang menyilang tersebut ke arah dagu. Tutup mata dan tarik napas dalam[1]dalam. Embuskan napas lewat mulut secara perlahan. Lakukan selama satu menit agar sistem saraf pusat pada otak menjadi lebih rileks dan fokus.