Zetizen.com - Hayoo, siapa yang sempat ngalamin ear worm sama nada-nada Baby Shark Doo Doo atau Eta Terangkanlah yang sempat ngehits beberapa waktu lalu? Meskipun nadanya simpel bahkan cenderung receh, lagu-lagu semacam itu ternyata mudah banget terngiang bahkan viral di masyarakat kita. Hmm, apa itu tandanya selera orang Indonesia receh ya? Atau, emang ada faktor penyebab lainnya?
Kamu normal, kok. Soalnya, ternyata hal itu termasuk dampak dari aspek psikologis yang dimiliki oleh selayaknya manusia. Lebih jelasnya, yuk dengerin penjelasan sisi psikologisnya dari Cicilia Evi GradDiplSc., M. Psi, Psikolog Klinis dari Pusat Layanan Psikologi, Unika Widya Mandala Surabaya.
Baca juga:
Apa yang dimaksud lagu pengiring?
|
Mengikuti Crowd
“Pada dasarnya, manusia selalu mengikuti crowd dan juga apa yang lagi mainstream saat ini,” sebut Bu Cicilia.
Tiap ada tren baru, siapapun pasti langsung ngikutin. Ternyata, hal ini yang mendasari kepopuleran lagu-lagu receh. Alasannya, manusia ingin mendapatkan penerimaan dari lingkungan sekitar. Tahu sendiri dong kebiasaan manusia feeling bad kalau berbeda dari teman-teman sekitar karena nggak up to date?
Simpelnya, suatu lagu jadi terngiang terus di telinga kamu karena emang lagu itu viral dan mau nggak mau kamu terus menerus mendengarnya. Contohnya seperti lagu Akad karya Payung Teduh yang tiba-tiba jadi viral banget sampai bosen yang denger. Di timeline, di mall, di radio, semua memutar lagu itu. Gimana nggak hafal?
Baca juga:
Belum Asyik Tanpa Musik
|
Anak Kekinian Lebih Tertarik Stimulus Visual
Menurut Bu Cicilia, perubahan zaman menimbulkan kegiatan baru yang cenderung mengarah ke stimulus visual. Zaman dulu, melihat anak muda baca buku di pinggir jalan bukan hal langka. Tapi, sekarang kita jarang banget menemukan hal-hal itu. Seiring dengan perkembangan teknologi, lebih banyak anak muda yang asyik dengan youtube atau instagram. Dua aplikasi ini disukai karena punya stimulus visual yang memikat. Misalnya, berbagai video di pinkfong yang didominasi warna-warna cerah dengan musik yang ceria.
Makanya, video dengan stimulus visual yang menarik kayak Baby Shark bisa ngetren banget di kalangan remaja. Dampak berikutnya, lagu dari video itu pun jadi ear worm kita.
Menurunnya Minat Baca
“Generasi muda mengalami penurunan yang signifikan dalam keterampilan dan minat membaca. Minat anak muda sekarang lebih ke arah hal-hal yang mengutamakan aspek visual seperti gambar, foto dan video,” kata Bu Cicilia.
Wah, nggak heran kalau jaman sekarang, diskusi buku maupun bedah buku sepi peminat yaa. Soalnya, ‘kids jaman now’ lebih tertarik pada screen-based activities seperti sosmed, TV dan internet.
Refreshing
Tugas sekolah yang menumpuk, ditambah tuntutan pribadi misal soal eksistensi secara nggak langsung menimbulkan pressure tersendiri. Sebagai pelarian, browsing hal-hal ringan dan cenderung receh pun dilakukan. Tujuannya tentu untuk melepas stres dan beban di kepala.
“Dari sisi yang lebih mendalam, ada juga kebutuhan untuk melakukan aktivitas yang ringan dan tidak terlalu berat," sebut Bu Cicilia.
Pastinya, refreshing boleh. Tapi jangan malah tenggelam sama hal-hal receh yah.. Apalagi buat para senior yang udah mau ujian. Jangan lupa buka soal-soal latihan UN atau SBMPTN, hihihi...
Editor: Fahri Syadia