WO-HOO! Zetizen Troops is back! Pastinya, Zetizen bakal ngajak kalian seru-seruan bareng, guys. Nah, kali ini Zetizen ngadain event buat teman[1]teman SMP/MI, SMA/MA, dan SMK se-Surabaya lho. Setelah melalui seleksi, ada 50 peserta yang lolos tahap pertama buat ikutan first gathering kemarin. Gimana sih keseruan first gathering Zetizen Troops 2020? Yuk, simak! (ncl/c12/efn)
Bertempat di Graha Pena Jawa Pos lantai 4, para peserta 50 besar Zetizen Troops 2020 dipertemukan. Pada kesempatan kali ini, para peserta yang diterima tahap pertama diberi pengarahan secara langsung oleh supervisor Zetizen Jawa Pos Diana Hasna. Diana menyampaikan apa sih Zetizen Troops itu, kemudian menjelaskan kalau selanjutnya hanya ada 35 peserta yang bakal menjadi representasi Zetizen di sekolah mereka.
Baca juga:
Sebuah Surat Cinta- Bagian 1
|
“Aku waktu dapat info tentang Zetizen Troops ini excited banget. Apalagi, aku juga ada project tentang kampanye kesehatan mental gitu kan, harapannya lewat Zetizen Troops ini aku bisa nyampein tentang pentingnya kesehatan mental,” ujar Zora Calista, salah seorang peserta Zetizen Troops 2020 dari SMA Negeri 5 Surabaya.
Setelah itu, master of ceremony memberikan arahan tentang challenge selanjutnya yang harus diselesaikan para peserta 50 besar itu. Nah, di challenge tersebut, mereka harus membuat video yang berdurasi maksimal tiga menit yang akan diunggah di akun Instagram mereka mengenai beberapa hal seperti profil sekolah, tiga kata tentang diri mereka, dan apa yang akan mereka lakukan jika sudah menjadi bagian Zetizen Troops. Mereka punya waktu seminggu buat menyelesaikan tantangan tersebut.
Baca juga:
Penuh Lika-Liku Sampai ke Prancis
|
Saat first gathering, para peserta juga mengikuti sesi foto dan wawancara atau yang bisa disebut dengan Troopinion bersama kru Zetizen. Di sesi Troopinion, para peserta mendapat pertanyaan sesuai dengan nomor yang telah diundi, lalu mereka bisa mengutarakan pendapat dan perspektif mereka tentang hal-hal yang dibicarakan di lingkungan sekolah, sesuai pertanyaan yang mereka dapat.
”Di sesi Troopinion, aku dapat pertanyaan tentang siswa yang memakai vapor. Kalau menurut aku, vapor itu membahayakan, sama aja kayak rokok gitu. Efek jangka panjangnya nggak bagus untuk kesehatan,” ungkap Priskila Pogalin, salah seorang peserta dari SMK Wijaya Putra.
Setelah semua sesi selesai, para peserta berkumpul kembali di lounge Graha Pena lantai 4. Di sela-sela break setelah sesi foto dan Troopinion, para peserta nggak cuma diam-diam lho. Mereka produktif bikin konten. Bahkan, ada yang bikin video TikTok bareng kru Zetizen juga. Nah, bukan Zetizen kalau nggak bagi-bagi hadiah dong. Yap! Ada berbagai macam hadiah yang dipersiapkan kru Zetizen buat yang bisa menyelesaikan mini challenge selama acara berlangsung, yakni bikin Instagram story tentang first gathering.
Baca juga:
Saat Perempuan Berani Ambil Langkah
|
So, kita tunggu seperti apa sih video kreatif challenge kedua yang akan dibuat para peserta 50 besar Zetizen Troops 2020? Tetep ikutin keseruan dan pantengin terus di akun official Instagram @zetizen_surabaya dan hastag #ZetizenTroops2020, ya.
LIMA puluh nama Zetizen Troops 2020 udah diumumin kemarin. Nah, kira-kira apa ya ide project dan harapan mereka sampai mutusin buat ikutan? Simak tiga jawaban di antaranya, yuk! (c12/efn)
“Kalau misalnya aku keterima buat lanjut, aku bakal bikin colorwalk gitu buat member Zetizen Troops atau kru buat seneng-seneng, jalan sehat gitu. Kalau bisa, ada kayak challenge di tengah jalan. Terus mungkin ada kuis tuh disiramin air, itu kan seru banget buat main-main. Oya, aku tuh ngerasa skillku sebagai pelajar atau content creator itu masih kurang banget. Jadi, pengin nambah skill editing atau ngomongku, pokoknya semualah.”
“Aku tuh kan penggemar basket banget, ya. Jadi, ideku bakal lebih ke sport sih nantinya. Kita kayak kurang bisa seviral di luar. Contohnya, Amerika, itu ada organisasi yang namanya Overtime. Mereka aktif di sosial media aja, bikin highlight-highlight doang, tapi karena itu, mereka jadi terkenal. Apa salahnya kalau di Indonesia juga ada.”
”Aku punya ide namanya Cultural World Day. Misalkan acaranya ada penampilan[1]penampilan dari berbagai budaya dari luar negeri. Jadi, kita tuh selain bisa menikmati acaranya, ada booth-booth dari setiap negara yang menjelaskan budaya tersebut. Kayak meningkatkan wawasan para siswa atau orang-orang secara umum, terus ada games sama photobooth juga. Jadi, acara tetep kekinian, tapi kita juga dapat ilmu.”