Zetizen-Orang tua Lia jarang berada di rumah. Setiap akhir pekan, keduanya selalu berada di luar kota untuk bertemu klien. Hanya ada Lia dan pembantu rumah tangga bernama Bu Dati di rumah. Beruntung, Lia punya sahabat yang selalu menemaninya. Seperti biasa, Sabtu itu Lia mengajak Kira ke rumah untuk mengerjakan tugas dan bermain bersama.
Begitu sampai, Kira langsung menuju ruang belajar dan mengerjakan tugas di sana. Kira sempat keluar dari ruang belajar untuk ke kamar mandi. Sementara itu, Bu Dati yang tengah berada di dapur melihat Sam masuk dari pintu utama. ’’Mengajar ya, Sam?” sapa Bu Dati. ’’Ini ada soal persiapan ujian,’’ jawab guru les Lia itu. Sam kemudian naik ke ruang belajar.
Cukup lama Bu Dati berkutat di dapur. Dia kemudian menuju ke ruang belajar dengan niat mengantarkan snack. Begitu pintu terbuka, betapa kagetnya Bu Dati mendapati Lia sudah tergeletak di lantai dan tidak bernapas. Tak menemukan siapa-siapa, Bu Dati pun berlari menuruni tangga dan menelepon ambulans. Sayang, pertolongan
datang terlambat. Karena hanya Kira, Bu Dati, dan Sam yang ada di rumah saat kejadian, ketiganya dipanggil ke kantor polisi. Ketika diinterogasi, semuanya memberikan pernyataan yang berbeda.
Baca juga:
Melampaui Bayang-Bayang
|
’’Aku selalu bersama Kira sepanjang sore, kecuali saat aku ke kamar mandi. Ketika kembali ke ruang belajar, aku menemukan Lia sulit bernapas. Aku langsung mencari inhaler, tapi nggak ketemu. Aku kemudian turun untuk mencari cadangannya. Saat melewati dapur, aku melihat Bu Dati baru saja membuang sampah,’’ jelas Kira.
Lia memang mengidap asma yang cukup parah sejak kecil. Itu kenapa orang tuanya selalu menaruh cadangan inhaler di berbagai ruangan. Giliran Bu Dati yang diinterogasi. ’’Tadi saya sedang bikin jus apel buat Non Lia sama Kira. Waktu masuk ke ruang belajar, Non Lia sudah tergeletak di lantai,’’ tuturnya. Ketika ditanya
apakah menemukan sesuatu yang mencurigakan, Bu Dati mengangguk. ’’Sam pulang hanya bawa tas kecil kemarin, biasanya kalau mengajar, dia selalu bawa banyak buku,’’ tambah Bu Dati.
Polisi pun beralih pada Sam. ’’Aku datang untuk mengirim latihan soal persiapan ujian sekaligus mengambil alat tulis yang tertinggal kemarin. Waktu di ruang belajar, aku sempat berbincang dengan Lia sebentar sebelum pulang. Sepertinya ini kecelakaan saja, karena semuanya nggak ada di ruang belajar. Bu Dati di dapur dan Kira di kamar mandi,’’ ungkapnya.
Baca juga:
Sebuah Surat Cinta - Bagian terakhir
|
Setelah mendengar semua pernyataan mereka, polisi cukup bingung apakah ini merupakan kasus kecelakaan atau pembu nuhan. Bisakah kamu membantu polisi mengung kap kasus kematian Lia? Siapa yang nggak sengaja menghilangkan inhaler Lia atau mungkin sengaja menghilangkannya? (elv/c12/lai)
Who Did It?
Kira, Sahabat Lia
Baca juga:
Sebuah Surat Cinta- Bagian 1
|
Kira dan Lia sudah berteman hampir 6 tahun lamanya. Kira sampai hafal semua kebiasaan, kesukaan, dan tentunya penyakit yang diderita Lia. Well, Kira memang setuju soal Lia yang sombong. Sudah ser ing Kira mengingatkan Lia soal perangai buruknya itu, tapi hanya diabaikan.
Bu Dati
Bu Dati sudah melayani keluarga Lia jauh sebelum dia lahir. Tentu, Bu Dati sangat menyayangi Lia karena sering menjaganya. Di usianya yang sudah senja, Bu Dati mulai mengalami demensia. Dia sering melakukan sesuatu tanpa sadar. Bu Dati bisa pergi ke dapur dengan membawa peralatan berkebun atau tanpa sengaja membuang sesuatu yang penting.
Sam, si Guru Les
Sam baru bekerja sebagai guru les setahun yang lalu. Dia mengajar setiap hari, kecuali akhir pekan karena harus bekerja paro waktu di tempat lain. Meski Sam adalah
guru yang pintar, Lia kerap merendahkannya. Siapa pun akan sakit hati jika direndahkan. Namun, Sam mencoba bersabar karena dia membutuhkan uang untuk biaya sekolah adiknya.