Bulan suci ramadhan sudah ditunggu-tunggu apalagi hari raya idul fitri. Momen tersebut identik dengan dua makanan yang hampir sama rasanya yaitu lontong dan ketupat.
Kedua kudapan tersebut menjadi hidangan utama saat hari raya idul fitri. Lontong dan ketupat memang memiliki rasa dan tekstur yang hampir sama.
Namun keduanya memiliki perbedaan, salah satunya adalah pembungkusnya. Tidak hanya bungkusnya saja yang berbeda, kedua kudapan tersebut memiliki perbedaan lainnya.
Ketupat sendiri merupakan makanan yang terbuat dari beras dibungkus dengan daun kelapa muda yang berbentuk seperti bentuk ketupat.
Biasanya pembungkus ketupat dibuat terlebih dahulu dengan dua helai daun kelapa muda. Setelah membuat bungkusnya barulah ketupat diisi dengan beras.
Sedangkan lontong merupakan merupakan makanan yang bahan utamanya juga beras, tapi pembungkusnya berupa daun pisang yang dibentuk lonjong.
Kedua makanan tersebut memiliki tekstur yang padat dan pulen. Biasanya disajikan dengan lauk pendamping yang beragam seperti kupat tahu, lontong balap, lontong dekem, kupat pecel, dan lontong lodoh.
Selain hari raya idul fitri, ketupat dan lontong bisa disajikan kapan saja.
Menilik Sejarah Kupat dan Lontong
Ketupat sudah ada sejak zaman dulu tepatnya pada zaman Hindu-Budha abad ke-15 di Nusantara. Makanan ini pertama kali dikenalkan oleh sunan Kalijaga pada masa kerajaan Demak.
Makanan ini digunakan sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam khususnya di pesisir Utara Jawa. Meski tidak tercantum di prasasti tapi makanan dari beras yang dibungkus, sudah ada sejak pra-islam.
Baca juga:
A Glimpse of Butterfly Pea Flower
|
Sedangkan awal mula yaitu berupa nasi yang dibungkus dengan daun pisang dan daun jati. Hal ini dikarenakan nasi yang dibungkus daun mudah untuk dibawa kemana saja di masa kerajaan Majapahit.
Ini dibuktikan dengan keberadaan lontong yang melekat dengan masyarakat Indonesia. Maka dari itu lontong merupakan salah satu makanan yang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat Indonesia.
Dimana lontong sendiri menjadi saksi dan warisan budaya Indonesia. Meski zaman semakin berkembang pesat dan tidak menghilangkan eksistensinya.
Filosofi Lontong dan Ketupat
Meski seringkali makanan ini kita temui, tapi masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui filosofi dan makna mengenai lontong dan ketupat.
Tentu saja makanan ini memiliki makna dan filosofi tersendiri. Ketupat berasal dari ‘ngaku lepat’ yang berarti mengakui kesalahan.