zetizen

Isolated Area: The Aftermath

Sports And Health

Zetizen-Pernah terpikir rasanya kalau tubuhmu terperangkap dan nggak bisa melakukan apa-apa? Nah, seperti itulah gambaran ketika kamu berada di dalam tempat yang sedang dikarantina atau diisolasi. Menyeramkan? Pasti. Tapi, apa efeknya dan mengapa beberapa tempat perlu diisolasi sepanjang sejarah kehidupan manusia?

November 2018 lalu, Rich Alati, pemain poker profesional, ditantang untuk berada dalam ruangan gelap. Dia diberi fasilitas kamar mandi, tempat tidur, dan kulkas dengan segala makanan yang diinginkan. Dia harus berada dalam kondisi tersebut dan tidak berinteraksi dengan manusia lain selama 30 hari. Jika berhasil, dia akan diberi uang USD 100.000.

’’Semua berjalan begitu cepat. Pikiranku berubah dari hal-hal positif menjadi banyak pertanyaan ’what if?’,’’ ujar Alati seperti dikutip dari situs The Guardian. Melalui hal tersebut, banyak psikolog yang menyimpulkan bahwa ketidakmampuan untuk melakukan hal[1]hal tertentu dan perasaan kesepian terbukti dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik seseorang.

Sepanjang sejarah kehidupan manusia, beberapa tempat terpaksa diisolasi karena faktor-faktor tertentu. Baru-baru saja, akibat munculnya virus korona, Kota Wuhan di Tiongkok ditetapkan dalam status cordon sanitaire. Yaitu, pembatasan gerak sekumpulan orang untuk masuk atau keluar dari suatu area geografis. Hal tersebut ternyata nggak hanya berdampak ke orang[1]orang yang berada di dalamnya, tetapi juga aspek-aspek di negaranya.

Dikarantinanya Kota Wuhan mengundang pro-kontra dari berbagai pihak, bahkan untuk dunia internasional. Dilansir dari situs The Atlantic, James Hodge, profesor hukum-kesehatan dari Arizona, mengatakan bahwa karantina besar[1]besaran di Tiongkok dapat menjadi pelanggaran hak asasi meskipun penyelenggaraannya berdasar kepentingan orang banyak.

Secara tidak langsung, diisolasinya kota-kota di Tiongkok juga berdampak besar pada perekonomian, baik nasional maupun global, mengingat Tiongkok mempunyai pendapatan gross domestic product (GDP) tertinggi setelah Amerika Serikat. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya jumlah turis secara drastis yang menjadi salah satu sumber pemasukan terbesar di Tiongkok.

Memburuknya ekonomi tersebut juga disampaikan John Quelch, dekan administrasi bisnis di Universitas Miami, dalam wawancaranya dengan Bloomberg. ’’Isolasi di rumah masing-masing penduduk kota akhirnya berdampak pada hilangnya penjualan barang-barang ritel dan turis serta menurunnya pemasukan hotel dan tempat wisata,” tuturnya. (c20/kch)

Zetizen-Sebuah daerah dapat terisolasi atau dikarantina karena sesuatu. Umumnya, daerah tersebut diputuskan diisolasi karena berbagai pihak tidak ingin suatu hal di dalamnya menyebar ke luar daerah itu. Selama ini, sejarah mencatat tempat-tempat di dunia yang pernah diisolasi, bahkan hingga bertahun-tahun. Hmm, ada apa saja ya? (c20/kch)

ANTISIPASI: Staf medis didesinfeksi sebelum keluar dari zona karantina yang merupakan bekas salah satu hotel di Wuhan, Tiongkok.

Wuhan Lockdown (2020)

Baru-baru ini, virus korona datang dan membuat dunia internasional ketakutan. Untuk menghentikan penyebarannya, dilakukan cordon sanitaire pada Kota Wuhan dan kota-kota lain di Provinsi Hubei yang berefek pada sekitar 11 juta orang. Bahkan, Wuhan lockdown ini dikatakan sebagai salah satu karantina yang paling tidak terduga dan terbesar selama sejarah.

Operasi Vegetarian (1942)-(1990)

Sebagai taktik militer dalam Perang Dunia II, Inggris berencana menyebar spora penyakit antraks serta kulit yang menular dan ganas. Sebelum disebar, spora tersebut diuji di pulau tidak berpenghuni, yakni Pulau Gruinard, Skotlandia. Karena akhirnya mengakibatkan kontaminasi yang benar-benar meluas dan nggak terkontrol, akhirnya Pulau Gruinard dikarantina sampai 1990. Wih, lama juga, ya?

Venesia dan Upaya Mencegah Black Death (1348)

Sekitar setengah penduduk Venesia meninggal karena black plague berusaha mengantisipasi hal tersebut dengan mengarantina masuknya kapal dari lautan selama 40 hari sebelum dapat mendarat di pelabuhan Venesia. Selama 40 hari tersebut diartikan dalam bahasa Italia sebagai quarantenario yang merupakan asal mula munculnya kata quarantine atau karantina.