Zetizen.com - Belum lama beli smartphone, tapi baterai udah terasa boros dan mulai sering panas. Nggak lama kemudian, back case smartphone-mu mulai terasa penuh dan terlihat kembung. Bete banget kan? Jangan-jangan smartphone nya cacat produksi nih!
Weits.. tunggu dulu, bro! Sebelum kamu nyalah-nyalahin pabrik smartphone karena jual produk cacat, coba ingat-ingat dulu deh. Sebelumnya, pernah nggak sih kamu melakukan kebiasaan-kebiasaan berikut?
Hampir seluruh baterai Lithium (Li) yang ada di smartphone saat ini punya charge cycle terbatas. Satu charge cycle ini dihitung saat baterai diisi dari 0% sampai 100%. Makin sering kamu membiarkan bateraimu habis sampai 0%, maka makin pendek juga umur baterai itu.
Biar lebih awet, usahakan mengisi bateraimu sebelum benar-benar habis, dan berhenti sebelum benar-benar penuh. Banyak yang menyarankan range pengisian dari 20% sampai 80/90% kapasitas baterai.
Menggunakan smartphone saat sedang di-charge sebenarnya sangat nggak disarankan. Apalagi kalau kamu memakai untuk menjalankan aplikasi berat kayak game atau video.
Sebab, pada dasarnya, proses charging menghasilkan panas. dan menjalankan aplikasi juga membuat smartphone bekerja keras dan menghasilkan panas. Banyaknya panas yang diterima baterai ini punya efek buruk. Apalagi, proses charging jadi makin lama karena dayanya terus tersedot untuk menjalankan game.
Efeknya, ukuran bateraimu bisa mengembang dan akhirnya 'hamil'. Kalau udah begini, kondisi baterai jadi nggak stabil dan bisa merusak komponen elektronik lain.
"Eh colokan kita sama kan? pinjem charger dong!"
Well... well... well... Kebiasaan memakai charger yang nggak sesuai ini juga bisa merusak baterai mu. Sebab, tiap smartphone punya spesifikasi tegangan dan arus pengisian yang berbeda.
Jadi sebelum pinjam meminjam charger, perhatiin dulu ya rating chargernya sesuai nggak sama spesifikasi bateraimu.
Mirip dengan charger, power bank yang nggak sesuai juga bisa banget merusak baterai smartphonemu.
Sebelum memakai, pastikan dulu rating power bank mu sesuai spesifikasi baterai smartphone mu. Kebanyakan smartphone saat ini punya rating tegangan pengisian berkisar 5V dengan arus 1A/2A.
Kalau tegangan powerbank kurang dari itu, yang terjadi bisa aja justru baterai smartphone mu yang tersedot. Atau kalau terlalu besar, bukan nggak mungkin bateraimu rusak karena overload.
Kalau membiarkan baterai smartphone sampai benar-benar habis itu buruk, maka membiarkannya terlalu penuh juga sama nggak bagusnya.
Soalnya, adanya arus pengisian saat baterai sudah penuh bisa menimbulkan panas berlebih yang akhirnya bikin baterai hamil atau 'bocor'. Makanya, sebisa mungkin, kurang-kurangin deh men-charge smartphone semalaman.
Emang sih, sebagian besar konektor smartphone saat ini punya tipe yang sama. Tapi buka berarti kamu bisa asal menggunakan konektor.
Konektor yang murah dan nggak terjamin kualitasnya punya kemungkinan lebih besar buat merusak smartphone mu. Sebab, posisi pin dan bentuk konektor yang nggak akurat bisa menimbulkan short circuit alias korslet. Selain itu, substrat kabel yang nggak berkualitas pun bisa merubah nilai tegangan dan arus listrik pengisian.
Teknologi yang satu ini emang masih diperdebatkan efeknya. Namun, kebanyakan fast charging sebenarnya hanya melewatkan arus pengisian yang lebih besar dari seharusnya buat mempercepat pengisian daya.
Selain itu, banyak iklan yang mempromosikan fast charging ini bisa mengisi daya dari kosong hingga hampir penuh dalam waktu singkat. Padahal, seperti yang udah dibahas, mengosongkan baterai terlalu sering itu nggak bagus. Jadi, kalau emang nggak perlu-perlu amat, mending gunakan standard charger aja, Guys!
So, gimana? Ada kebiasaan di atas yang sering kamu lakuin? Kalau iya, kemungkinan besar, rusaknya baterai gadgetmu itu bukan karena cacat produksi, tapi justru karena ulahmu sendiri tuh.